Browse By

KEAJAIBAN KECERDASAN BUATAN

Pendahuluan

Perangkat medis yang dilengkapi kecerdasan buatan (AI), merupakan salahsatu indikator transformasi digital dalam organisasi pelayanan kesehatan. Walaupun demikian, kekuatan sebenarnya AI dapat terlihat di bidang seperti pengobatan presisi, pencitraan medis, penemuan obat, dan genomik. Sebagai contoh, pasien kanker yang biasanya menerima pengobatan dengan tingkat kegagalan yang tinggi, berkat pola AI yang canggih, maka pasien tersebut dapat  memiliki akses terhadap terapi yang dipersonalisasi yang disesuaikan dengan susunan genetik dan gaya hidupnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka tulisan ini akan mengangkat tentang keajaiban kecerdasam buatan (The wonders of artificial intelligence), mengacu pada pendapat Reddy[1], tentang tujuh kondisi transformasi digital dalam layanan kesehatan di tahun 2023. Tulisan ini merupakan kelanjutan dari 4 tulisan sebelumnya dengan judul: ”Layanan kesehatan on-demand”,Big data dalam layanan kesehatan”, “Virtual reality & layanan kesehatan prediktif”, & Pertumbuhan wearable medical devices”.  

The wonders of artificial intelligence

Kecerdasan buatan (AI) lebih dari sekadar tren transformasi digital dalam layanan kesehatan. AI mewakili lambang inovasi medis dan para pelaku industri sangat ingin menginvestasikan jutaan dolar ke dalamnya. Pasar peralatan kesehatan yang didukung AI diperkirakan akan melampaui $34 miliar pada tahun 2025. Hal ini berarti bahwa teknologi ini akan membentuk hampir semua aspek industri. Bagi sebagian besar pasien, AI dalam bidang kedokteran mengingatkan kita pada robot perawat Jepang. Tapi sekarang, ada banyak versi Amerika juga, seperti Moxi, droid RS ramah yang dirancang untuk membantu perawat manusia melakukan tugas-tugas rutin seperti mengambil dan mengisi kembali persediaan. Chatbots dan asisten kesehatan virtual adalah teknologi berbasis AI lainnya yang mulai dikenal oleh pasien. Chatbots dapat mengisi banyak peran mulai dari perwakilan layanan pelanggan hingga alat diagnostik dan bahkan terapis. Keserbagunaan mereka diwujudkan dalam investasi besar. Pasar chatbot layanan kesehatan global diproyeksikan mencapai $314,3 juta pada tahun 2023 dari $122 juta pada tahun 2018. Namun kekuatan AI yang sebenarnya dapat diamati dengan baik di berbagai bidang seperti pengobatan presisi, pencitraan medis, penemuan obat, dan genomik. Misalnya, pasien kanker biasanya menerima pengobatan dengan tingkat kegagalan yang tinggi. Kini, berkat pengenalan pola AI yang canggih, pasien-pasien ini memiliki akses terhadap terapi yang dipersonalisasi yang disesuaikan dengan susunan genetik dan gaya hidup mereka. Singkatnya, apa yang dilakukan program komputer bertenaga AI untuk onkologi adalah menganalisis ribuan gambar patologi berbagai jenis kanker untuk memberikan diagnosis yang sangat akurat dan memprediksi kombinasi obat antikanker terbaik. Dalam diagnostik pencitraan medis, teknologi ini membantu ahli radiologi menemukan detail yang luput dari pandangan manusia. Terlebih lagi, perusahaan farmasi dan bioteknologi terkemuka menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk mempersingkat siklus pengembangan obat. Faktanya, temuan terbaru menunjukkan bahwa AI dapat memangkas waktu penemuan obat, yang pada awalnya membutuhkan waktu sekitar empat tahun dibandingkan rata-rata industri, dan menghasilkan penghematan biaya sebesar 60 persen. Secara keseluruhan, AI diperkirakan akan menghasilkan penghematan tahunan sebesar $150 miliar bagi perekonomian layanan kesehatan AS pada tahun 2026. Startup sudah memanfaatkan peluang ini. Jumlah startup AI yang aktif telah meningkat 14 kali lipat sejak tahun 2000. Angka-angka ini saja sudah cukup untuk meyakinkan CEO mana pun yang ingin mengantarkan organisasi kesehatannya mencapai kematangan digital bahwa AI layak untuk diinvestasikan. [1] Michael Reddy, (tanpa tahun), Digital Transformation in Healthcare in 2023: 7 Key Trends
Baca Juga:  KEKURANGAN TENAGA KERJA, TEKANAN KEUANGAN & REGULASI BAGI INDUSTRY PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2025