UPAYA CHIEF REVENUE OFFICER (PRESBYTERIAN HEALTHCARE SERVICES, ALBUQUERQUE- NEW MEXICO) MENGHADAPI KRISIS AKIBAT COVID-19
Pendahuluan
Salahsatu dampak pandemi COVID-19 bagi organisasi pelayanan kesehatan adalah terjadinya penurunan pendapatan. Karena itu, bagian & pimpinan yang terkait dengan keuangan RS (termasuk Chief revenue officer) harus berupaya agar hal tersebut dapat diatasi. Chief revenue officer, yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan pendapatan RS (kas, piutang, dll), harus berusaha secara maksimal agar organisasinya terhindar dari krisis keuangan. Tulisan ini akan membahas tentang upaya Chief revenue officer (Presbyterian Healthcare Services, Albuquerque-New Mexico) dalam menghadapi pandemi. Upaya Chief revenue officer dalam tulisan ini akan mengacu pada artikel yang ditulis oleh Reese (2020)[1].
Bradley B. Cook, FHFMA, MBA (Chief revenue officer, Presbyterian Healthcare Services, Albuquerque, New Mexico)
Pandemi COVID-19 telah mendorong Presbyterian Healthcare Services untuk berinovasi dalam model pemberian layanan & pembiayaannya. Seperti banyak penyedia layanan kesehatan lainnya, Presbyterian Healthcare Services terdorong pada permulaan pandemi untuk segera memperluas penawaran telemedicine yang sebelumnya terbatas. Sampai saat ini, mereka telah melihat perubahan yang signifikan dalam cara memberikan perawatan & sekarang memberikan lebih dari 50% layanan rawat jalan melalui telemedicine. Presbyterian Healthcare Services berharap, al ini akan menjadi norma konsumen pasca-COVID-19.
Di Presbyterian Health Services, tim siklus pendapatan dan keuangan berhak mendapatkan pujian atas kemampuannya dalam beradaptasi dengan laju perubahan yang dipercepat dan dengan cepat menyesuaikan diri dengan model-model baru, sambil melindungi pasien dari kerumitan luar biasa atas proses penagihan dan penggantian biaya pelayanan kesehatan. Presbyterian Healthcare Services mengubah metodologi penagihan untuk fokus pada mendapatkan penagihan COVID-19 dengan benar untuk pertama kalinya, yang memungkinkan organisasinya menyeimbangkan kesinambungan keuangannya dengan tindakan kesabaran. Mereka melakukan ini dengan lebih berhati-hati dalam menahan dan memvalidasi klaim asuransi terkait COVID-19 dan laporan tagihan pasien. Perubahan dalam metodologi ini menjadi sangat penting mengingat pembaruan berkelanjutan dalam peraturan dan pedoman penagihan pembayar, yang sebagian besar berlaku surut.
Untuk meningkatkan konsumerisme dan mempromosikan keselamatan pasien, Presbyterian Healthcare Services telah mengevaluasi ulang cara mereka memberikan layanan siklus pendapatan tertentu, seperti rilis informasi. Apa yang dulunya merupakan layanan yang membutuhkan interaksi tatap muka, kini telah diterapkan dari jarak jauh melalui platform EHR yang aman. Pasien sekarang dapat memperoleh rekam medis mereka dengan nyaman, cepat dan aman tanpa pernah memasuki fasilitas pelayanan kesehatan. Akhirnya, memahami dampak ekonomi yang disebabkan oleh COVID-19, Presbyterian Healthcare Services segera memperluas kebijakan bantuan keuangannya dan melonggarkan persyaratan rencana pembayaran untuk memberikan cakupan dan fleksibilitas tambahan bagi pasien yang mungkin terkena dampak buruk selama pandemi ini.
Ini hanyalah beberapa contoh bagaimana Presbyterian Healthcare Services telah dengan cepat beradaptasi dan bertransformasi untuk mengatasi COVID-19. Jangan lupakan pelajaran berharga yang dapat dipelajari selama masa sulit ini, dan ketahanan serta ketangkasan yang telah diperoleh dalam prosesnya. Keuntungan tersebut akan membantu Presbyterian Healthcare Services berkembang di era baru pemberian layanan kesehatan, pembiayaan, dan konsumerisme. Ini adalah seruan untuk bertindak. Saatnya berinovasi dan bertransformasi.
[1] Eric C. Reese, PhD, 2020, Healthcare finance leaders share their responses to the COVID-19 crisis