TIPS DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN AKUNTANSI BIAYA PADA ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN (Part 1)
Pendahuluan
Pengaruh eksternal (seperti tingkat persaingan, kebijakan pemerintah, dll) sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan organisasi pelayanan kesehatan. Akibat pengaruh tersebut, sebagian besar penyedia layanan kesehatan telah menyadari bahwa mereka tidak lagi dapat mengejar top-line growth sebagai sarana utama pertumbuhan dan ekspansinya. Sebaliknya, organisasi pelayanan kesehatan dipaksa untuk merampingkan biaya, namun dengan tetap mengejar hasil pasien yang optimal.
Kondisi seperti ini bukanlah hal yang mudah, karena pengukuran dan akuntabilitas adalah kunci. Pengukuran sangat penting dilakukan manajemen organisasi pelayanan kesehatan terutama untuk membandingkan biaya dengan hasil secara akurat. Tanpa hal tersebut, maka akan berdampak buruk pada nilai dan akhirnya akan mempengaruhi hasil pasien. Pada titik inilah akuntansi biaya berperan. Seiring dengan transformasi sistem pelayanan kesehatan pada layanan berbasis nilai, akuntansi biaya telah mengambil peran yang semakin penting. Pandangan yang jelas mengenai biaya dan ukuran profitabilitas di seluruh lini layanan klinis, memungkinkan organisasi untuk melihat kegiatan operasi dalam pandangan baru, kemudian melakukan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang yang sesuai. Oleh karena itu, fungsi akuntansi biaya dalam organisasi penyedia layanan kesehatan menjadi fungsi yang semakin penting dan strategis.
Apa yang di maksud akuntansi biaya dalam pelayanan kesehatan?
Akuntansi biaya merupakan rangkaian proses pencatatan keuangan yang didalamnya terjadi penggolongan dan peringkasan atas biaya produksi. Akuntansi biaya sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi bisnis, karena data historis yang disajikan dalam pencatatannya akan sangat penting digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan di waktu yang akan datang.
Menurut Walters (2018)[1], secara sederhana akuntansi biaya merupakan sistem untuk mencatat, menganalisis, dan mengalokasikan biaya untuk layanan individu tertentu yang diterima pasien (misalnya, tes, prosedur, obat-obatan, ruangan, dll). Dengan kata lain adalah proses memperkirakan dan mengklasifikasikan biaya yang dikeluarkan oleh organisasi pelayanan kesehatan. Biaya tersebut dapat dianalisis pada tingkat organisasi atau departemen; tetapi semakin banyak organisasi layanan kesehatan yang mencari cara untuk menganalisisnya di tingkat layanan/individu pasien.
Mengapa akuntansi biaya dibutuhkan?
Walters (2018) mengemukakan bahwa organisasi pelayanan kesehatan dapat menghasilkan pendapatan besar. Namun, biaya yang terkait dengan pendapatan itu juga besar, bahkan terkadang lebih. Untuk mengelola layanan secara efektif, penting untuk memahami biaya yang tepat untuk setiap pelayanan pasien, prosedur, atau episode perawatan. Informasi ini dapat memungkinkan organisasi layanan kesehatan untuk:
- Menentukan secara akurat profitabilitas masing-masing lini layanan dan hubungannya,
- Menentukan jumlah spesifik yang membebani perusahaan asuransi dan pasien masing-masing,
- Meningkatkan layanan,
- Menentukan layanan mana yang akan ditawarkan, hari ini dan di masa mendatang,
- Memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan.
Masih mengacu pada pendapat Walters, bahwa hal ini adalah manfaat yang penting. Namun, banyak sistem pelayanan kesehatan terdesentralisasi yang memiliki fasilitas pasca-akut, home healthcare, dan lainnya; sehingga desentralisasi meningkat seiring pentingnya akuntansi biaya. Organisasi tanpa sistem akuntansi biaya dan organisasi yang bergantung pada metode dasar seperti rasio cost-to-charge semakin sedikit setiap tahunnya. Metode seperti ini mungkin sudah cukup digunakan dalam lingkungan pembayaran berbasis volume ketika pengambilan keputusan berdasarkan keakuratan biaya tidak begitu penting. Tetapi ini menghambat kemampuan organisasi pelayanan kesehatan untuk tetap kompetitif, saat ini dan di masa mendatang.
[1] Angie Walters, CPA, CITP, 2018, 7 Tips for Implementing Cost Accounting in Health Care Settings