LAPORAN PwC TENTANG: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SDM RS DI AS
Pendahuluan
Mengelola SDM RS merupakan salahsatu tantangan manajemen. Karena SDM RS terdiri dari berbagai latarbelakang ilmu sehingga perlu kehati-hatian dalam mengelolanya. Sebagai bahan masukan bagi manajemen RS di Indonesia, tulisan ini akan menyajikan tentang beberapa hal terkait efektivitas pengelolaan SDM di RS AS.
Laporan PwC tentang Human Capital Effectiveness di AS
Warren[1], dalam tulisannya menulisakan tentang efektivitas pengelolaan SDM. Tulisan Warren tersebut mengacu pada laporan dari The PwC Saratoga Hospital Consortium, yang di publikasi tahun 2011/2012, tentang US Human Capital Effectiveness. Tiga hal terkait dengan efektivitas SDM dalam laporan tersebut adalah; 1) 90 day retention has improved, 2) Voluntary Turnover, & 3) Hospital investments in HR.
- 90 day retention has improved but first year turnover still lags behind other industries.
Studi ini mengevaluasi mengenai kualitas gaji (quality of hire) dengan melihat tingkat turn over selama 90 hari dan mencatat bahwa banyak industri telah mengalami peningkatan, terutama dalam ekonomi. Pada tahun 2008, 1 dari 3 karyawan RS yang tersisa dalam tahun pertama. Pada tahun 2010, menurun menjadi 26,2%, tetapi ini masih lebih tinggi dari 22,7% dari industri lain. Mengingat pentingnya pekerjaan yang dilakukan dan meningkatnya tekanan untuk memberikan nilai perawatan yang lebih tinggi, perputaran pada level ini tidak dapat diterima.
- Voluntary Turnover is Expected to Increase.
Melihat tren dan proyeksi ekonomi, laporan ini menyimpulkan bahwa pergantian sukarela kemungkinan akan meningkat di semua industri, termasuk RS. Laporan tersebut mencatat bahwa mempertahankan karyawan, khususnya perawat, akan memerlukan upaya untuk melibatkan karyawan berkinerja tinggi. Karena itu, dalam laporan tersebut ditekankan bahwa cara untuk meningkatkan retensi adalah dengan membuat keputusan perekrutan yang baik. Menentukan budaya, kompetensi untuk sukses, dan faktor-faktor motivasi, serta kemudian membangunnya menjadi proses perekrutan yang komprehensif. Hal ini adalah cara paling cepat untuk mengurangi turn over.
- Hospital investments in HR are lower than other business sectors.
Hal ini terkait dengan perbandingan investasi SDM di RS dibandingkan dengan industri lainnya. Dala laporan tersebut dikemukakan bahwa temuan yang paling mengkhawatirkan adalah bahwa investasi RS dalam SDM tertinggal dari industri lain. Mengingat dampak pergantian dalam pelayanan kesehatan (biaya perekrutan, biaya staf agen, dampak pada perawatan pasien, dampak pada kemampuan RS untuk memenuhi misinya), sangat berpengaruh.
Laporan tersebut secara jelas mengidentifikasi sumber utama masalah. “SDM dicirikan lebih bersifat transaksional (daripada strategis)”. Tidak ada yang mempengaruhi kinerja RS lebih dari kualitas tenaga kerjanya, namun SDM sering dilihat sebagai pengisi fungsi administratif, bukan sebagai pusat strategi suksesnya suatu organisasi. Karena itu, RS dapat mengadopsi solusi dari industri lain. Ini adalah saatnya untuk memasukkan strategi SDM yang mendukung, seperti pendekatan SDM progresif yang digunakan oleh Toyota.
[1] Bryan Warren, Three Key Findings About Hospital Human Resources Effectiveness, www.selectinternational.com