BEBERAPA TEKNIK YANG DAPAT DITERAPKAN “MANAJER MENENGAH”

Pendahuluan
Peran manajer menengah sangat penting, terutama dalam mengimplementasikan strategi organisasi kedalam aktivitas bisnis harian. Manajer menengah (biasanya terdiri dari manajer umum bisnis, manajer cabang, dan kepala departemen), dalam aktivitas keseharian akan secara langsung bertanggung jawab kepada pemimpin puncak. Selain tanggungjawab tersebut, manajer menengah juga memiliki tanggung jawab dalam mengarahkan fungsi dan operasional bisnis organisasi.
Menurut laporan dari Middle Lifeline Report Report (CIM 2016) mengatakan bahwa manajer menengah membuat tujuan strategis organisasi menjadi kenyataan di lapangan. Laporan tersebut juga menyoroti betapa pentingnya manajemen menengah dalam memastikan keselarasan strategis dalam organisasi (www.chris-elgood.com). Agar manajer menengah dapat bekerja maksimal, maka sangat penting untuk memiliki sejumlah kemampuan tekhnis manajerial. Hal ini dibutuhkan untuk memandu pengambilan keputusan.
Tekhnik yang dapat digunakan manajer menengah
Menurut Bradley[1], ada beberapa tekhnik yang dapat digunakan oleh manajer menengah, yaitu; 1) Open Communication, 2) Critical Thinking, 3) Strategic Planning, & 4) Problem-Solving.
- Open Communication
Tanggung jawab manajer menengah sangat luas dalam memimpin operasional organisasi, sehingga perlu strategi dan rencana. Teknik penting dalam proses ini adalah memastikan komunikasi terbuka antara semua tingkatan karyawan dalam organisasi. Sebagai perantara kepemimpinan puncak dan karyawan tingkat bawah, manajer menengah berperan sebagai pendengar aspirasi kedua belah pihak, menegosiasikan solusi dan menginspirasi kepercayaan pada karyawan. Selain itu, juga membantu memperkuat saluran komunikasi terbuka saat bisnis menetapkan tujuan dengan metrik kinerja atau target keuangannya.
- Critical Thinking
Manajer menengah bertugas mencari solusi terkait masalah dalam organisasi. Mereka dapat memanfaatkan keterampilan berpikir kritis untuk membantu memunculkan ide. Berpikir kritis adalah proses reflektif yang melibatkan penilaian masalah, menimbang berbagai solusi dan mengevaluasi pro dan kontra dalam masalah tersebut. Selain itu juga penting untuk evaluasi diri sendiri. Manajer menengah dapat menggunakan teknik ini untuk secara jujur mengevaluasi kinerja mereka sendiri dan untuk membuat perubahan dalam rutinitas kerja dan gaya kepemimpinannya, sehingga berdampak pada kinerja karyawan lainnya.
- Strategic Planning
Sebagai pemimpin dari proses implementasi organisasi dan manajemen bisnis sehari-hari, manajer menengah dapat memanfaatkan teknik perencanaan strategis untuk memandu karyawan. Perencanaan strategis adalah sesuatu yang terkait dengan penentuan arah fungsi perusahaan. Misalnya, fungsi SDM mungkin memiliki tujuan untuk merekrut empat karyawan baru selama 12 bulan ke depan. Rencana strategis akan menguraikan langkah-langkah untuk mencapai tujuan ini dan akan menetapkan sumber daya serta metrik terkait. Manajer menengah sering memiliki pengaruh langsung terhadap proses perencanaan strategis karena dianggap memiliki gudang pengetahuan tentang operasi harian bisnis.
- Problem-Solving
Keterampilan memecahkan masalah, penting bagi semua karyawan dalam suatu organisasi. Ketrampilan ini juga penting bagi manajer menengah yang berurusan dengan hal-hal kecil dalam operasional organisasi. Tidak seperti perencanaan strategis dan pemikiran kritis yang cenderung melihat gambaran besar, penyelesaian masalah adalah tentang menangani masalah yang lebih kecil dan sering muncul secara tidak terencana. Karena itu, seorang manajer menengah harus dapat melihat situasi secara objektif dan kemudian menawarkan bimbingan dan saran tentang cara mengatasi rintangan.
[1]Jeremy Bradley, (tanpa tahun), Middle Management Techniques