Browse By

TARGET PRICING DALAM PENYUSUNAN ACTIVITY BASED BUDGETING DI RS

Pendahuluan

Sebelum membahas mengenai target pricing, tulisan ini mereview kembali pada tulisan terdahulu mengenai penyusunan anggaran berbasis aktivitas (ABB) di RS. Secara umum, tahapan penyusunan anggaran berbasis  terbagi menjadi; 1) Menganalisis aktivitas, 2) Menyusun rencana kegiatan dan rencana pengembangan sistem, 3) Mengestimasi pendapatan dan biaya, 4) Mengajukan usulan rancangan anggaran, & 5) Melakukan proses penelaahan & penetapan. Target pricing terkait dengan tahapan estimasi pendapatan. 

Target pricing dalam melakukan estimasi pendapatan.

Mengacu pada tulisan terdahulu, pendapatan dan biaya sangat berkaitan walaupun kadang-kadang tidak berhubungan secara proporsional. Keterhubungan ini dapat kita lihat pada proses menghasilkan jasa pelayanan di RS. Secara logika bisa dijabarkan bahwa untuk memperoleh pendapatan atas pelayanan rawat inap kepada pasien, RS mengeluarkan berbagai sumber biaya seperti: biaya operasional, biaya gaji, biaya keuangan aktiva dll. Keadaan akan jelas terlihat bahwa anggaran akan merefleksikan biaya pada suatu tingkat pengeluaran yang diharapkan bergantung pada pendapatan yang diramalkan dan beragam produk, jasa dan konsumen untuk mengeneralisasikan pendapatan.

Dalam memproyeksi anggaran pendapatan, pada umumnya RS menggunakan setidaknya satu dasar yaitu output. Instalasi Rawat inap misalnya bisa menggunakan jumlah hari perawatan pasien, ruang operasi bisa menggunakan lamanya waktu bedah. Setelah menentukan dasar output kemudian dilakukan proyeksi untuk setiap output perinstalasi unit. Secara umum, tahapan memproyeksi pendapatan adalah sbb;

  1. Menentukan dasar output. Misalnya; jumlah hari peratawan sebagai output rawat inap.
  2. Melakukan proyeksi output terkait anggaran tahun  depan.
  3. Melakukan proyeksi tarif perlayanan dalam anggaran tahun depan. Proyeksi tarif tersebut biasanya dikenal dengan target pricing atau tarif target yang diprediksi akan diberlakukan untuk setiap layanan RS tahun depannya.
  4. Mengalikan antara proyeksi output dan proyeksi tariff. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan proyeksi pendapatan.
Baca Juga:  LIMA CARA MENINGKATKAN PROFITABILITAS RS