Browse By

TANTANGAN YANG DIHADAPI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN AKIBAT DAMPAK PANDEMI COVID-19

Pendahuluan

Pandemi Covid-19 membuktikan bahwa perlu adanya pembenahan dalam sistem pelayanan kesehatan. Hal ini penting untuk mengantisipasi berbagai tantangan kesehatan (seperti pandemi COVID-19) yang bisa saja terjadi kedepan. Karena itu, tulisan ini akan mengangkat topik terkait hal tersebut. Tulisan ini akan menyajikan terkait tantangan (& peluang) sistem pelayanan kesehatan kedepan, akibat dampak COVID-19 mengacu pada artikel di situs Actualité https://www2.deloitte.com. Dua hal yang di paparkan dalam artikel tersebut yaitu: Immediate and near-term challenge: the Covid emergency and its collateral impact Long-term view: addressing a new reality while remaining sustainable, akan di jelaskan di bawah ini.

 Immediate and near-term challenge: the Covid emergency & its collateral impact

Para pemimpin di seluruh dunia menerapkan langkah-langkah darurat untuk mengatasi krisis kesehatan ini. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan secara real-time dan menghabiskan setiap hari agar dapat memperbaiki kesalahan yang mereka buat sebelumna. Dalam waktu dekat, sistem perawatan kesehatan akan menghadapi dua masalah utama, yaitu:

  1. Kelelahan fisik dan mental tenaga kesehatan, bersama dengan infrastruktur RS yang usang (worn-out hospital infrastructure),
  2. Akan terjadi "penumpukan/backlog" prosedur perawatan kesehatan yang semakin meningkat. Misalnya, ketidakmampuan atau ketakutan pasien berisiko tinggi untuk berkonsultasi dengan dokter mengganggu manajemen penyakit kronis dan menunda beberapa prosedur perawatan kanker kritis. Di Prancis, konsultasi telah turun 40% di antara dokter umum dan 50% di antara spesialis sejak awal epidemi, bahkan ketika memperhitungkan lonjakan konsultasi jarak jauh. Secara bersamaan, pusat kanker telah memutuskan untuk menunda konsultasi pemantauan dan operasi yang dianggap tidak mendesak.

 Long-term view: addressing a new reality while remaining sustainable

Pandemi Covid akan berdampak jangka panjang pada sistem perawatan kesehatan, yang harus ditangani oleh otoritas politik dan kesehatan sesegera mungkin. Penyakit tidak menular akan terus meningkat, & penyakit tersebut diproyeksikan menyumbang 75% dari semua kematian pada tahun 2030. Hal menunjukkan terjadinya peningkatan sebesar 63%,jika dibandingkan dengan tahun 2013. Di dalamnya, kondisi kronis dikaitkan dengan penggunaan sumber daya perawatan kesehatan secara intensif, misalnya 70% dari total dana kesehatan di Inggris dihabiskan pada 30% dari populasi yang memiliki kondisi jangka panjang. Selain itu, kesehatan mental diproyeksikan menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas secara global pada tahun 203014. Sejalan dengan itu, penanganan penyakit menular yang ada, termasuk melalui vaksinasi, akan terus menjadi fokus.

Baca Juga:  MINDSET KEPEMIMPINAN BARU DALAM MENGELOLA RS (PART 2)

Berbagai permaslahan diatas, menimbulkan pertanaan tentang bagaimana sistem perawatan kesehatan yang sudah dibatasi sumber daya (kembali) dikonfigurasi untuk meningkatkan kemampuan mereka menangani krisis kesehatan skala besar yang tidak dapat diprediksi seperti Covid sambil tetap berkelanjutan? Krisis saat ini pasti akan membentuk kembali dunia yang kita kenal. Beberapa hal berikut akan menggambarkan skenario untuk mengilustrasikan berbagai cara di mana dunia dapat berkembang setelah krisis, di lima dimensi:

  1. Economy:Akankah ekonomi dunia pulih kembali setelah melewati badai ATAU memasuki resesi yang berkepanjangan?
  2. Society: Akankah kohesi sosial meningkat dengan apresiasi yang tinggi terhadap hubungan interpersonal dan keluarga ATAU turun karena xenofobia dan kecurigaan terhadap orang lain menjadi norma?
  3. Politics: Akankah pemerintah di seluruh dunia mendapatkan kepercayaan dan organisasi internasional seperti WHO tumbuh dalam relevansi ATAU mengadopsi isolasionisme untuk melindungi konstituen mereka?
  4. Technology: Akankah kemajuan teknologi tetap pada jalurnya ATAU menyimpang di antara pasar yang berbeda, dengan fokus pada kemajuan dalam tindakan pengawasan dan pengendalian?
  5. Sustainability:Akankah fokus pada keberlanjutan, termasuk perubahan iklim, diperbarui ATAU menurun seiring dengan pergeseran negara menuju kemandirian energi?

 Sangat penting untuk memikirkan pertanyaan mendasar ini sekarang untuk menginformasikan keputusan jangka pendek dan jangka panjang. Covid-19 mungkin hanya sebuah “latihan” jika kita melihat semakin banyaknya bukti hubungan antara perubahan iklim dan masalah kesehatan (termasuk penyakit menular). Dan jika pertanyaannya sebagian besar sama di seluruh dunia, solusi satu ukuran untuk semua tampaknya tidak mungkin. Setiap wilayah, setiap negara, setiap masyarakat, setiap sistem konstituen, secara individu dan sebagai kelompok perlu memikirkan kembali peran dan kontribusinya untuk dunia yang lebih aman.