STRATEGIC COST MANAGEMENT DI RS (part 1)
Pendahuluan
Strategic cost management (manajemen biaya strategi) merupakan cara mengelola biaya dengan menggunakan data biaya untuk mengembangkan dan mengidentifiasi strategi, agar organisasi dapat menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, keunggulan bersaing adalah menciptakan nilai bagi pasien yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dibandingkan pesaing. Dapat juga diartikan sebagai penciptakan nilai yang setara dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing.
Perubahan yang terjadi di industri pelayanan kesehatan (seperti RS), telah menempatkan manajemen biaya menjadi prioritas yang harus dilakukan oleh manajemen RS. Hal ini tidak terkecuali bagi RS yang memiliki margin yang sehat, Karena trend penurunan pendapatan sangat mungkin untuk membuat margin RS di masa depan akan menurun. Model pembayaran berbasis nilai (seperti BPJS), secara tidak langsung akan mengharuskan RS untuk mengelola biaya sambil meningkatkan kualitas.
Keunggulan bersaing & sistem akuntansi yang mendukung
Salahsatu tujuan menerapkan manajemen biaya strategis di RS adalah untuk mendapatkan keunggulan bersaing. Secara umum, ada dua strategi yang mampu memberikan keunggulan bersaing yang berkesinambungan di RS yaitu: Cost leadership strategy (strategi biaya rendah), dan differentiation strategy (strategi diferensiasi). Strategi biaya rendah bertujuan untuk memberikan nilai yang sama atau lebih baik kepada pasien dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing. Sedangkan strategi diferensiasi bertujuan untuk meningkatkan nilai melalui peningkatkan yang diterima pasien. Pada strategi ini, keunggulan bersaing diciptakan dengan memberikan ”sesuatu” kepada pasien yang tidak diberikan oleh para pesaing. Karakteristik produk yang berbeda menjadi focus strategi ini.
Agar RS dapat mengaplikasikan manajemen biaya strategis perlu adanya dukungan sistem akuntansi biaya yang memadai. Salahsatu sistem akuntansi biaya yang dapat mendukung kegiatan tersebut adalah sistem akuntansi (biaya) berbasis aktivitas atau activity based cost system (ABC system/system ABC). Sistem ABC adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa. ABC menyediakan informasi perihal semua aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Sedangkan aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) atau faktor penyebab timbulnya biaya dalam organisasi.
Strategi manajemen biaya yang efektif
RS dan sistem kesehatan yang mengaplikasikan konsep manajemen biaya berusaha mencari bentuk mengurangi biaya. Ada delapan strategi utama yang dapat mengarah pada peluang manajemen biaya yang efektif, menurut laporan dari Kaufman, Hall & Associates dan Health Research & Educational Trust[1] .
1. Understand the organization's readiness for cost management.
Kesiapan organisasi untuk menerapkan konsep manajemen biaya sangat penting. Evaluasi & melakukan penilaian terhadap manajemen biaya yang merinci pemikiran sistem RS, penyelarasan, perencanaan operasional, manajemen overhead dan hal terkait lainnya, dapat menentukan seberapa siapnya RS dalam memulai konsep ini
2. Define cost-reduction goals based on the organization's capital shortfall.
Semua tujuan pengurangan biaya harus harus diarahkan pada usaha untuk menutup kekurangan modal sebanyak mungkin. Tujuan mengukur tingkat kinerja diperlukan untuk mendanai strategi organisasi dan mempertahankan kinerja keuangan kompetitif.
3. Use internal and external benchmarks to identify possible sources of savings.
Melakukan review terhadap tren historis dan menetapkan tolok ukur global dan departemen serta perbandingan antar departemen, dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang di mana penghematan biaya dapat dilakukan.
4. Supplement benchmark data with other data analytics.
Walaupun bermanfaat & diperlukan, namun benchmarking data tidak dapat memetakan strategi manajemen biaya saja. Karena itu, diperlukan penggunaan beberapa analisis data, dengan masukan dari staf medis dan manajer departemen, sehingga dapat mencari peluang pengurangan biaya.
5. Understand and focus on the key drivers of staffing & productivity problems.
Rencana yang tidak memadai, pelaksanaan rencana kepegawaian yang buruk, peran kepegawaian yang tidak jelas, penggunaan lembur dan masalah kepegawaian dan produktivitas lainnya mendorong biaya tenaga kerja yang lebih tinggi. Kejadian ini akan menyebabkan terjadinya biaya lebih dari separuh biaya operasional RS.
6. Drill down on staffing methods.
Mengubah metode kepegawaian bukan hanya menjaga biaya di awal, tetapi juga bisa meningkatkan hubungan antara anggota staf dan permintaan pasien. Sebagai contoh, peningkatan staf di ruang operasi atau gawat darurat akan menjelaskan variasi volume pasien tetapi masih akan tetap memiliki kontak pasien yang kuat.
[1] June 14, 2012, 8 Strategies for Hospitals to Approach Cost Management