PERAN AKUNTAN MANAJEMEN DI RS (Part 1)

Pendahuluan
Upaya RS dalam pengendalian biaya sangat membutuhkan peran akuntan manajemen. Akuntan manajemen berperan dalam mendukung manajer untuk mengambil keputusan dengan mempertimbangkan tujuan medis dan ekonomi. Agar peran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu adanya pemahaman akuntan manajemen dan staf terhadap peran mereka dalam mendukung manajemen RS seperti dewan direksi (termasuk direktur medis). Di sisi lain perlu juga ditetapkan aturan organisasi terkait fungsi akuntansi manajemen di RS.
Akuntansi manajemen & informasi akuntansi biaya
Salahsatu informasi penting yang digunakan akuntan manajemen dalam menganalisis data adalah informasi akuntansi biaya. Dalam konteks system, detail & akuratnya informasi biaya yang ada di RS akan memudahkan unit akuntansi manajemen dalam menganalisis data lebih lanjut. Sedangkan dalam konteks perhitungan biaya layanan, penentuan metode perhitungan unit cost yang digunakan akan sangat berpengaruh pada validnya informasi unit cost untuk konsumsi akuntan manajemen. Dengan memilih metode ABC dalam menghitung unit cost layanan misalnya, akan menghasilkan informasi unit cost yang valid, sehingga akan membuat kajian akuntan manajemen menjadi lebih baik.
Hasil studi tentang akuntansi manajemen di RS[1]
Sebuah studi survei mengenai aktivitas akuntan manajemen yang dilakukan setiap tahun sejak 2011 meneliti sejauh mana aturan organisasi terkait fungsi akuntansi manajemen di RS dalam menghadapi pertimbangan komprehensif dari tujuan yang sering bertentangan. Kajian ini membahas mengenai pengetahuan/wawasan dalam lingkungan kerja akuntan manajemen di RS. Penelitian ini dilakukan oleh Chair in Management Accounting at the University of Wuppertal, German Association for Management Accounting in Hospitals (Deutscher Verein für Krankenhauscontrolling), dan management consultants from zeb, Healthcare department. Studi survei mengenai status quo dan perkembangan akuntansi manajemen di RS Jerman. Penelitian ini ditujukan kepada hampir 2000 RS di Jerman. Penelitian ini dirancang untuk mencakup berbagai topik, termasuk dua pertanyaan mengenai tugas akuntan manajemen RS, pemahaman mereka tentang perannya dan fokus utama dari aktivitasnya, serta juga pertanyaan mengenai alat akuntansi manajemen yang digunakan, misalnya, laporan yang disusun untuk manajemen dan direktur departemen medis, atau jenis harga transfer yang digunakan untuk pengukuran kinerja. Studi tersebut fokus pada pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Bagaimana fungsi manajemen akuntansi diatur?,
- Apakah organisasi memperhitungkan konflik yang muncul dalam tujuan antara sasaran medis dan ekonomi?,
- Tugas-tugas apa yang mencerminkan peran akuntan manajemen RS?,
- Bagaimana akuntan manajemen RS melihat peran mereka sehubungan dengan dewan direksi (termasuk direktur medis)?
Hasil penelitian tersebut adalah;
1. Jumlah akuntan manajemen relatif kecil.
Jika diukur dengan jumlah total karyawan, akuntan manajemen hanya memainkan peran subordinat di rumah sakit. Dari setiap 1.000 karyawan, hanya rata-rata sekitar 5 karyawan yang diposisikan sebagai akuntansi manajemen. Proporsi akuntan manajemen bisa lebih besar pada RS kecil daripada yang besar, hal ini menunjukkan bahwa banyaknya tugas akuntan manajemen terpengaruh berdasarkan ukuran RS. Secara keseluruhan, staf akuntan manajemen di RS telah sedikit meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar setengah RS melaporkan bahwa mereka telah meningkatkan staf dalam tiga tahun terakhir. Dan pengurangan staf hanya dilaporkan dalam kasus luar biasa.
2. Pekerjaan akuntan manajemen di RS sering dipengaruhi oleh konflik antara tujuan medis dan ekonomi.
Dalam kasus RS nirlaba, tujuan utamanya adalah untuk mengoptimalkan layanan medis, disamping itu harus mampu memenuhi anggaran biaya yang dibutuhkan. Dalam kasus RS profit, tujuannya adalah memaksimalkan keuntungan, namun tetap mempertahankan kualitas medis agar tidak turun di bawah tingkat minimum yang ditentukan. Dalam kedua kasus tersebut, ada kaitan erat dari aktivitas pengendalian medis dan ekonomi. Survei menunjukkan bahwa sekitar tiga perempat dari RS yang berpartisipasi, memisahkan fokus akuntansi manajemen satu sama lain di tingkat organisasi. Menurut temuan terbaru, ada departemen terpisah di 63% RS. 12% RS lain tidak memisahkan departemennya, namun menempatkan orang-orang yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan koordinasi, sehingga masalah yang dapat timbul antara karyawan akuntan manajemen dapat teratasi. Kerjasama antara staf ekonomi dan medis juga dapat dilihat pada bagaimana akuntan manajemen mengartikan peran mereka sebagai mitra manajemen, dan keterlibatannya dengan dokter dalam proses perencanaan jangka panjang.
[1] Prof. Dr. Nils Crasselt, 2016, Conflict zone: management accounting in hospitals