PENTINGNYA SKIL SDM PUSKESMAS DALAM MELAKUKAN JURNAL PENYESUAIAN PADA AKHIR PERIODE AKUNTANSI (Part 1)

Pendahuluan
Pelaporan keuangan dalam akuntansi merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Tujuan dari pelaporan keuangan adalah menyampaikan dan menyajikan semua informasi yang berkaitan dengan keuangan pada suatu periode. Pelaporan keuangan pada Puskesmas yang melakukan proses akuntansinya menggunakan bantuan sofware akuntansi akan relatif lebih mudah. Walaupun demikian, pada akhir periode, tetap perlu dilakukan penyesuaian atas beberapa aspek akuntansi terkait. Hal ini dilakukan agar pelaporan keuangan yang disajikan, mencerminkan kondisi terkait keuangan yang sebenarnya.
Jurnal Penyesuaian akhir periode akuntansi
Tingkat akurasi laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh proses akuntansinya. Pelaporan keuangan yang baik adalah pelaporan yang menyajikan laporan keuangan atas semua aktivitas ekonomi yang terjadi. Aktivitas ekonomi tersebut biasanya dicatat setiap hari dalam jurnal harian. Namun pencatatan jurnal harian saja tidak cukup digunakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan yang valid dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa hal terkait kegiatan ekonomi yang tidak terlihat secara langsung dalam jurnal harian, sehingga belum diakui dan dicatat.
Beberapa hal yang belum terakomodir dalam jurnal harian, harus tetap dicatat pada akhir periode (misal akhir bulan). Dalam akuntansi, hal ini dapat dilakukan melalui pencatatan jurnal penyesuaian di akhir periode (misalnya akhir bulan). Secara akuntansi, jurnal penyesuain tersebut dicatat untuk melakukan pengakuan atas beberapa hal antara lain sbb;
- Pengakuan penyusutan aktiva tetap,
Penyusutan aktiva tetap dalam kegiatan ekonomi harian tidak terlihat dan sulit untuk dilakukan pencatatan harian. Oleh karena itu, pada akhir periode (misal akhir bulan) harus dilakukan pengakuan atas penyusutan aktiva tetap secara bulanan. Penyusutan aktiva tetap harus diakui dan dicatat, karena pada dasarnya nilai aktiva tetap terus menurun seiring dengan pemakaiannya, dan di sisi lain telah memberikan pengaruh terhadap perolehan pendapatan selama pemakaiannya.
- Pengakuan penggunaan persediaan,
Pengakuan nilai persediaan dilakukan untuk mengetahui sisa persediaan yang masih ada. Selain itu juga merupakan bagian dari upaya pengendalian atas pembelian dan penggunaan persediaan. Oleh karena itu, pengakuan atas penggunaan persediaan sangat penting dilakukan. Penggunaan persediaan yang tidak diakui menyebabkan nilai persediaan dalam neraca menjadi tinggi, sedangkan dalam keadaan fisiknya, jumlah persediaan telah berkurang dan seharusnya telah menjadi biaya.
- Pengakuan atas biaya dibayar di muka & biaya yang masih harus dibayar,
Biaya dibayar di muka terjadi akibat adanya pembayaran yang dilakukan pada awal kesepakatan, namun manfaat atas pembayaran belum diterima. Oleh karena itu, hal ini harus diakui dan dicatat karena masih termasuk harta, dan pada neraca termasuk golongan aktiva lancar. Contoh biaya dibayar di muka adalah biaya sewa. Sedangkan biaya yang masih harus dibayar merupakan kewajiban terhadap pihak lain yang harus dilunasi. Pengakuan biaya tersebut harus dilakukan untuk mengakui berapa hutang biaya yang belum dibayarkan. Dalam Puskesmas, contoh biaya yang masih harus dibayar salah satunya adalah biaya gaji. Biaya ini dapat timbul akibat penundaan pembayaran atau karena kesepakatan pembayaran yang dilakukan setelah manfaat diterima oleh Puskesmas.
- Pengakuan atas pendapatan diterima di muka & pendapatan yang masih harus diterima,
Pendapatan diterima di muka harus diakui karena pendapatan ini sebenarnya belum menjadi hak terima pada periode yang bersangkutan, namun pembayarannya telah diterima. Sehingga perlu dibuat penyesuaian untuk mengetahui berapa nilai yang mencerminkan kewajiban yang belum diberikan kepada pihak pembayar. Dalam Puskesmas, contoh dari pendapatan diterima di mukan adalah DP dari pasien. Sedangkan pendapatan yang masih harus diterima, timbul akibat adanya penundaan penerimaan pembayaran. Pengakuan pendapatan ini harus diakui untuk mengetahui berapa hak pendapatan yang belum diterima, karena apa dasarnya sudah ada barang/jasa yang telah dikeluarkan untuk hal tersebut. Hal ini hampir sama seperti transaksi piutang pada umumnya. Pada Puskesmas, pendapatan yang masih harus di terima dapat berasal dari piutang asuransi, piutang pasien pribadi, dll.
Kemampuan tentang tekhnis akuntansi yang harus dimiliki SDM Puskesmas dalam melakukan jurnal penyesuaian akhir periode?
Proses akuntansi Puskesmas yang telah dilakukan dengan sofware akuntansi telah menyediakan fasilitas untuk melakukan penjurnalan harian secara mudah. Oleh karena itu, hal tersebut tidak harus dilakukan orang akuntansi, dan tidak membutuhkan keahlian khusus. Untuk melakukan hal tersebut, SDM akuntansi Puskesmas hanya diberikan arahan tertentu untuk entry data pada softwae akuntansi. Terutama untuk transaksi yang tidak terkait dengan “jurnal umum” dalam software”.
Kemampuan SDM akuntansi Puskesmas akan dituntut terutama dalam melakukakn jurnal penyesuaian yang dalam software dilakukan dalam “jurnal umum”. Dalam konteks jurnal umum, kemampuan ”tekhnis akuntansi” dibutuhkan. Kebutuhan akan skill SDM diperlukan untuk memproses beberapa penjurnalan terkait dengan jurnal penyesuaian yang telah dijelaskan di atas. Kebutuhan yang diperlukan adalah keahlian dalam mengklasifikasi jenis pengakuan atas aktivitas ekonomi yang ada. Karena walaupun sudah menggunakan software akuntansi, hal tersebut tidak dapat dilakukan melalui penjurnalan harian. Sehingga harus menggunakan jurnal umum untuk mencatat jurnal penyesuaiannya.