Pendahuluan

Perubahan merupakan sesuatu yang ”tetap”. Artinya, perubahan adalah sebuah keniscayaan & akan tetap terjadi. Mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi,  manajemen organisasi pelayanan kesehatan perlu melakukan perencanaan yang cermat dan perhatian yang tajam pada kinerjanya. Manajemen organisasi pelayanan kesehatan (seperti RS) harus memastikan bahwa sangat penting bagi mereka untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan perawatan kesehatan baru.

Kemampuan organisasi pelayanan kesehatan dalam beradaptasi dengan lingkungan perawatan kesehatan baru, akan tercermin dalam berbagai keputusan stratejik yang di kembangkan & di buat. Pada akhirnya, berbagai keputusan manajemen dalam konteks perencanaan, akan tertuang dalam dokumen perencanaan stratejik.

Adapting to Lasting Changes in Healthcare[1]

Berikut ini adalah berbagai perubahan yang akan tetap terjadi di lingkungan pelayanan kesehatan:

1. Personal safety precautions. Pandemi virus corona telah menyebabkan perubahan yang kemungkinan besar akan tetap ada. Tindakan pencegahan keamanan pribadi yang ditambahkan seperti pintu masuk dan pembayaran tanpa sentuhan, kesehatan jarak jauh, dan pekerjaan jarak jauh akan tetap ada setidaknya di masa mendatang. Sebagian besar memprediksi mengenakan topeng/masker tidak akan menjadi perlengkapan permanen; namun, banyak dari peningkatan perlindungan pribadi dalam perawatan kesehatan akan tetap ada dan oleh karena itu harus menjadi pertimbangan dalam upaya perencanaan bangunan di masa depan.
2. Telehealth visits.Kunjungan telehealth, menguntungkan pasien dengan menyediakan akses yang mudah ke penyedia dan dapat membuat penyedia lebih efisien bila digunakan secara efektif. Undang-undang (di AS) telah diperkenalkan untuk memperluas akses ke layanan telehealth yang dicakup oleh Medicare di luar darurat kesehatan masyarakat. Karena begitu cepatnya masyarakat umum telah beradaptasi dengan penggunaan layanan telehealth, maka kemungkinan akan ada dorongan untuk mengadopsi layanan ini secara lebih permanen. Memprediksi volume telehealth dan merevisi aktivitas operasi untuk mengoptimalkan penggunaan telehealth akan diperlukan.
3. Remote work. Pekerjaan jarak jauh telah terbukti sangat efektif dan memuaskan secara pribadi bagi banyak petugas kesehatan non-tempat tidur. Pertanyaan yang tersisa adalah bagaimana hal ini akan berdampak pada penggunaan ”Gedung/bangunan” di masa depan oleh sistem perawatan kesehatan yang memiliki atau menyewakan ruang?. Sebuah artikel Wall Street Journal mencatat jumlah individu yang memilih pekerjaan "hibrida" di mana pekerjaan dilakukan dari jarak jauh, sementara rapat tim, sesi curah pendapat, dan aktivitas berbasis kelompok lainnya dilakukan secara langsung. Ini bisa menjadi peluang bagi RS untuk menggunakan kembali ruang administrasi menjadi ruang klinis yang menghasilkan pendapatan atau membuang ruang yang tidak dibutuhkan sebagai tindakan penghematan biaya.
4. Shifts to ambulatory care.Pergeseran dari pengaturan perawatan rawat inap ke perawatan rawat jalan, hanya meningkat karena pandemi untuk kenyamanan pasien. Banyak yang memproyeksikan bahwa setengah dari total penggantian sendi akan segera diselesaikan di pusat bedah rawat jalan. Pergeseran ini saja akan memiliki dampak finansial yang bertahan lama pada operasi rawat inap.

5. The digital transformation. Transformasi digital yang telah ada di masyarakat kita merupakan perubahan abadi lainnya. Pandemi menyebabkan terjadinya peningkatan ke platform digital di seluruh spektrum untuk konferensi video, penjadwalan janji temu, dan pelaporan hasil. Antarmuka digital diantara penyedia dan pasien telah meningkat pesat karena pandemi. Pasien akan mengharapkan kemudahan ini di masa mendatang, sehingga penyedia perlu mempertimbangkan hal ini saat mereka merencanakan kebutuhan teknologi di masa depan.