PENGGUNAAN RASIO ARUS KAS
Pendahuluan
Istilah ”uang adalah Raja” dalam manajemen keuangan, sudah umum dikenal. Namun, karena lebih banyak organisasi bisnis hanya meyajikan neraca dan laporan laba rugi, maka analisis pendapatan dan laba, serta aset dan liabilitas lebih mendapatkan perhatian. Akibatnya, analisis tentang bagaimana ketersediaan uang tunai hampir luput untuk dianasis. Padahal, kemampuan oranisasi bisnis dalam menghasilkan ”uang tunai” sangat penting untuk menjaga likwiditas organisasi.
Neraca dan laporan laba rugi dihasilkan dari metode akuntansi akrual, di mana pendapatan dibukukan saat transaksi penjualan terjadi dan bukan saat kas aktual dari transaksi dikumpulkan. Karena itu, laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengakomodir metode akuntansi kas. Melalui metode akuntansi akrual, pendapatan dan laba bersih yang tinggi belum mencerminkan kondisi ”kas” organisasi. Karena itu, analisis terhadap laporan arus kas akan mencerminkan efek kenaikan atau penurunan piutang dagang atau jumlah penjualan yang beredar.
Informasi ratio cash flow from operations cash flow from operations
Informasi yang diperlukan untuk rasio arus kas dapat ditemukan dalam laporan keuangan tahunan, yaitu; laporan arus kas, neraca dan laporan laba rugi. Informasi dari laporan arus kas akan menyajikan terkait bagaimana suatu organisasi bisnis dapat menghasilkan dan menghabiskan uang melalui tiga aktivitas utama yaitu; operasi, investasi dan pendanaan.
Menurut Shinde[1], rasio arus kas dari operasi (CFO/cash flow from operations) dan penjualan menunjukkan berapa banyak uang tunai yang dihasilkan untuk setiap pendapatan. Apabila nilainya semakin tinggi maka semakin baik. Tren rasio selama bertahun-tahun dapat bermanfaat untuk mengamati setiap penyimpangan. Tren yang berfluktuasi mencerminkan kelemahan operasional. Masih menurut Shinde, berikut adalah manfaat rasio arus kas dari operasi;
- Melalui rasio CFO dan total aset;
- Investor dapat memeriksa seberapa efisien aset, dengan menggunakan rasio CFO dan total aset,
- Dapat menyoroti kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman jangka pendek. Rasio ini dapat divariasi dengan hutang jangka panjang, yang nantinya dapat menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan cukup uang tunai untuk membayar pinjaman. Rasio yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan yang lebih besar untuk melayani dan membayar utang.
- CFO sering digunakan untuk menghitung arus kas bebas (FCF/free cash flow) dengan mengurangi belanja modal (capex/capital expenditure);
- FCF sebagai proporsi CFO menunjukkan kekuatan finansial,
- Saat CFO lemah, perusahaan cenderung lebih bergantung pada pembiayaan eksternal. Hal ini berarti resiko hutang akan meningkat,
- Untuk mengetahuinya, investor dapat membagi arus kas dari pendanaan dengan CFO,
- Rasio yang lebih tinggi berarti lebih banyak ketergantungan pada pendanaan eksternal.
Mengingat fokus pada kemampuan menghasilkan uang, rasio arus kas dapat digunakan bersama dengan mengaitkan pendapatan dan neraca untuk meningkatkan efektivitas analisis investasi. Selain itu juga dapat bermanfaat dalam perbandingan antar organisasi bisnis sejenis dan analisis tren.
[1] Ranjit Shinde, (tanpa tahun), Here’s how to use cash flow ratios to place your bets