MENERAPKAN “MODEL TOYOTA’S LEAN PRODUCTION SYSTEM” DI RS
Pendahuluan
Lean Production System (LPS) atau sering disebut dengan Toyotas’s lean production systems (TPS), merupakan sistem yang dikembangkan sekitar tahun 1940-1970 oleh para eksekutif Toyota. Sistem ini digunakan untuk memperbaiki proses manufaktur perusahaan tersebut, dan saat ini telah digunakan oleh banyak perusahaan di berbagai industri untuk mengurangi inefisiensi dan meningkatkan nilai keseluruhan produk akhir ke pelanggan. Meskipun awalnya dikembangkan untuk industri manufaktur, tujuan utama dari TPS antara lain adalah upaya menghilangkan pemborosan, menilai karyawan, yang dapat diterapkan dan meningkatkan penyedia layanan, seperti RS.
TPS merupakan pendekatan manajemen untuk meningkatkan kinerja RS. Meminimalisasi pemborosan, merupakan salahsatu efek baik yang akan terjadi di RS apabila menggunakan konsep ini.
5 Cara menerapkan TPS di RS untuk meningkatkan efesiensi
Dalam tulisan Dunn (2009)[1], disebutkan bahwa ada lima cara untuk dapat menerapkan TPS dalam meningkatkan efesiensi di RS. Kelima cara tersebut adalah; eliminate non-value-added activity, keep inventory low, embrace technology, develop people, focus on root causes.
1. Eliminate non-value-added activity.
Salah satu prinsip lean management adalah menghilangkan aktivitas yang tidak menambah nilai bagi produk akhir organisasi. Pada IGD di RS kegiatan nilai tambah dapat berupa pendaftaran pasien, memiliki perawat triase pasien, diagnosis oleh dokter. Sedangkan, menunggu di ruang tunggu atau di ruang pasien adalah aktivitas yang tidak bernilai tambah. Lean management mendorong adanya partisipasi karyawan dalam peningkatan proses. Mengacu pada tulisan (2009), disebutkan bahwa Meadows Regional telah menerapkan lean management pada tahun 2005, dan melatih staf mereka tentang lean principle, kemudian melibatkan mereka dalam menganalisis proses di IGD serta mengembangkan cara untuk mengurangi waktu tunggu. Tim staf IG mengidentifikasi 44 item tindakan untuk mengurangi waktu dan mulai menerapkan perubahan dari waktu ke waktu. Rata-rata LOS untuk pasien IGD di Meadows Regional turun dari 247 menit menjadi 139 menit hanya dalam dua tahun sebagai hasil dari upaya karyawan. Masih menurut tuliasan Dun (2009), RS lain telah berhasil mengurangi waktu tunggu di unit bedah melalui penerapan prinsip lean. Brian Leonard, MS, seorang manajer proses peningkatan kinerja di program Purdue University's Healthcare Technical Assistance, baru-baru ini membantu Goshen (Ind.) Health System untuk meningkatkan waktu mulai di unit bedah RS dari 15 % menjadi 80% hanya dalam 8 minggu.
2. Keep inventory low.
Prinsip lain dari lean management adalah menggunakan apa yang disebut sebagai strategi persediaan "just-in-time" (JIT), yang bertujuan untuk mengurangi persediaan dan biaya penyimpanan terkait. Persediaan yang tidak berlebih dapat membantu RS untuk mengurangi biaya persediaan yang terkait dengan persediaan yang kadaluwarsa sebelum digunakan dan biaya untuk menyimpan persediaan ekstra. Masih menurut tulisan Dunn (20019), Goshen Health System baru-baru ini menerapkan strategi persediaan JIT untuk unit bedahnya, dan dapat menyelamatkan $ 1,3 juta dalam biaya persediaan selama satu tahun. Sistem ini sekarang digunakan dalam persediaan harian berdasarkan permintaan dan menggunakan alat digital, termasuk scanner dan kode bar, untuk melacak penggunaan persediaan dan memberitahukan inventaris pusat tentang apa yang diperlukan di setiap hari.
[1] Lindsey Dunn, 2009, 5 Key Principles for Hospitals From Toyota's Lean Production System