PEMANFAATAN ”BIG DATA” OLEH UNIT FARMASI (APOTEK) DALAM MENGHEMAT BIAYA DAN MENINGKATKAN HASIL PASIEN

Pendahuluan
Farmasi (apotek) dihadapkan pada pengelolaan obat/persediaan bahan medis yang cukup banyak. Apabila tidak didukung dengan sistem dan data memadai, akan menyulitkan dalam mengelola persediaan yang ada. Karena itu, penting untuk memanfaatkan data melalui sistem yang baik. Pemanfaatn data akan memberikan peluang luas bagi farmasi untuk mengurangi biaya dan mengoptimalkan arus kas, serta meningkatkan efisiensi operasional dan hasil basi pasien.
Lima point penting terkait penggunaan data oleh apoteker
Menurut Jeffrey Swanson (kepala penjualan di Pharma Logistics), terdapat lima poin penting terkait bagaimana apoteker dapat mengumpulkan data dan menggunakannya untuk meningkatkan operasi bisnis, antara lain sebagai berikut (Anderson, 2020)[1]:
- The biggest obstacle to the actionable use of data for pharmacies,
Banyaknya data dan kurangnya teknologi analisis komputasi yang kuat merupakan hambatan terbesar penggunaan data dalam farmasi. Farmasi butuh untuk mengumpulkan data tentang jumlah resep, penebusan obat, frekuensi pembelian, dan banyak aspek lain. Kemampuan dalam menerjemahkan kumpulan data masif ini menjadi informasi yang berguna disebut Big Data. Big data mampu mengumpulkan data menjadi informasi berharga. Termasuk menampilkan analitik dan statistik obat yang memungkinkan kepala farmasi untuk dengan cepat dan efisien melihat area di mana yang memerlukan perhatian.
- It's critical to know what kind of data to look for,
Sangat penting untuk mengetahui jenis data apa yang harus dicari untuk membuat perbaikan yang berarti. Karena itu, farmasi harus melacak seberapa sering pasien mengisi ulang resep mereka tepat waktu dan kapan mereka terlambat. Penebusan resep yang terlambat dapat mempengaruhi kesehatan pasien, selain itu juga menurunkan pendapatan dan mempengaruhi persediaan.
- Once you've gathered the data, you have to turn it into results,
Seluruh data yang berhasil dikumpulkan harus diubah menjadi hasil. Data dapat digunakan untuk melacak kekurangan obat dan alasan mengapa itu terjadi. Penggunaan data juga membantu bagian farmasi untuk mengelola proses distribusi terbalik dengan melacak kapan persediaan obat akan habis berdasarkan kebiasaan pembeli. Data juga dapat meminimalkan persediaan yang berlebihan dengan memberi frekuensi obat yang tidak populer digunakan.
- Data helps pharmacies improve operational efficiencies and costs,
Data membantu apoteker dalam meningkatkan efisiensi & biaya operasional. Kontrol inventaris adalah bagian penting dari kemampuan farmasi untuk mengelola perawatan pasien dan menjaga keuntungan. Data memungkinkan pelacakan inventaris yang lebih akurat, sehingga gangguan pasokan tidak terjadi dan apoteker dapat memanfaatkan pembelian massal dan penawaran harga khusus.
- Data also drives improved medication adherence and patient outcomes,
Melalui ketersediaan data, akan mendorong kepatuhan pengobatan dan hasil pasien yang lebih baik. Dengan menggunakan data, apoteker dapat membuat saran perawatan berdasarkan unsur-unsur seperti diet, suplemen, edukasi obat dan kepatuhan pengobatan.
[1] Maia Anderson, 2020, How pharmacies can leverage Big Data to save costs and improve patient outcomes