Browse By

SEPULUH METRIK KINERJA RS YANG BERHUBUNGAN DENGAN INFORMASI STASTISTIK ADMISI PASIEN

Pendahuluan

Kinerja suatu organisasi merupakan hasil kerja seluruh SDM melalui komando manajemen. Penilaian kinerja bertujuan untuk menentukan efektivitas operasional organisasi. Parameter yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu organisasi bisnis dilakukan dengan menggunakan informasi keuangan (laporan keuangan). Selain kinerja keuangan, kinerja non keuangan juga penting. Sedangan parameter kinerja non keuangan, biasanya diukur dengan menggunakan satuan pengukuran non-keuangan.

 Indikator kinerja yang akan menjadi fokus dalam tulisan ini terkait dengan statistik tingkat admisi RS dalam proses layanan. Karena itu indiikator kinerja yang akan disajikan akan berkaitan dengan usaha RS dalam mewujudkan dan meningkatkan kualitas layanan, menjaga biaya tetap rendah, dan meningkatkan efisiensi operasional internal.

 Metrik kinerja RS yang terkait dengan informasi statistic admisi

Tingkat admisi RS dan ruang gawat darurat, serta metrik terkait sangat penting untuk memeriksa apakah RS perlu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas pelayan. Dalam tulisannya, Foley (2017)[1] memberikan setidaknya terdapat. 10 indikator kinerja utama RS, seperti dijelaskan dibawah ini.

  1. Patient wait time. Waktu tunggu pasien merupakan jumlah rata-rata waktu tunggu pasien sebelum diperiksa. Metrik ini dapat membantu staf dan penjadwalan serta memberikan wawasan tentang kepuasan pasien.
  2. Readmission rate. Menghitung tingkat pendaftaran kembali pasien setelah pemeriksaan sebelumnya. Jika metrik ini tinggi, maka akan menunjukkan indikasi bahwa terdapat kekurangan staf atau kurangnya perhatian selama perawatan.
  3. Admission rate. Memungkinkan untuk mengetahui berapa banyak pasien yang datang setiap tahun. Pertumbuhan atau penurunan jumlah ini dapat membantu pengambilan keputusan terkait pemasaran, perekrutan, investasi peralatan, dll.
  4. Number of patients per month or quarter. Memeriksa jumlah pasien yang mengunjungi RS atau ruang gawat darurat selama periode pelaporan.
  5. Number of new patients. Mengukur jumlah pasien yang merupakan pasien baru selama periode pelaporan.
  6. Patient satisfaction. Menjadi alat pemasaran yang bagus untuk organisasi jika tingkat kepuasannya tinggi. Angka yang rendah bisa menandakan masalah dengan operasional RS atau beberapa hal terkait layanan lainnya.
  7. Arrival to bed. Menghitung jumlah waktu yang harus ditunggu pasien sebelum dipindahkan dari ruang tunggu ke tempat tidur.
  8. Arrival to nurse. Menghitung jumlah waktu tunggu pasien antara kedatangan mereka dan perawat.
  9. Arrival to physician. Menghitung jumlah waktu tunggu pasien antara kedatangan mereka dan waktu menemui dokter atau asisten dokter.
  10. Arrival to discharge. Menghitung jumlah total waktu seorang pasien berada di ruang gawat darurat, dari saat mereka tiba sampai saat mereka keluar. Ukuran ini mungkin memiliki variasi tergantung pada jenis prosedur yang diperlukan untuk pasien.
Baca Juga:  AKUNTANSI DAN PERANNYA DALAM MANAJEMEN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN
[1] Andrew Foley, 2017, Insightful Hospital Admission Statistics & 10 Metrics That Correlate