MENGELOLA & MENINGKATKAN LIKUIDITAS RS

Pendahuluan
Likuiditas merupakan kemampuan organisasi bisnis (termasuk RS) dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas juga dapat diartikan sebagai kemampuan organisasi dalam memenuhi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta lancarnya. Biasanya, tingkat likuiditas diukur dengan rasio antara aktiva lancar dibagi kewajiban lancar. Rasio lainnya yang juga bisa digunakan dalam mengukur likiuditas adalah acid test ratio (aktiva lancar dikurang persediaan dibagi dengan hutang lancar), & rasio kas (kas dibagi hutang lancar).
Pengelolaan kas di RS
Menjaga likuiditas dengan kata lain adalah menjaga kemampuan kas RS dalam membiaya berbagai kegiatan opersionalnya, termasuk melunasi hutang jangka pendek. Menjaga posisi kas agar tetap likwid harus terus diupayakan terutama terfokus pada aliran kas. Aliran kas RS terdiri dari dua macam, yaitu aliran kas keluar (cash outflow) dan aliran kas masuk (cash inflow). Aliran kas keluar dapat bersifat terus-menerus atau kontinyu, seperti pengeluaran rutin untuk membayar gaji karyawan, pembelian persediaan, dan lain-lain. Di samping itu juga terdapat aliran kas keluar yang tidak rutin, seperti pembelian aktiva tetap, pembayaran angsuran utang, dan lain-lain. Demikian juga pada aliran kas masuk, terdapat pemasukan yang rutin, seperti penerimaan dari pasien, dan untuk aliran kas masuk yang tidak rutin dapat berupa penerimaan kredit atau pinjaman dari bank, dan sebagainya.
Artikel terkait;
- PENGELOLAAN KAS DI RS (PART 1)
- PENGELOLAAN KAS DI RS (PART 2)
Kas di industry RS
Terkait dengan kas, Dickey (2014)[1], mengulas 2 hal pada laporan keuangan RS yaitu margin operasi & posisi kas. Margin operasi akan memberikan gambaran mengenai pasar dan kemampuan manajemen dalam menghasilkan arus kas di masa mendatang. Sedangkan posisi kas merupakan hal yang lebih penting karena dapat menilai kemampuan RS dalam melakukan proyek yang signifikan atau mengatasi potensi risiko dan keadaan darurat.
Masih menurut pendapat Dickey (2014), kebanyakan manajer organisasi pelayanan kesehatan seperti RS, sudah menyadari pentingnya likuiditas, tetapi banyak yang gagal mengambil langkah untuk meningkatkannya. Ada beberapa faktor yang dapat merusak operasional RS, seperti penggantian pembayar, kondisi ekonomi, persaingan, biaya dan pasokan tenaga kerja, demografi pasar, dll. Mengingat hal tersebut, penting untuk mengenali area di mana manajemen dapat mempengaruhi arus kas, likuiditas, dan hal lainnya.
Pengelolaan siklus pembayaran dapat membantu arus kas, tetapi juga merupakan sinyal bagi kreditor potensial. Fokus yang konsisten pada peningkatan langkah-langkah siklus pembayaran menunjukkan kompetensi dan fokus manajemen pada masalah yang dapat mempengaruhi kas. Sebaliknya, fluktuasi besar dalam biaya akibat piutang yang buruk karena hari piutang (AR) atau persentase besar dari piutang "lama", akan menimbulkan pertanyaan mengenai kompetensi manajemen dan integritas laporan laba rugi historis.
Uncovering trapped cash…… (Part 2)
[1] Ritchie Dickey, 2014, Cashing in: How to boost your hospital's liquidity