MENGAPA PASIEN MENGINGINKAN LAYANAN KESEHATAN SESUAI JADWAL MEREKA SENDIRI?
Pendahuluan
Transformasi digital dalam organsasi pelayanan kesehatan akan membawa dampak yang cukup menggembiarakan. Penggunaan Telemedicine, perangkat medis yang mendukung kecerdasan buatan (AI), dan catatan kesehatan elektronik blockchain, merupakan contoh nyata dari transformasi digital dalam pelayanan kesehatan. Karena itu, penting bagi manajemen organisasi ini untuk segera berinvestasi dalam tekhnologi digital, termasuk memutuskan teknologi baru mana yang akan digunakan. Namun, perlu diingat bahwa beradaptasi dengan era digital membutuhkan pergeseran pola pikir kearah yang fleksibel, termasuk berani mengambil risiko.
Dalam transformasi digital, inovasi merupakan kata kuncinya. Melalui inovasi dalam transformasformasi digital, dapat menyederhanakan pekerjaan dokter, mengoptimalkan sistem, meningkatkan hasil pasien, mengurangi kesalahan manusia, dan menurunkan biaya. Reddy (2021)[1] menggambaran tentang 7 trend kunci dalam transformasi digital di organisasi pelayanan kesehatan pada tahun 2021, yaitu: 1) The rise of on-demand healthcare, 2) The importance of big data in healthcare, 3) Treating patients with virtual reality, 4) The growth of wearable medical devices, 5) Predictive healthcare, 6) The wonders of artificial intelligence, & 7) Blockchain and the promise of better electronic health records. Tulisan ini akan mengangkat hal tersebut, khususnya terkait dengan trend kunci pertama seperti yang dikemukakan oleh Reddy, yaitu layanan kesehatan berdasarkan permintaan (mengapa pasien menginginkan layanan kesehatan sesuai jadwal mereka sendiri).
The rise of on-demand healthcare
Ketika bicara tentang 'sesuai permintaan', maka kita akan memikirkan konsumen yang menginginkan hal-hal dengan kenyamanan mereka sendiri, pada waktu mereka sendiri, dan di mana pun mereka berada. Industri pelayanan kesehatan memasuki era inovasi digital, karena pasien mencari perawatan kesehatan sesuai permintaan karena jadwal mereka yang sibuk. Telpon Seluler sangat penting ketika mempertimbangkan pemasaran konten. Orang-orang menjadi jauh lebih mobile dalam dekade terakhir. Mobilitas adalah kata kuncinya, dan statistik menunjukkan bahwa lebih dari 50% dari semua penjelajahan web di dunia terjadi pada perangkat seluler pada 2018 (tepatnya, 52%).
Salah satu aturan pertama pemasaran konten adalah kita harus mengidentifikasi di mana konsumen yang menjadi target berkumpul dan menjangkau mereka di platform tersebut. Hal ini tidak mengherankan, karena 77 persen penduduk AS memiliki smartphone. Selain itu, jumlah pengguna ponsel di dunia diperkirakan akan melampaui angka lima miliar pada tahun 2019. Hal ini merupakan indikasi bahwa lebih dari empat miliar orang di seluruh dunia menggunakan Internet dan kita dapat mulai melihat kemungkinan yang ditawarkan oleh transformasi digital dalam pelayanan kesehatan. Menurut DMN3, konsumen online untuk mendapatkan informasi medis karena alasan berikut:
- 47% mencari dokter
- 38% Mencari RS dan fasilitas medis
- 77% memesan janji medis
Pelayanan kesehatan berdasarkan permintaan, juga didorong oleh pertumbuhan ekonomi, di mana para profesional (setelah selesai bekerja di berbagai industri) akan mempekerjakan diri mereka sendiri per pekerjaan. Perusahaan seperti Nomad Health telah mengembangkan pasar online yang menghubungkan dokter secara langsung dengan fasilitas medis untuk pekerjaan jangka pendek. Hal ini dapat mempermudah dokter untuk memberikan layanan kesehatan sesuai permintaan kepada klien dalam keadaan tertentu yang sesuai dengan bakat, keahlian, dan jadwal mereka. Dengan kata lain, dokter sendiri menjadi penyedia layanan kesehatan sesuai permintaan untuk lebih memenuhi perubahan kebutuhan pasiennya. Kenyataan ini merupakan manfaat lain dari transformasi digital dalam industri perawatan kesehatan.
[1] Michael Reddy, 2021, Digital Transformation in Healthcare in 2021: 7 Key Trends