MEMBANDINGKAN ANTARA ZERO BASED DENGAN ACTIVITY BASED BUDGETING

Pendahuluan
Secara umum, penganggaran merupakan proses perencanaan dalam mengalokasikan uang. Membuat rencana pengeluaran dapat memungkinkan organisasi untuk menentukan terlebih dahulu, apakah memiliki cukup uang untuk melakukan hal-hal yang perlu dilakukan atau ingin dilakukan. Secara sederhana, penganggaran sebenarnya hanya menyeimbangkan pengeluaran dengan penerimaan. Apabila tidak imbang, maka akan dapat menghabiskan lebih dari yang dihasilkan, dan ini dapat menimbulkan masalah. Karena itu, proses perencanaan keuangan ini (penganggaran) bertujuan untuk memprioritaskan pengeluaran dan memfokuskan pada hal-hal yang paling penting bagi organisasi.
Zero Based dan Activity Based Budgeting merupakan dua metode penganggaran. Pemilihan metode penganggaran ini dapat tergantung pada fungsi dan kesesuaian suatu organisasi. Tulisan ini akan membandingkan terkait kedua metode penganggaran ini.
Pengertian zero based dan activity based budgeting
Menurut Borad (2019)[1], dalam metode penganggaran zero based dimulai dari awal. Anggaran tahun berjalan yang disiapkan tanpa pertimbangan anggaran tahun sebelumnya. Biaya yang dikeluarkan setiap tahun harus dibenarkan. Vitalitas proyek menentukan alokasi sumber daya. Aspek yang penting untuk kelangsungan bisnis dan menghasilkan lebih banyak keuntungan mendapat prioritas pertama.
Masih mengacu pada Borad (2019), activity based budgeting menggunakan metodologi penetapan biaya berbasis aktivitas dalam menyiapkan anggaran. Metode anggaran ini tidak mempertimbangkan anggaran tahun lalu untuk menyiapkan anggaran tahun berjalan. Anggaran disusun setelah melakukan studi kegiatan yang menimbulkan biaya. Hasil dari penelitian ini yang akan menentukan alokasi sumber daya.
Zero Based Vs. Activity Based Budgeting
Berikut ini poin-poin perbedaan antara zero based dan activity based budgeting, menurut Borad (2019);
- Basis for budget preparation
Penganggaran zero based disiapkan sejak awal, tanpa mempertimbangkan anggaran tahun lalu. Metode penganggaran ini mengalokasikan sumber daya berdasarkan kebutuhan dan biaya departemen. Di sisi lain, activity based budgeting juga tidak mempertimbangkan anggaran tahun lalu, tetapi sumber daya dialokasikan berdasarkan efisiensi dalam operasi bisnis.
- Resource allocation
Dalam penganggaran zero based, peringkat kegiatan bisnis berdasarkan vitalitas mereka. Setelah biaya yang dikeluarkan dibenarkan, maka hal tersebut menjadi sumber untuk mengalokasi sumber daya dalam suatu kegiatan. Di sisi lain, dalam activity based budgeting, setelah pemicu biaya benar, maka departemen dapat mengalokasikan sumber daya.
- Wasteful expenses
Penganggaran zero based mempertimbangkan kembali semua kegiatan bisnis setiap tahun dan mengalokasikan uang hanya untuk kegiatan-kegiatan yang membenarkan pengeluaran. Oleh karena itu, menghilangkan kegiatan yang tidak perlu menghasilkan penghematan biaya. Sedangkan dalam activity based budgeting, setiap aktivitas dianalisis dengan tetap memperhatikan fungsi dan tujuan bisnis. Hal ini dapat menghilangkan fungsi-fungsi yang tidak berjalan dengan baik dengan fungsi lainnya. Oleh karena itu, ini mengarah pada penghematan biaya lebih lanjut.
- Link to business objectives
Dalam penganggaran zero based, revaluasi program dilakukan. Ini menjadi dasar untuk alokasi sumber daya. Di sisi lain, activity based budgeting mengalokasikan sumber daya setelah mencatat hubungan fungsi bisnis dengan tujuan bisnis.
- Potential profitability
Penganggaran zero based didasarkan pada justifikasi yang diberikan untuk setiap pengeluaran terkait dengan suatu kegiatan. Ini tidak mengarah pada penentuan potensi keuntungan bisnis. Padahal, dalam metode activity based budgeting menyelaraskan kegiatan bisnis dengan tujuan. Sehingga membantu untuk mengetahui potensi keuntungan.
[1] Sanjay Bulaki Borad, 2019, zero based vs. activity based budgeting