MANAJEMEN RISIKO DALAM INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN

Pendahuluan
Risiko dalam dunia bisnis didefinisikan sebagai faktor yang dapat menyebabkan ketidakpastian dalam mencapai tujuan organisasi. Karena itu, untuk meminimalisasi resiko organisasi perlu mengelola resiko. Melalui manajemen resiko organisasi dapat mengidentifikasi, memantau dan mengelola risiko potensial untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya terhadap organisasi. Bagi industri pelayanan kesehatan, manajemen risiko berpotensi lebih penting daripada di industri lain. Karena, resiko yang ditimbulkan pada industri pelayanan kesehatan bukan hanya masalah keuangan saja, tetapi juga akan terkait dengan keselamatan pasien. Bahkan, manajemen risiko dalam layanan kesehatan dianggap lebih penting, karena kehidupan manusia adalah taruhannya.
Rencana manajemen risiko kesehatan yang baik dapat mengurangi risiko kesehatan pasien serta risiko keuangan dan kewajiban. Rencana manajemen risiko yang baik perlu dikembangkan, diterapkan, dan dipantau. Dalam tulisannya, Moskowitz (2018)[1] mengemukakan beberapa hal sebagai berikut; 1) Malpractice Crisis And Impact, ) Risk Managers, 3) Risk Management Ladder, 4) Financial Risk Management, & 5) Step-By-Step Process. Kelima hal tersebut akan dibahas berikut.
Malpractice Crisis And Impact
Saat ini, peningkatan penduduk meningkat dengan tuntutan yang lebih banyak. Hal ini menyebabkan tingkat asuransi yang lebih tinggi dan penurunan ketersediaan beberapa spesialisasi. Ini semua dapat diatasi dengan manajemen risiko proaktif. Sebelum krisis, yang dilakukan adalah manajemen risiko reaktif. Melalui manajemen risiko yang proaktif, organisasi layanan kesehatan dapat menghemat modal dan mengurangi kematian.
Kunci kesuksesan adalah sistem pelaporan yang tersentralisasi. Pada tahun-tahun sebelumnya, data tidak akan dibagikan di semua departemen. Saat ini, semua data dibagikan dan tersedia, sehingga dapat mengurangi risiko pasien, memangkas biaya dan meningkatkan efisiensi proses. Ini juga memungkinkan untuk mengidentifikasi peluang untuk peningkatan di bidang klinis, operasi dan bisnis. Selain itu, dengan mengambil pendekatan yang lebih kolaboratif dalam manajemen risiko, layanan kesehatan dapat menggunakan sistem kebijakan yang memungkinkannya melakukan bisnis untuk memenuhi standar kepatuhan.
Risk Managers
Memiliki sistem manajemen risiko proaktif merupakan langkah positif menuju pencegahan dan mitigasi risiko. Namun, manajemen ini hanya akan efektif apabila semua karyawan terlatih dan tahu bagaimana menerapkan strategi untuk pencegahan, bereaksi terhadap yang tidak dapat dihindari, dan kepada siapa pelaporan harus dilakukan. Semua orang harus menjadi manajer risiko.
Manajer risiko adalah seseorang yang memiliki pengalaman dalam menangani masalah terkait risiko di berbagai pengaturan. Individu juga harus dapat mengidentifikasi & mengevaluasi risiko, yang kemudian harus mengurangi potensi cedera pada pasien, anggota staf & pengunjung. Seorang manajer risiko juga harus menganalisis strategi manajemen risiko saat ini. Apabila suatu strategi tertentu digunakan untuk kondisi medis tertentu dan ditemukan bahwa strategi ini cenderung mengarah pada efek samping yang berbahaya, maka strategi tersebut perlu diubah. Semua karyawan juga harus mengenali apa pun yang dapat memicu peningkatan risiko.
Risk Management Ladder
Hal ini juga dikenal sebagai prioritisasi. Pertama, organisasi layanan kesehatan harus menetapkan apa yang bisa terjadi, seberapa besar kemungkinan sesuatu akan terjadi, dan seberapa parahnya. Kemudian, harus ditentukan bagaimana risiko dapat dikurangi dan membatasi dampaknya, seperti apa potensi paparan risiko-risiko itu jika tidak ada. Dalam hal manajemen risiko kesehatan, prioritas pertama selalu keselamatan, bukan keuangan, akaupun keuangan juga penting.
Financial Risk Management
Tujuan manajemen keuangan adalah untuk menghindari kerugian & pengeluaran yang dapat berdampak pada operasional. Langkah pertama untuk organisasi pelayanan kese-hatan adalah meneliti tren industri sehingga dapat menganalisis strategi manajemen resiko saat ini. Buatlah penyesuaian yang dapat menghemat modal. Fokus di sini adalah pada aspek keuangan & penghematan modal, yang pada akhirnya dapat mengarah pada peningkatan perawatan & keselamatan pasien. Sasaran manajemen risiko terkait keuangan secara umum untuk organisasi layanan kesehatan termasuk mengurangi kesalahan klaim, mengurangi jumlah kegagalan, & meningkatkan komunikasi dengan perusahaan asuransi untuk mendapatkan poin & mengurangi biaya keseluruhan.
Step-By-Step Process
Apabila organisasi pelayanan kesehatan menerapkan strategi manajemen risiko proaktif, maka dapat menggunakan proses tujuh langkah sederhana berikut :
-
- Memberi pengetahuan karyawan dalam semua aspek strategi manajemen risiko, termasuk cara mencegah dan merespons risiko,
- Menyimpan dokumentasi yang akurat & lengkap, yang dapat dipelajari dan digunakan sebagai referensi,
- Koordinasi antar departemen, Hal ini dapat mempercepat proses manajemen risiko dan mencegah kesalahan,
- Karyawan dapat mengambil tindakan untuk mencegah apa yang bisa dihindari,
- Karyawan dapat bereaksi terhadap risiko yang tidak terhindarkan dengan kecepatan dan akurasi tinggi,
- Pelajari cara menangani keluhan untuk mengurangi risiko bagi suatu organisasi,
- Ketahui cara melaporkan insiden untuk mengurangi risiko ke organisasi.
Manajemen risiko kesehatan berjalan lebih jauh dari langkah-langkah di atas, namun setidaknya dapat menjadi gambaran untukk memulainya. Apabila organisasi kesehatan tidak memiliki tim manajemen risiko, maka harus dipertimbangkan untuk membuatnya atau mencari dengan mempekerjakan perusahaan luar.
[1] Dan Moskowitz, 2018, The Importance of Healthcare Risk Management