Browse By

KIAT-KIAT DALAM PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DI RS (part 1)

Pendahuluan

Berbagai perubahan di industri RS, secara tidak langsung akan berdampak pada proses penganggaran. Penekanan yang semakin besar lean health, memungkinkan RS untuk maksimalkan nilai pelanggan sambil meminimalkan pemborosan. Praktek tersebut tentunya tidak mudah dilakukan & memerlukan kehati-hatian agar supaya tidak malah menurunkan kualitas layanan.

Rencana Kerja & Anggaran

Penganggaran atau juga sering diistalahkan dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) merupakan proses penyusunan proyeksi penerimaan dan beban biaya yang mungkin timbul akibat proses kegiatan fungsional di RS. Proses perumusan anggaran biasanya disusun pada pertengahan tahun untuk anggaran tahun depannya. Rencana anggaran yang tertuang harus merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perencanaan laporan keuangan (neraca, laba rugi/laporan orpasional, dan arus kas). Agar penyusunan rencana anggaran RS dapat berjalan efektif, maka diperlukan langkah dan strategi sebagai berikut:

  1. Anggaran disusun berbasis departemen/instalasi/unit. Setiap instalasi di RS akan  mengajukan rencana kegiatan, target output, disertai dengan proyeksi pendapatan dan biaya.
  2. Pada tahap perumusan proyeksi pendapatan dan biaya, sangat penting untuk melihat dan mengevaluasi terlebih dahulu mengenai data historis laporan keuangan beberapa tahun sebelumnya.
  3. Apabila memungkinkan, sangat baik apabila rencana anggaran yang telah dibuat dapat dibandingkan dengan laporan anggaran organisasi sejenis.  Hal ini terkait untuk melihat tentang standar biaya yang telah dianggarkan.
  4. Pengawasan yang ketat terhadap penggunaan anggaran RS sangat penting untuk memastikan bahwa realisasi sesuai dengan perencanaan awal.
  5. Memberikan penghargaan dan sanksi terhadap pencapaian anggaran instalasi. Hal ini terkait dengan efisiensi/inefisiensi biaya, atau pendapatan.

Berbagai kiat penganggaran terbaik bagi RS

Dalam tulisannya, Weaver(2016)[1] memberikan 11 kiat penganggaran RS terbaik yaitu; 1) always look at the bigger picture, 2) remove and reduce lighting, 3) examine service contracts and coverage levels, 4) provide thorough explanations for expenditures, 5) design ways to reduce readmissions, 6) rework your shipping strategies, 7) improve deficiencies in the emergency room, 8) maintain a warranty database, 9) implement a wellness and disease management program for employees, 10) establish pricing agreements with vendors, & 11) track down inventory to improve productivity.

  1. Always look at the bigger picture.
Baca Juga:  UPAYA PENGELOLAAN LABORATORIUM AGAR MENJADI ASET STRATEGIS RS (Part 1)

Satu hal yang harus dipahami adalah anggaran terkait dengan kebutuhan dan kinerja semua departemen dan unit. Hal yang terkait secara langsung mempengaruhi pengalaman pasien harus diberi prioritas lebih tinggi daripada yang lainnya.

  1. Remove and reduce lighting.

Gantilah lampu yang tidak perlu dan pasang sakelar lampu di area di mana lampu dapat dimatikan pada jam-jam tertentu, sehingga dapat menjadi penghemat biaya besar. Peralihan dari bola lampu biasa ke bola lampu hemat energi merupakan suatu hal yang sangat baik karena dapat menghemat konsumsi energy. Hal ini secara otomatis akan menghemat biaya listrik.

  1. Examine service contracts and coverage levels.

Dalam beberapa terkadang RS membayar lebih untuk layanan tertentu. Karena itu perlu untuk meninjau kembali kontrak pembelian untuk peralatan tertentu. Pentingnya juga untuk melakukan identifikasi tingkat cakupan yang optimal untuk RS Sebagai langkah penghematan biaya.

 


[1] Jenna Weaver,  2016, 11 expert hospital budgeting tips you can’t afford to ignore