BEBERAPA CARA DALAM MENINGKATKAN BUDAYA KESELAMATAN DI ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

Pendahuluan
Sangat penting bagi organisasi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien. Mempertahankan dan meningkatkan budaya ini, harus diupayakan dengan dukungan berbagai elemen seperti proses dan teknologi. Upaya tersebut penting karena melalui peningkatan budaya keselamatan pasien, maka akan berdampak baik bagi organisasi. Untuk itu, diperlukan framework dalam mengimplementasikan budaya keselamatan pasien.
Seven Ways a Sociotechnical Framework Improves a Safety Culture[1]
Untuk mengatasi tantangan budaya dalam meningkatkan keselamatan, serta elemen proses & teknologi yang mendukung dan mempertahankan budaya keselamatan, sistem kesehatan dapat menggunakan kerangka kerja sosioteknik. Budaya mencakup perawatan yang berpusat pada pasien & keluarga, kepemimpinan, kerja tim, kelelahan staf frontline, & dampak ekonomi dari budaya; proses mencakup keadilan organisasi, keandalan, dan peningkatan proses; dan teknologi termasuk teknologi informasi perawatan kesehatan.
Gambar 1 menunjukkan bagaimana pendekatan sosioteknik menggabungkan budaya, proses, & teknologi. Skor berjenjang mengukur ketiga elemen & menunjukkan apakah sistem kesehatan berkinerja buruk (sangat rendah) atau baik (sangat tinggi) dengan budaya keselamatannya.
Figure 1: A sociotechnical approach to improving patient safety
Budaya keselamatan pasien berdasarkan kerangka kerja sosioteknik memiliki tujuh kekuatan utama:
- Leverages Qualitative & Quantitative Data (Versus Quantitative Safety Scores Alone)
Skor budaya kuantitatif yang tinggi di tingkat unit tidak mencerminkan apakah organisasi menggunakan teknologi perawatan kesehatan dengan aman, atau bahwa sistem teknologi perawatan kesehatannya aman. Untuk menentukan apakah budaya keselamatan ada di antara anggota tim atau jika mereka memiliki pemahaman mendasar tentang prinsip-prinsip keselamatan pasien & mempraktikkannya, MAKA sistem kesehatan membutuhkan data kualitatif.
- Doesn’t Rely on HIMSS Stage Levels to Tell the Complete Safety Picture
HIMSS Analytics Electronic Medical Record Adoption Model (EMRAM) menilai sistem kesehatan berdasarkan kemampuan EMR mereka, tetapi skor ini mungkin tidak sejalan dengan keamanan klinis. Unit klinis dapat memperoleh skor HIMSS tahap lima atau lebih tinggi, tetapi menurut umpan balik kualitatif dari staf frontline, masih dapat mengalami masalah keamanan. Namun, level HIMSS tidak mengukur keselamatan pasien dan budaya masalah keselamatan.
- Gives Frontline Clinicians a Voice in Decision Making
Saat pengambilan keputusan pada tingkat manajemen teknologi perawatan kesehatan yang lebih tinggi, staf frontline kurang dapat dengan cepat bertindak atas masalah keselamatan yang mereka identifikasi. Dengan pengawasan lokal (versus top-down), dokter bagian frontline dapat segera menangani potensi bahaya. Memberdayakan dokter dengan analitik keselamatan khusus pasien memungkinkan pengambilan keputusan klinis segera untuk mengurangi atau mencegah bahaya.
- Makes IT Solutions Accessible to Non-Technical Users
Dokter bagian frontline harus dapat dengan mudah mengakses dan menggunakan solusi analitik keselamatan untuk membuat keputusan terkait keselamatan tepat waktu. Inefisiensi teknologi tidak hanya menunda penanganan masalah & meningkat-kan risiko keselamatan, tetapi juga menciptakan tekanan bagi pengguna. Hal ini dapat meningkatkan risiko kelelahan tenaga kerja. Organisasi dapat membuat solusi keselamatan pasien yang efisien & dapat diakses oleh dokter dengan modul perangkat lunak berbasis cloud yang aman. Ini dapat membantu untuk mendeteksi, memantau, & mencegah kejadian keselamatan pasien & mengotomatiskan pelaporan untuk memberikan data prediktif serta identifikasi dan analisis semua bahaya.
- Encourages Frontline Clinicians to Report Safety and Quality Issues
Dengan budaya organisasi di mana staf frontline merasa nyaman untuk melaporkan masalah keselamatan atau kualitas apa pun, sistem kesehatan dapat mengukur masalah keselamatan dengan lebih akurat (langkah penting dalam mengurangi risiko). Untuk memastikan bahwa staf merasa nyaman, pemimpin harus menjunjung tinggi lingkungan saling menghormati yang tidak dapat dinegosiasikan untuk semua anggota tim.
- Treats a Safety Issue in One Area as a Potential Systemwide Risk
Masalah keamanan terkait teknologi dalam satu unit sistem kesehatan dapat menunjukkan risiko di seluruh sistem. Misalnya, jika formulir rekonsiliasi pengobatan untuk semua pasien di UGD memiliki kesalahan dalam struktur yang mendasarinya dan berpotensi menimbulkan risiko keselamatan, maka hal itu akan mempengaruhi setiap pasien yang dirawat. Dengan mengidentifikasi masalah dalam satu unit yang dapat berulang di seluruh sistem (misalnya, protokol yang salah/tidak akurat, masalah dengan populasi otomatis, dan pemetaan obat yang tidak akurat), organisasi dapat mengurangi risiko di seluruh sistem.
- Performs Thorough Due Diligence Before Taking Safety IT Solutions Live
Agar sistem kesehatan dapat sepenuhnya memanfaatkan solusi teknologi informasi untuk meningkatkan keselamatan pasien, organisasi harus melakukan uji tuntas secara menyeluruh sebelum menggunakan alatnya. Organisasi berisiko menggagalkan teknologi & tujuan peningkatan saat meluncurkan alat bahkan sebelum menguji fungsionalitas dasarnya.
[1] Stan Pestotnik, MS, RPh, 2019, Healthcare Safety Culture: A Seven-Step Success Framework