FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN RS SETELAH PELAKSANAAN SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL(Part 2)

Berikut adalah lanjutan dari artikel FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN RS DI TAIWAN SETELAH PELAKSANAAN TAIWAN’S NATIONAL HEALTH INSURANCE (Part 1), terkait hasil penelitian yang dilakukan oleh Chiang dkk (2014)[1], tentang faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
Hasil penelitian terkait Chiang dkk (2014)
3. Diskusi dan kesimpulan
3.1 Operasi Margin
Aktiva tetap menunjukkan hubungan positif yang signifikan dengan marjin operasi. Ketika variabel utang signifikan, penurunan profitabilitas pembayaran bunga jatuh tempo dan biaya terkait utang lainnya, mengarah pada korelasi negatif antara utang dan profitabilitas. Data survei menunjukkan bahwa RS Taiwan umumnya memiliki tingkat utang rendah, dan dengan demikian dapat menikmati keuntungan yang lebih besar. Rasio utang terhadap total aset meningkat sebesar 10%, marjin operasi menurun 1,27%.
Melalui sistem pembayaran tetap (dengan NHI), peningkatan rata-rata LOS berkontribusi pada peningkatan biaya, sehingga mengakibatkan korelasi negatif antara LOS dan marjin operasi. Hasil penelitian ini mendukung peneliti lainnya yang menunjukkan masalah keuangan di RS seringkali sebagian karena peningkatan rata-rata LOS. Sedangkan tingkat operasi rawat inap yang lebih tinggi tidak menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik dengan margin operasi, meskipun data menunjukkan hubungan negatif. Oleh karena itu, sulit untuk menanggapi tentang pengaruh pelaksanaan NHI pada indikator ini dan dampaknya terhadap efektivitas keuangan.
Penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara skala dan tingkat RS dengan indikator profitabilitas. Hal ini sejalan dengan banyak literatur tidak menemukan ada konsensus yang pasti mengenai hubungan tingkat RS dan ukurannya dengan profitabilitas. Terkait dengan pendapatan lainnya, penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan lainnya terkait positif dengan marjin operasi, meskipun secara statistik tidak signifikan. Mengenai pendapatan lainnya, para peneliti di negara lain telah menunjukkan bahwa peningkatan biaya perawatan yang tidak dikompensasi mempengaruhi profitabilitas, tetapi dampak negatif ini dapat diatasi dengan offsetting biaya-biaya tersebut melalui sumber-sumber pendapatan lainnya (Walker, 1993).
Instalasi peralatan hi-tech secara tidak langsung mencerminkan kecanggihan teknologi medis di RS. Penelitian ini menemukan bahwa margin operasi meningkat dengan pemasangan jumlah moderat peralatan hi-tech, meskipun korelasi ini secara statistik tidak signifikan. Peneliti lain telah menyatakan bahwa, meskipun peralatan hi-tech berpotensi dapat mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas pekerja, peralatan hi-tech tidak dapat menggantikan tenaga kerja, dan karena itu cenderung meningkatkan biaya dan mengurangi profitabilitas (cowing, Holtman, & Powers, 1983; Coddington dkk., 1990). Beberapa peneliti telah mencatat bahwa kecanggihan peningkatan teknologi kedokteran merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap masalah keuangan di RS (Narine et al., 1996).
3.2 Return on Aset Tetap
Dalam penelitian ini, analisis regresi terkait pengembalian aset tetap menunjukkan bahwa pendapatan rawat jalan, rasio aktiva tetap, jumlah peralatan hi-tech, dan rata-rata LOS secara signifikan terkait dengan pengembalian aset tetap. Pendapatan rawat jalan terkait positif dengan pengembalian aset tetap, dengan setiap kenaikan 1% pendapatan rawat jalan sebagai proporsi dari total pendapatan berhubungan dengan peningkatan 3,9% pada pengembalian atas aset tetap. Temuan ini tidak sesuai dengan beberapa penilitian dari Negara lain.
Rasio aktiva tetap secara signifikan dan negatif terkait dengan pengembalian atas aset tetap. Hal ini dikaitkan dengan penurunan 3,1% dalam pengembalian pada aset tetap. Ini bertentangan dengan harapan umum bahwa RS dapat meningkatkan pendapatan dengan meningkatkan investasi dalam aktiva tetap. Jumlah peralatan hi-tech secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap pengembalian atas aset tetap. RS yang memiliki 1 atau 2 unit alat hi-tech yang terpasang dengan tingkat pengembalian 1,86% lebih tinggi dari RS tanpa peralatan hi-tech. Namun, apabila suatu RS telah memiliki 3 atau lebih unit peralatan hi-tech, maka hubungannya tidak signifikansi statistik. Temuan ini bertentangan penelitian yang dilakukan di RS AS (Narine et al., 1996).
Penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang signifikan dan negatif antara rata-rata LOS dengan pengembalian aset tetap. Hal ini sama dengan hasil penelitan Narine dkk (1996), yang melaporkan bahwa LOS rawat inap yang tinggi dikaitkan dengan kesulitan keuangan RS. Temuan lain oleh berbagai penelitian mengenai profitabilitas tidak bisa dikonfirmasi dalam penelitian ini. Tingkat operasi rawat inap menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan dengan pengembalian atas aset tetap. Demikian pula, data yang ada dalam penelitian ini gagal untuk mendukung hubungan yang signifikan antara tingkat dan ukuran RS serta pengembalian aset. Meskipun literatur dari negara-negara barat menunjukkan bahwa rasio utang terhadap total aset terkait dengan pengembalian total aset (Gapenski, 1993), namun tidak ada hubungan yang dapat diamati dalam penelitian ini. Hal ini bisa disebabkan oleh fakta bahwa sangat sedikit RS di survei yang memiliki utang cukup besar, dengan variabilitas yang tidak memadai dalam situasi utang gagal untuk menghasilkan pengaruh signifikan secara statistik.
[1] Jiunn Chiou Chiang, Tsai Yi Wang & Feng Jui Hsu, 2014, Factors Impacting Hospital Financial Performance in Taiwan, following Implementation of National Health Insurance