FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN RS SETELAH PELAKSANAAN SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL(Part 1)

Pendahuluan
Implementasi JKN (melalui BPJS Kesehatan), sangat mempengaruhi kinerja pendapatan RS di Indonesia. Secara otomatis, hal ini akan berpengaruh pada kinerja keuangan RS secara keseluruhan. Kemampuan manajemen dalam mengelola RS terkait kinerja keuangan di era JKN, sangat dibutuhkan agar RS yang bermitra dengan BPJS Kesehatan tetap survive & berkembang.
Penelitian terkait pengaruh kinerja keuangan RS Indonesia setelah bermitra dengan BPJS Kesehatan, sepengetahuan penulis belum dilakukan. Karena itu, dalam tulisan ini kami mengangkat hasil penelitian yang dilakukan oleh Chiang dkk (2014)[1], yang berjudul Factors Impacting Hospital Financial Performance in Taiwan, following Implementation of National Health Insurance.
Hasil penelitian terkait Chiang dkk (2014)
- Pendahuluan & metode penelitian
Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja RS setelah pelaksanaan skema Taiwan’s National Health Insurance (NHI), yang dilaksanakan sejak tahun 1995. RS di Taiwan dikategorikan menurut jenis (pusat medis, RS pendidikan, RS regional, dan RS kabupaten) dan daerah (utara, tengah, selatan dan timur). Sejak pelaksanaan NHI, pasien yang hadir di RS besar menurun secara signifikan, dan RS kecil mengalami peningkatan persaingan dengan pusat kesehatan yang lebih besar.
Badan yang menyelenggarakan sistem kesehatan nasional di Taiwan adalah Bureau of National Health Insurance. Badan ini adalah semacam lembaga/perusahaan asuransi yang dikelola pemerintah Taiwan (seperti BPJS di Indonesia). Sejak pelaksanaan NHI, 80% dari pendapatan RS berasal dari Bureau of National Health Insurance melalui klaim pasien. Sisanya, yaitu sebesar 20% berasal dari biaya pendaftaran, copays, dan subsidi selisih minoritas dari pemerintah bagi orang-orang di bawah garis kemiskinan dan penduduk asli yang miskin untuk menutupi 20% copay. Healthcare Bureau mengatur daftar item dan audit pelayanan medis serta biaya secara ketat untuk mencegah pemborosan dan mengurangi kenaikan biaya keseluruhan dari obat-obatan.
Data untuk penelitian ini dikumpulkan dari laporan keuangan RS dengan National Health Insurance Bureau. 144 RS umum & swasta dalam sampel mewakili 23,8% dari total RSTaiwan, dengan total 45.014 tempat tidur (48,2% dari total kapasitas tempat tidur Taiwan). Metode analisis statistik yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis. File data keuangan yang diperoleh terdapat neraca & laporan laba rugi dari 12 RS untuk tahun fiskal 1 Januari sampai 31 Desember. Metode regresi linier sederhana dilakukan dengan menggunakan satu variabel bebas & indikator kinerja keuangan RS sebagai variabel dependen, diikuti dengan penambahan variabel untuk menilai faktor yang mempengaruhi variabel dependen & mengontrol variabel lain. Selanjutnya, analisis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan marjin operasi dan pengembalian atas aset tetap (yaitu, ukuran profitabilitas RS) sebagai variabel dependen. Lokasi geografis, ukuran RS yang diukur dengan kapasitas tempat tidur, kepemilikan RS, rasio pendapatan rawat jalan, tingkat operasi rawat inap, rasio pendapatan lain, tingkat aktiva tetap, kewajiban, jumlah peralatan hi-tech, dan rata-rata LOS digunakan sebagai variabel independen.
- Hasil
Hasil penelitian ini disajikan dalam dua bagian. Bagian pertama merupakan hasil statistik deskriptif yang menggambarkan sampel RS. Bagian kedua adalah analisis multivariabel untuk menilai hubungan variabel independen dengan variabel dependen untuk menjawab hipotesis penelitian, setelah mengontrol pengaruh variabel kontrol.
2.1 Hasil statistik deskriptif
Sampel meliputi 144 RS, termasuk 67 RS umum, 49 RS swasta dan 28 RS yayasan amal. Sampel mewakili 79% dari seluruh RS umum (67 dari 84), 47,5% dari RS yayasan amal (28 dari 59), dan 10,6% dari RS swasta (49 dari 462). Sampel RS meliputi 10 pusat kesehatan, 22 RS daerah dan 112 RS kabupaten, masing-masing mewakili 71,4%, 48,9% dan 20,5% dari semua RS di masing-masing kelas. Dalam hal distribusi geografis, 66 RS sampel berada di wilayah selatan, yang diikuti oleh 50 di utara, 21 di wilayah tengah, dan 7 di timur, masing-masing mewakili 24,4%, 23,2%, 20% dan 50% dari semua RS di masing-masing daerah.
Terkait kapasitas, sampel termasuk 60 RS dengan kurang dari 100 tempat tidur (TT), 35 RS dengan 100-299 TT, 22 RS dengan 300-499 TT, 20 RS dengan 500-999 TT, dan 7 RS dengan lebih dari 1000 TT. Masing-masing sampel mewakili 14,4% , 35%, 53,7%, 55,6%, dan 63,6% dari RS di setiap rentang ukuran.
3.2 Hasil analisis multivariabel
Karakteristik operasional yang dipelajari dalam penelitian ini meliputi produk dan manajemen karakteristik. Karakteristik produk termasuk proporsi pendapatan rawat jalan terhadap total pendapatan RS, dan tingkat operasi rawat inap. Karakteristik manajemen meliputi rasio pendapatan lain untuk total pendapatan, rasio aktiva tetap, rasio aset yang digunakan, status hutang, rata-rata LOS , dan jumlah peralatan hi-tech. Berikut adalah hasil analisis multivariable:
-
-
-
- Analisis regresi menunjukkan bahwa setiap peningkatan unit pendapatan non-operasional dikaitkan dengan 0,9772 penurunan margin operasi (P <0,01).
- Kondisi kewajiban juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan marjin operasi (P <0,05), dan peningkatan marjin laba usaha dengan rasio utang terhadap total aset yang meningkat (koefisien regresi = 0,2316).
- Marjin operasi mengalami penurunan ditunjukkan dengan rata-rata LOS (Average Days Rawat Inap atau ADI) yang meningkat (koefisien regresi = -0,0031, P <0,01).
- Analisis regresi menunjukkan bahwa setiap peningkatan aset tetap dikaitkan dengan peningkatan 5,7814 pengembalian aset tetap (P <0,01).
- Peningkatan ADI ditemukan berkorelasi dengan penurunan pengembalian aset tetap (koefisien regresi = - 0,0329).
-
-
[1] Jiunn Chiou Chiang, Tsai Yi Wang & Feng Jui Hsu, 2014, Factors Impacting Hospital Financial Performance in Taiwan, following Implementation of National Health Insurance