Browse By

EKSPLORASI ”TELEMEDICINE” & IMPLIKASINYA TERHADAP PERUBAHAN LANSKAP ”TELEHEALTH” TAHUN 2021

Pendahuluan

Pandemi COVID-19 menyebabkan turunnya volume pasien (non COVID) secara drastis, di hampir semua organisasi pelayanan kesehatan. Namun dibalik keter-purukan ini, muncul penggunaan platform virtual & teknologi digital yang semakin meningkat antara pasien dengan dokter atau RS. Karena itu, sangat penting bagi manajemen organisasi pelayanan kesehatan untuk mengelola & menggabungkan perawatan virtual dan langsung kedepannya. Walaupun kunjungan virtual dalam layanan kesehatan menjadi hal yang menggembirakan, tetapi diperlukan penataan ulang model pemberian layanan tersebut. Karena, sistem kesehatan tidak hanya RS & dokter, tetapi juga terkait dengan perusahaan farmasi, pembayar, & pihak lainnya. Berbagai pihak terkait tersebut perlu untuk menyepakati model layanan dengan platform digital, mulai dari proses pembayaran atas layanan, ketersediaan obat, dll.

Tulisan ini akan mengangkat tentang peningkatan platform digital melalui telehealth dalam organisasi pelayanan kesehatan, yang dikaitkan dengan dengan laporan PwC. Menurut laporan PwC, Industri pelayanan kesehatan tahun 2021 menghadapi enam tantangan besar yaitu: rightsizing after the telehealth explosion, adjusting to changing clinical trials, encouraging digital relationships that ease physician burdens, forecasting for an uncertain 2021, reshaping health portfolios for growth, & building a resilient and responsive supply chain for long-term health (Siwicki, 2020[1]). Tantangan pertama dalam laporan tersebut akan menjadi sorotan dalam tulisan ini yang dibagi dalam 2 subtopik yaitu Healthcare right-sizes after the telemedicine explosion, & Implications of the changing telehealth landscape. Kedua subtopik yang akan disajikan berikut, merupakan ringkasan & tetap mengacu pada laporan PwC, dalam artikel Siwicki (2020).

Healthcare right-sizes after the telemedicine explosion

Pandemi telah memberikan pengalaman yang tidak merata bagi jutaan orang AS, seperti; dokter, terapis, RS, praktisi perawat, dan perawat lainnya. Semuanya datang ke telehealth dengan berbagai tingkat pengalaman sendiri. Beberapa kunjungan virtual terjadi pada platform seluler nontradisional, di telepon pribadi, melalui teks dan melalui platform perpesanan yang lebih sering digunakan untuk berbagi foto keluarga atau meme Internet, jelasnya. Pada tahun  mendatang (2021), industri pelayanan kesehatan akan bekerja untuk menentukan kunjungan virtual mana yang paling masuk akal, dan di mana serta bagaimana hal tersebut harus dilakukan. Eksekutif penyedia layanan kesehatan yang disurvei paling sering mengutip kesehatan mental dan psikiatri (58%), kedokteran keluarga (56%), kebidanan dan ginekologi (46%), dan pediatri (44%) sebagai spesialisasi di mana organisasi mereka akan menawarkan kunjungan virtual pada tahun 2021. 

Baca Juga:  BOS: MEMADUKAN PROSES PERENCANAAN STRATEJIK YANG BERFOKUS PADA GAMBARAN BESAR

Pada sisi lain, pembayar mungkin akan fokus terkait bagaimana cara mengembalikan uang dan, dalam beberapa kasus, memberikan perawatan virtual. Perusahaan farmasi dan life sciences mungkin harus menentukan di mana mereka dapat bersinergi dengan hal ini. Sedangkan, penyedia dapat terus meningkatkan pengalaman pasien dan berhati-hati untuk tidak menciptakan disparitas baru dalam sistem kesehatan karena kurangnya akses teknologi

Implications of the changing telehealth landscape

HRI (PwC’s Health Research Institute) mempediksi bahwa  organisasi penyedia layanan kesehatan harus mulai mengatur pemberian perawatan untuk mengurangi masalah penggantian biaya. Masih terkait dengan prediksi tersebut, dikatakan bahwa mengintegrasikan kunjungan pasien virtual dengan lebih baik ke dalam jalur perawatan membuat perawatan lebih baik dan mengurangi penurunan handoff. Lebih dari setengah konsumen (51%) yang disurvei oleh HRI mengatakan bahwa mereka menginginkan koordinator perawatan atau navigator untuk membantu mengatur perawatan virtual dan secara langsung serta menyediakan layanan pendukung. Sedangkan, 68% eksekutif penyedia yang disurvei oleh HRI mengatakan mereka berencana untuk menggunakan lebih banyak navigator dan koordinator perawatan pada tahun 2021.

Masih terkait dengan survei HRI, disebutkan bahwa pendidikan konsumen farmasi mungkin ditantang dengan kunjungan perawatan virtual, tetapi teknologi dapat membantu menjembatani kesenjangan tersebut. Meskipun hanya 19% konsumen yang disurvei oleh HRI mengatakan bahwa mereka telah menggunakan aplikasi seluler untuk membantu mereka menggunakan obat resep dengan benar atau membiarkan mereka mencatat gejala, 83% dari mereka yang melakukannya menganggap itu bermanfaat. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa dokter yang bahagia adalah duta terbaik untuk perawatan virtual. Hasil survei menunjukkan bahwa 69% konsumen mengatakan penting untuk mendapatkan rekomendasi dari dokter perawatan primer mereka sebelum menggunakan pengaturan perawatan alternatif seperti kunjungan virtual. Mempertahankan kepuasan dokter adalah kunci untuk kunjungan virtual dan langsung. Karena itu, sistem kesehatan harus secara hati-hati mengembangkan rutinitas dokter perawatan virtual, seperti membuat proses check-in dan checkout pasien standar, seperti dengan kunjungan langsung, dan mengatur kunjungan ke dokter. Saat ini, organisasi perawatan kesehatan harus mulai merencanakan untuk masalah strategis jangka panjang.

Baca Juga:  BERBAGAI ASPEK YANG BERUBAH PADA ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PASCA PANDEMI

Para peneliti HRI menyatakan bahwa pada 2021, siapa pun yang menangkap konsumen pertama kali diharapkan memiliki pengaruh lebih besar dalam membimbing dan mengarahkan pengguna melalui bagian lain dari ekosistem kesehatan. Lanskap kompetitif mungkin melampaui geografi. Untuk pusat medis akademis, menawarkan konsultasi telehealth gratis atau berbiaya rendah mungkin merupakan cara untuk menarik pasien baru yang bersedia melakukan perjalanan untuk prosedur khusus. Penyedia regional yang bersaing untuk mendapatkan akses pasien yang lebih baik untuk perawatan primer dan khusus dapat menggunakan strategi serupa. Karena penyedia layanan kesehatan yang dapat menawarkan akses terbaik dapat memenangkan hati pasien. Mampu meningkatkan dan menurunkan skala dengan perawatan virtual penting untuk menyesuaikan penawaran dan permintaan dan menciptakan struktur biaya yang lebih variabel.

Masih menurut laporan HRI, membuat perubahan yang diperlukan pada struktur fisik sistem kesehatan mungkin akan menyebabkan pemanfaatan ruang rawat jalan berkurang. Hal ini terkait dengan hasil survei yang menyatakan bahwa hanya 3% pemimpin penyedia layanan kesehatan yang mengatakan bahwa mereka memiliki rencana untuk mengurangi jejak modal mereka, dibandingkan 14% yang berharap untuk meningkatkan pengeluaran. Karena itu, organisasi kesehatan harus merekayasa ulang produk dan layanan mereka, serta cara penyampaiannya dengan cara yang menciptakan pengalaman pelanggan yang positif & berkelanjutan secara finansial.

[1] Bill Siwicki, 2020, Here are the major issues facing healthcare in 2021, according to PwC