Browse By

BLOCKCHAIN DAN JANJI CATATAN KESEHATAN ELEKTRONIK YANG LEBIH BAIK

Pendahuluan

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari 5 tulisan sebelumnya dengan judul: ”Layanan kesehatan on-demand”,”Big data dalam layanan kesehatan”, “Virtual reality & layanan kesehatan prediktif”, ”Pertumbuhan wearable medical devices”, & ”Keajaiban kecerdasam buatan. Masih mengacu pendapat Reddy[1], tentang tujuh kondisi transformasi digital dalam layanan kesehatan di tahun 2023 seperti 5 tulisan sebelumnya, tulisan ini akan mengangkat tentang Blockchain dan janji catatan kesehatan elektronik yang lebih baik.

Blockchain and the promise of better electronic health records

Blockchain baru-baru ini mengembangkan reputasi buruk karena pecahnya gelembung mata uang kripto. Saat ini, rata-rata orang menganggap blockchain sebagai konsep yang samar-samar dan membingungkan yang tidak banyak berdampak pada kehidupan mereka. Pada kenyataannya, teknologi ini akan segera berperan penting dalam menjaga catatan kesehatan elektronik mereka tetap akurat dan aman. Blockchain adalah buku besar digital atau database transaksi yang terkomputerisasi. Dibagikan ke seluruh jaringan komputer, hal ini memungkinkan pelanggan untuk bertukar informasi keuangan secara aman dengan pemasok, tanpa memerlukan pihak ketiga seperti bank. Industri kesehatan dan farmasi sudah menjamin efisiensinya dengan menginvestasikan jutaan dolar di pasar ini. Menurut laporan terbaru, blockchain di pasar perawatan kesehatan diperkirakan akan mencapai $890,5 juta pada tahun 2023. Dalam bidang kesehatan, blockchain terbukti menjadi alat yang efektif dalam mencegah pelanggaran data, meningkatkan keakuratan catatan medis, dan memotong biaya. Selama bertahun-tahun, para pejabat & pakar kesehatan telah mencoba mencari solusi yang dapat dilakukan terhadap masalah rekam medis yang terfragmentasi. Catatan kesehatan elektronik (EHR) pada dasarnya adalah versi digital dari bagan medis dan mencakup segala hal mulai dari riwayat kesehatan dan diagnosis pasien, hingga rencana perawatan, tanggal imunisasi, dan hasil tes. Ini juga berisi alamat rumah mereka, tempat kerja sebelumnya, serta informasi keuangan seperti nomor kartu kredit. Inilah yang membuat EHR menjadi target menarik bagi para peretas, yang menjualnya dengan harga hingga $1.000 di pasar gelap. Namun, meskipun EHR sangat berharga, RS masih gagal dalam mengelola EHR mereka. Data medis saat ini dicatat dalam format tidak terstruktur & tersebar di berbagai sistem EHR. Dokter dan perawat yang kekurangan staf, kesulitan mencatat setiap informasi secara manual. Hal ini menyebabkan kesalahan besar seperti duplikasi rekam medis, kesalahan diagnosis, keterlambatan perawatan, & bahkan kematian. Beberapa negara seperti Australia & Inggris sudah mulai bereksperimen dengan teknologi blockchain untuk mengelola catatan medis & transaksi antara pasien, penyedia layanan kesehatan, & perusahaan asuransi. Berkat jaringan komputer terdesentralisasi yang menangani blockchain & secara bersamaan mendaftarkan setiap transaksi, informasi yang bertentangan secara otomatis terdeteksi. Catatan tidak hanya 100% akurat, tetapi juga lebih sulit untuk diretas. Di AS, peraturan mempersulit perusahaan untuk membuat EHR berbasis blockchain. Namun, beberapa perusahaan rintisan seperti Medicalchain membuat langkah besar menuju masa depan di mana pasien dapat mengontrol EHR mereka dari sebuah aplikasi, di mana dokter, apoteker, atau perusahaan asuransi kesehatan akan meminta izin untuk mengakses data mereka dan di mana semua transaksi akan dicatat pada data yang didistribusikan. [1] Michael Reddy, (tanpa tahun), Digital Transformation in Healthcare in 2023: 7 Key Trends
Baca Juga:  DELAPAN PRINSIP MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN