MELAKUKAN PROYEKSI CASHFLOW DALAM STUDI KELAYAKAN RS
Pendahuluan
Seorang penanam modal yang telah menginvestasikan sejumlah uangnya, tentunya mengharapkan tingkat keuntungan secara keuangan. Karena itu mereka membutuhkan sejumlah informasi yang bisa digunakan untuk menilai harapannya tersebut. Salahsatu informasi penting adalah cash flow (aliran kas). Khusus untuk studi kelayakan, proyeksi aliran kas sangat penting bagi penanam modal, dan bahkan lebih penting dari informasi laba akuntansi.
Sebelum proyeksi aliran kas dilakukan terlebih dahulu ditetapkan dasar asumsi. Dasar asumsi ini diperoleh melalui hasil analisis aspek terdahulu seperti aspek pasar dll.Tujuan analisis aspek pasar dan pemilihan produk layanan misalnya, di samping untuk melihat pangsa pasar yang ada, juga untuk memperoleh data dan informasi yang akan dijadikan dasar dalam analisis selanjutnya. Data dan informasi yang dibutuhkan tersebut berhubungan dengan jumlah atau kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang masih ada, serta proyeksi kenaikkan permintaan akan pelayanan kesehatan. Karena informasi ini masih bersifat umum dan tidak mengandung konsekwensi angka maka selanjutnya perlu dilakukan analisis kelayakan yang berhubungan dengan perhitungan uang.
Data dan informasi yang diperoleh dari analisis aspek pasar dan pemilihan produk di atas haruslah merupakan data real yang benar-benar terjadi saat ini. Karena data dan informasi ini selanjutnya akan dijadikan dasar dalam menetapkan asumsi khususnya proyeksi jumlah pasien saat investasi dilakukan. Rasional tidaknya proyeksi jumlah pasien ini akan sangat bergantung pada analisis pasar yang telah dibuat.
Beberapa Pertimbangan Dalam Menentukan Dasar Asumsi
Dasar asumsi merupakan alasan-alasan logis yang menjadi dasar dalam analisis kelayakan investasi secara ekonomis. Agar dasar asumsi ini menimbulkan kepercayaan dan komitmen semua pihak, maka asumsi ini haruslah logis, tidak mengada-ada, rinci, dan benar-benar berdasarkan analisis yang mendalam. Hal ini harus dilakukan karena dasar asumsi merupakan hal yang paling menentukan dan sangat berpengaruh terhadap hasil studi kelayakan. Hal ini tentunya juga harus dimengerti dan dipahami oleh pemodal untuk menjadi perhatian dan diupayakan untuk direalisasi pada saat investasi ini dilakukan.
Begitu pentingnya dasar asumsi, mengharuskan untuk dilakukannya berbagai pertimbangan khusus serta mengacu pada berbagai aspek yang telah dianalisis. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan dijadikan sebagai dasar asumsi, antara lain: 1) penentu pasar yang tercermin dalam proyeksi jumlah pasien dan peringkatannya, 2) penentuan tarif produk layanan, 3) tingkat resiko investasi, 4) proyeksi pendapatan farmasi, 5) penentuan berbagai biaya.
Estimasi Aliran-Aliran Kas
Estimasi aliran kas dalam konteks studi ini biasanya dilakukan untuk mengetahui kas mulai saat investasi dilakukan hingga beberapa tahun ke depan. Sebelum melakukan estimasi aliran kas, perlu diketahui jenis-jenis aliran kas yang terdiri dari:
- Aliran kas awal (initial cashflow),
- Aliran kas masuk operasional (Cash inflow),
- Aliran kas keluar operasional (Cash outflow),
Aliran kas awal (initial cashflow). Aliran kas ini dikeluarkan untuk keperluan investasi dan modal kerja. Oleh karena, pada implementasikannya di lapangan aliran kas ini sering digabung dengan aliran kas keluar. Aliran kas ini terjadi pada tahun ke 0, artinya terjadi pada saat RS yang akan didirikan atau produk layanan RS yang akan dikembangkan belum beroperasi. Perkiraan aliran kas awal tentunya didasarkan pada pelayanan yang akan dikembangkan.
Aliran kas masuk operasional (Cash inflow), Aliran kas masuk operasional merupakan kas yang diproyeksikkan diterima oleh RS karena melakukan pelayanan kesehatan kepada pasien. Secara umum aliran kas masuk dalam konteks studi kelayakan di RS bisa berasal dari pendapatan rawat jalan, rawat inap, pendapatan penunjang pelayanan (misalnya pendapatan lab, radiology, dll), pendapatan farmasi, dan lain-lain.
Aliran kas keluar operasional (Cash outflow), Aliran kas keluar operasional merupakan kas yang diproyeksikan untuk di keluarkan dalam mendukung terlaksananya aktivitas pelayanan pasien di RS. Secara umum, aliran kas keluar dalam konteks studi kelayakan di RS antara lain, biaya perkas untuk tenaga kerja, biaya perkas untuk penggunaan bahan medis dan non medis, biaya perkas untuk pemeliharaan rutin, dan biaya perkas lainnya. Perlu diingat bahwa biaya penyusutan atas investasi yang dilakukan tidak termasuk dalam aliran kas keluar ini.