INDEKS IDE SAMUDRA BIRU DALAM ”BLUE OCEAN STRATEGY” (PART 2)
Pendahuluan
Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul ”Indeks ide samudra biru dalam blue ocean strategy”. Pembahasan dalam tulisan ini, tetap mengacu pada buku Renée Mauborgne & W. Chan Kim (2005) berjudul, "Blue Ocean Strategy (BOS)”.
Indeks Ide Samudra Biru (lanjutan)
Layanan i-mode menawarkan utilitas istimewa bagi pembeli dengan harga yang terjangkau oleh pembeli kebanyakan. Biaya langganan bulanan i-mode, biaya transmisi data dan suara, dan harga content berada dalam zone harga strategis “nonrefleksi”, yang mendorong pembelian impulsif dan menjangkau massa secepat mungkin. Misalnya, biaya langganan bulanan untuk sebuah situs content adalah antara 100 hingga 300 yen Jepang (antara $1 hingga $3), yang dihasilkan dari perbandingan terhadap harga majalah mingguan yang biasa dibeli kebanyakan orang Jepang di kios-kios koran stasiun kereta.
Setelah mematok harga yang menarik bagi pembeli kebanyakan, NTT DoCoMo berusaha mendapatkan kapabilitas yang dibutuhkannya untuk memberikan layanan yang masih dalam batasan biaya sasarannya demi meraup laba. Dalam usaha mencapai tujuan ini, perusahaan tidak pernah terikat oleh aset dan kapabilitasnya sendiri. Sementara NTT DoCoMo berfokus pada peran tradisionalnya sebagai operator untuk mengembangkan dan memelihara jaringan berkecepatan dan berkapasitas tinggi dalam proyek i-mode, perusahaan ini juga berusaha memberikan elemen-elemen kunci lain dari produknya dengan secara aktif menjalin kemitraan bersama manufaktur perangkat genggam dan penyedia informasi.
Dengan menciptakan jaringan kemitraan yang menguntungkan semua pihak, perusahaan ini bertujuan memenuhi dan mendukung biaya sasarannya yang sudah dipatok oleh harga strategis. Meskipun banyak mitra dan dimensi yang terlibat dalam jaringan kemitraannya, ada sejumlah aspek yang terutama relevan di sini. Pertama, NTT DoCoMo secara gigih dan konsisten berbagi keahlian dan teknologi dengan mitra-mitra manufaktur perangkat genggamnya demi membantu mereka lebih unggul daripada para pesaing mereka. Kedua, perusahaan memainkan peran sebagai portal dan gerbang bagi jaringan nir-kabel, meluaskan dan memutakhirkan daftar dari situs-situs menu i-mode dan membuat content yang akan meningkatkan lalu-lintas pengguna. Dengan bersedia menangani tagihan penyedia content dengan imbalan komisi yang kecil, sebagai contoh, perusahaan NTT DoCoMo menawarkan penyedia content penghematan biaya berkaitan dengan pengembangan sistem tagihan. Pada saat yang sama, DoCoMo juga mendapatkan arus pemasukan yang semakin meningkat bagi dirinya sendiri.
Lebih penting lagi, alih-alih menggunakan Wireless Markup Language (WML) berstandard WAP untuk membuat situs, imode menggunakan c-HTML, sebuah bahasa yang sudah ada dan sudah digunakan secara luas di Jepang. Ini menjadikan imode lebih menarik bagi penyedia content karena dengan cHTML, perancang peranti lunak tidak perlu diberi pelatihan ulang untuk mengubah situs-situs internet mereka yang sudah ada-yang dirancang untuk lingkungan internet-menjadi situssitus untuk penggunaan i-mode, sehingga tidak ada biaya tambahan yang perlu dikeluarkan. NTT DoCoMo juga menjalin kerja sama dengan mitra-mitra asing utama, seperti Sun Microsystems, Microsoft, dan Symbian, demi mengurangi biaya pengembangan total dan memperpendek waktu untuk meluncurkan produk secara efektif.
Aspek kunci lain dari strategi i-mode adalah cara proyek ini dilaksanakan. Suatu tim yang secara khusus berdedikasi kepada proyek ini dibentuk dan diberi mandat serta otonomi yang jelas. Kepala tim i-mode memilih sebagian besar anggota tim & melibatkan mereka dalam diskusi terbuka mengenai bagaimana menciptakan pasar baru dari komunikasi data mobil, sehingga anggota tim berkomitmen kepada proyek. Semua Ini menciptakan lingkungan perusahaan yang kondusif bagi pengadopsian i-mode. Selain itu, permainan menguntungkan semua pihak yang dibuat untuk mitranya, serta kesiapan khalayak umum Jepang untuk menggunakan layanan database, juga turut menyumbang suksesnya pengadopsian i-mode.
Layanan i-mode memenuhi keempat kriteria dalam indeks BOI, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1. Memang, i-mode terbukti sukses besar. Enam bulan setelah peluncurannya, jumlah pelanggan mencapai batas 1 juta. Dalam dua tahun, jumlah pelanggan mencapai 21,7 juta, dan pemasukan dari transmisi paket saja meningkat 130 kali lipat. Menjelang akhir 2003, jumlah pelanggan telah mencapai 40,1 juta, dan pemasukan dari transmisi data, gambar, dan teks meningkat dari 295 juta yen ($2,6 juta) menjadi 886,3 juta yen ($8 miliar).
DoCoMo adalah satu-satunya perusahaan yang mampu menghasilkan uang dari internet mobil. DoCoMo kini melampaui perusahaan induknya, NTT, dalam hal kapitalisasi pasar & potensi pertumbuhan menguntungkan. Meskipun sukses besar di Jepang, keberhasilan i-mode di luar Jepang tergantung pada apakah ia bisa mengatasi hambatan pengadopsian regional yang bersifat regulasi, kultural, & emosional serta mengatasi hambatan yang berasal dari dinamika kemitraan & ekonomi infrastruktur. Setelah mampu lulus dari indeks ide samudra biru, perusahaan kini siap melaju dari perumusan strategi samudra biru menuju eksekusinya.