BERBAGAI HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN MANAJEMEN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN DI AS, AKIBAT COVID-19

Pendahuluan
Pandemi COVID-19, menyebabkan perubahan dihampir setiap aspek kehidupan. Walaupun semua industri merasakan efek pandemi tersebut, namun industri pelayanan kesehatan yang paling terdampak. Masalah yang dihadapi organisasi pelayanan kesehatan sangat beragam, mulai dari kesulitan dengan pasokan peralatan medis, perlindungan staf klinis, disamping terjadinya perubahan pasar & ketidakpastian yang menurunkan laba.
Menurut sebuah artikel dalam situs www.crosscountryhealthcare.com, karena masih ada ketidakpastian tentang arah pandemi dan konsekuensi keuangan, para pemimpin industri pelayanan kesehatan di AS harus memperhatikan hal-hal berikut, yaitu: financial concerns, workforce implications, shortage of experience, concerns for rural hospitals, & looking ahead. Berbagai hal tersebut akan dipaparkan berikut.
Financial Concerns.
Banyak RS mencoba memperlambat penyebaran penyakit dengan membatalkan prosedur elektif, meski terjadi penurunan kunjungan UGD karena ketakutan di antara pasien tertular COVID-19. AHA memperkirakan bahwa, sebagai akibat dari layanan RS yang dibatalkan karena pandemi COVID-19, RS nonfederal AS akan kehilangan pendapatan sekitar $ 161,4 miliar hanya dalam empat bulan. Ini termasuk operasi yang dibatalkan, berbagai tingkat operasi non-elektif yang dibatalkan & perawatan rawat jalan.
Walaupun ruang gawat darurat RS tetap buka selama pandemi, tetapi pasien bahkan mereka dengan kondisi kesehatan yang serius, tampak tidak menggunakannya. Sebuah survei terhadap sembilan RS besar awal bulan ini menunjukkan bahwa jumlah serangan jantung parah yang dirawat di RS AS telah turun hampir 40% sejak virus COVID-19 menyebar pada Maret.
Saat ini, eksekutif pelayanan kesehatan juga mempertanyakan apakah RS mereka akan mendapatkan penggantian yang memadai untuk merawat pasien COVID-19. Karena, banyak di antara pasien tersebut tidak dapat mengisolasi diri, tidak diasuransikan, atau mungkin tunawisma. Hal ini mengakibatkan kekurangan dana tunai untuk banyak fasilitas dan konsekuensi bagi RS. Para eksekutif saat ini harus mempertimbangkan seperti apa gambaran keuangan industri setelah COVID-19 & di mana mereka dapat menambahkan sumber pendapatan baru.
Workforce Implications.
RS & sistem kesehatan mengkhawatirkan ketersediaan tenaga profesional kesehatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan populasi pasien mereka dan kekhawatiran akan gelombang kedua. Sementara beberapa fasilitas terkena dampak COVID-19 secara tidak proporsional, permintaan staf menjadi sangat bervariasi di berbagai Negara bagian. Beberapa daerah mengalami kendala pasokan yang lebih besar daripada yang lain, yang diperburuk oleh karantina begitu banyak profesional perawatan kesehatan. Semua ini menciptakan tekanan tambahan terkait ekspektasi upah.
Pasokan tenaga kesehatan menurun di seluruh AS karena banyak penyedia jatuh sakit, mengalami kelelahan, meninggalkan posisi mereka karena kurangnya pasokan APD, atau berbagai faktor lainnya. Dengan banyaknya program pendidikan keperawatan yang ditangguhkan karena tidak dapat memberikan pengalaman klinis kepada siswa dalam situasi saat ini, maka para pemimpin pelayanan kesehatan khawatir kekurangan tenaga kerja dapat berdampak pada industri selama bertahun-tahun yang akan datang.
Shortage of Experience.
Salah satu kekhawatiran terbesar pada tahap awal pandemi adalah seberapa siap RS & sistem kesehatan Amerika untuk menghadapi bencana ini. Dalam artikel tahun 2017 yang diterbitkan dalam Journal of Emergency Management, temuan penelitian menunjukkan bahwa meskipun 80% RS memiliki persiapan untuk menghadapi krisis, tapi hanya 17,5% yang merasa persiapan mereka "sangat memadai" & tidak memerlukan revisi apapun. Walaupun beberapa sistem kesehatan besar telah memiliki pusat komando untuk menangani tanggap darurat manajemen pada tingkat ini, namun banyak juga yang tidak memiliki kemampuan, sumber daya, atau keahlian khusus.
Situasi ini memberikan peluang untuk mengidentifikasi praktik terbaik dalam protokol manajemen darurat, untuk menopang pelatihan eksekutif dan menetapkan praktik pendidikan dan perekrutan yang berkelanjutan. Hal ini penting untuk menjaga organisasi mereka tetap siap jika terjadi krisis kesehatan global lainnya.
Concerns for Rural Hospitals.
Tantangan ini berdampak pada seluruh sektor perawatan kesehatan di AS, tetapi RS pedesaan terkena dampak secara unik. Sebelum pandemi, RS pedesaan AS menghadapi kesulitan keuangan dan kekurangan penyedia layanan kesehatan. Faktanya, 67 persen daerah pedesaan dianggap sebagai Health Professional Shortage Areas, dan sebagian besar daerah masih sangat kurang terlayani.
Dampak finansial COVID-19 di RS pedesaan ada dua kali lipat. Pertama, seperti halnya banyak RS perkotaan, operasi dan layanan elektif telah dibatalkan atau ditunda. Kedua, pengeluaran untuk APD & perlengkapan medis lainnya meningkat. Mempertimbangkan ukurannya yang kecil dan fakta bahwa mereka sudah memiliki tingkat hunian yang rendah dan margin yang tipis sebelum COVID-19, skenario penurunan pendapatan yang dikombinasikan dengan peningkatan biaya telah menciptakan tantangan keuangan bagi RS pedesaan.
Looking Ahead.
Terlepas dari banyak paket stimulus ekonomi & dana talangan untuk RS, masih banyak kekhawatiran tentang seperti apa AS setelah pandemi. Saat organisasi pelayanan kesehatan menghadapi refleksi yang sulit, perlu kesiapsiagaan, keberhasilan, & pelajaran yang dipetik untuk menghadapi apabila ada gelombang kedua. Para pemimpin juga perlu melihat masa mendatang untuk menyesuaikan praktik, kebijakan, dan perencanaan di dunia pasca-pandemi.