MANAJEMEN REPUTASI KORPORASI

Pendahuluan
Perkembangan dunia digital dan era keterbukaan informasi saat ini, mempermudah setiap orang untuk mengakses informasi melalui beragam platform media yang tersedia. Belum lagi adanya eksistensi media sosial yang mempercepat arus informasi. Kondisi ini menjadi sangat berbahaya apabila suatu organisasi bisnis gagal dalam mengelola reputasi korporasinya.
Arus informasi yang kian pesat tersebut, menjadikan reputasi korporasi memiliki peran yang sangat penting dalam bisnis. Bagi organisasi bisnis baru tentunya harus mulai membangun reputasi korporasinya agar dapat terus tumbuh dan berkembang. Sedangkan organisasi bisnis yang telah mendapatkan reputasi korporasi yang baik di mata konsumen, harus terus mempertahankannya. Reputasi korporasi pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan dan nilai pasar serta kemampuan organisasi bisnis tersebut dalam merekrut dan mempertahankan talenta terbaik.
What is corporate reputation management?
Reputasi korporasi merupakan persepsi seluruh stakeholder yang ada terhadap suatu organisasi berdasarkan hasil yang dikomunikasikan organisasi tersebut dari waktu ke waktu dibandingkan dengan pesaingnya. Reputasi korporasi tidak didapatkan secara instan, namun perlu dibangun melalui proses yang membutuhkan waktu panjang. Proses komunikasi yang baik dari tim akan membentuk citra baik bagi suatu organisasi bisnis di mata stakeholdernya.
Menurut Sickler (2019)[1], manajemen reputasi online organisasi bisnis melebihi hubungan media dan distribusi siaran pers. Ini memadukan optimisasi mesin pencari, manajemen media sosial, manajemen merek, pemasaran reputasi dan hubungan masyarakat ke dalam satu layanan. Karena itu, sangat penting bagi organisasi bisnis untuk melakukan pengelolaan secara aktif terhadap reputasi korporasinya dimata stakeholder.
Pentingnya reputasi korporasi
Terkait dengan reputasi korporasi, ada baiknya kita melihat 2 hal yang disebutkan Sickler (2019), berikut ini, yaitu;
- Importance of corporate reputation
Konsumen tidak berinteraksi dengan merek melalui cara yang sama seperti dulu. Sebelum ada media sosial dan mesin pencari, orang sangat mengandalkan reputasi dari mulut ke mulut untuk menentukan bisnis mana yang harus dipercaya. Tetapi saat ini, mereka bergantung pada pencarian Google dan platform peninjauan seperti Yelp dan Ripoff Report untuk mengetahui reputasi organisasi.
Setiap hari, miliaran pelanggan potensial melihat hasil pencari secara online untuk meneliti suatu merek sebelum melakukan pembelian. Ulasan buruk dan umpan balik negatif di jejaring sosial dapat memengaruhi kemitraan.
- Corporate Reputation Statistics
Saat konten negatif masuk dalam hasil pencarian perusahaan, maka itu akan berdampak pada keseluruhan bisnis. Manajemen puncak dan pemangku kepentingan utama dapat teralihkan atau dapat keluar dari perusahaan. Hubungan pemegang saham dan investor menjadi tegang. Bahkan pemasaran berhenti, dan pelanggan yang loyal dapat beralih ke pesaing. Dalam kondisi ini, pimpinan perusahaan bertugas untuk membantu membangun reputasi online yang positif & dapat dipertahankan.
Berikut ini beberapa statistik dalam penelitian terkait reputasi perusahaan:
-
- 25% dari nilai pasar perusahaan berasal dari reputasinya,
- Empat hasil pencarian negatif dapat dikenakan biaya 70 persen dari bisnis potensial,
- 69% pencari kerja tidak akan melamar perusahaan dengan masalah reputasi online,
- 41% perusahaan telah melaporkan kehilangan pendapatan terkait masalah reputasi.
[1] Jonas Sickler, 2019, Corporate Reputation Management for Brands