MENGHITUNG RASIO ARUS KAS

Pendahuluan
Laporan laba rugi (laporan operasional untuk RS pemerintah), neraca, dan laporan arus kas merupakan 3 item laporan keuangan yang penting dalam organisasi bisnis. Laporan laba rugi menunjukkan informasi terkait pendapatan dan biaya serta laba yang dapat dihasilkan selama satu periode akuntansi. Laporan arus kas memberikan informasi tentang keadaan dana yang bergerak dalam perusahaan. Sedangkan neraca menggambarkan jumlah aset, kewajiban, dan ekuitas.
Penggunaan data ketiga laporan keuangan dalam menghitung rasio kas
Data ketiga laporan keuangan diatas, dapat digunakan untuk menghitung rasio seperti; current ratio, quick ratio, operating cash flow ratio, dll. Dalam menghitung rasio arus kas, bisa berasal dari data neraca saja, ataupun gabungan antara data neraca, laba rugi, ataupun laporan arus kas. Berikut ini disajikan terkait cara menghitung beberapa rasio arus kas.
- Current ratio
Berdasarkan data nilai aset lancar dan kewajiban lancar di neraca, kemudian dilakukan pembagian antara aset lancar dengan kewajiban lancar untuk menghasilkan current rastio. Rasio, ini merupakan cara cepat untuk menghitung kesehatan perusahaan. Sebagai contoh, apabil perusahaan memiliki Rp. 600.000 dalam aktiva lancar dan Rp. 200.000 dalam kewajiban lancar, maka current rationya adalah (600.000 dibagi 200.000), atau sama dengan 3.0 kali.
- Quick ratio
Untuk menghitung quick ratio dibutuhkan data penjumlahan uang tunai, setara kas, dan piutang pada bagian neraca. Total penjumlahan tersebut kemudian bagi dengan kewajiban lancar. Hasilnya akan sama dengan quick ratio yang merupakan ukuran solvabilitas perusahaan. Sebagai contoh, apabila perusahaan memiliki Rp. 100.000 dalam bentuk tunai, Rp. 50.000 dalam bentuk setara kas dan Rp. 150.000 dalam piutang serta Rp. 150.000 dalam kewajiban lancar, maka quick rationya adalah ((100.000 ditambah 50.000 ditambah 150.000) dibagi dengan 150.000), atau sama dengan 2.0 kali.
- Operating cash flow ratio.
Berdasarkan data arus kas dari operasi pada laporan arus kas, kemudian dibagi dengan kewajiban lancar di neraca untuk menemukan rasio arus kas operasi (operating cash flow ratio). Rasio ini memberikan informasi tentang berapa banyak uang tunai yang dapat disediakan perusahaan di luar pembayaran kewajibannya (Zheng)[1]. Sebagai contoh, apabila perusahaan memiliki Rp. 900.000 dalam arus kas dari operasi serta Rp. 150.000 dalam kewajiban lancar, maka rasionya adalah (900.000 dibagi 150.000), atau sama dengan 6,0 kali.
- Rasio pembagian antara operating cash flow dengan total sales
Untuk menghitung rasio ini, diperlukan data arus kas operasi dari laporan arus kas dan data total penjualan dalam laporan laba rugi. Kemudian, data arus kas operasi dibagi dengan total penjualan dalam laporan laba rugi. Informasi ini akan menggambarkan efisiensi upaya perusahaan dalam mengubah penjualan menjadi uang tunai (Zheng). Sebagai contoh, apabila perusahaan memiliki Rp. 200.000 dalam arus kas operasi dan Rp. 1.000.000 dalam penjualan, maka perhitungannya adalah (200.000 dibagi 1.000.000), atau sama dengan 0,2 kali.
[1] Kathy Zheng, (tanpa tahun), How to Calculate Cash Flow Ratios