CARA MANAJEMEN RS DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI LAYANANNYA (Part 1)

Pendahuluan
Mempertahankan proses pelayanan yang tidak efesien dan telah berlangsung selama bertahun-tahun akan merugikan RS. Mengatasi hal tersebut, manajemen RS harus mulai menerapkan indikator efisiensi untuk menapai kinerja yang baik dimasa depan. Efesiensi di RS harus selalu dikedepankan manajemen baik dari aspek medis (mutu pelayanan medis), maupun aspek ekonomi. Hal ini penting, sebagai jawaban atas pesatnya perkembangan dan persaingan dalam industri pelayanan kesehatan.
Begitu penting efesiensi dalam industri pelayanan kesehatan, membuat hal tersebut menjadi salahsatu kunci keberhasilan. Menurut Nock (2017)[1] ada 3 tiga cara mutakhir manajemen RS dalam meningkatkan efisiensi layanan kesehatan, yaitu; 1) Invest in Communication Technology, 2) Implement Process Automation Tools, & 3) Use Asset Tracking Software. Teknologi komunikasi, alat otomatisasi proses, dan perangkat lunak penelusuran aset hanyalah sedikit dari cara inovatif yang dapat dilakukan oleh manajemen RS dalam meningkatkan efisiensi layanan kesehatan. Meskipun tidak boleh melupakan metode yang sudah terbukti benar, manajemen RS patut mencoba salah satu dari strategi ini, agar dapat menjadi pelengkap yang bagi sebagai salahsatu solusi.
Invest in Communication Technology
Perkembangan teknologi komunikasi saat ini sangat pesat. Penggunaan teknologi ini, dapat memudahkan manusasi dalam melakukan berbagai pekerjaan. Teknologi ini berkembang sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi elektronika, sistem transmisi dan modulasi, hingga informasi dapat disebarkan dengan cepat dan tepat. Tekhnologi komunikasi dalam memudahkan pekerjaan manusia, memiliki beberapa fungsi, antara lain; 1) memudahkan pekerjaan dalam dunia bisnis dan ekonomi, 2) membantu dan memudahkan dalam mentrasnfer data dari satu perangkat ke perangkat lainnya, 3) berperan dalam mengatur suatu sistem agar apat dikelola dengan baik, & 4) meningkatkan kemampuan indera manusia terutama kemampuan mendengar dan melihat.
Saat ini, hampir semua industri telah meninggalkan pager (perangkat elektronik, biasanya dikenakan pada seseorang. Lebih dari satu dekade yang lalu, pager digunakan untuk menerima pesan dan memberi sinyal pada pengguna dengan berbunyi bip atau bergetar. Namun, banyak RS masih menggunakannya sebagai alat komunikasi utama antara staf. Salah satu alasan utama adalah karena ponsel masih dilarang di sebagian besar fasilitas kesehatan. Pada sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam Journal of Advanced Research menunjukkan bahwa meskipun ponsel 2G dan 3G awal dapat mempengaruhi fungsi beberapa perangkat medis, ponsel 4G (yang diperkenalkan pada 2010) menunjukkan sedikit atau tidak ada gangguan pada perangkat medis. Penelitian sebelumnya yang diterbitkan dalam Journal of Critical Care serta penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic memiliki temuan serupa.
Sistem komunikasi terpadu (unified communications/UC), mengintegrasikan berbagai teknologi yang (dalam pengaturan RS) memungkinkan pelacakan, pemantauan, dan komunikasi informasi pasien secara baik. Sistem UC menciptakan hub pusat untuk semua data pasien, sehingga penyedia dapat dengan mudah mengakses untuk melihat status klinis, lokasi, dan prosedur mendatang pasien. Staf RS dapat menggunakan sistem UC untuk menghubungi perawat, dokter, dan anggota tim kesehatan dengan pembaruan, baik untuk hal mendesak maupun yang hal kecil.
[1] Bethany Nock, 2017, 3 Ways Hospital Admins Can Improve Healthcare Efficiency