SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN (Part 2)

Berikut adalah lanjutan dari artikel SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN (Part 1) mengenai sistem & tekhnologi informasi di organisasi pelayanan kesehatan, menurut Seetharaman dkk (2010)[1],
E-health di Industri Pelayanan Kesehatan
Internet-based health care adalah aplikasi teknologi informasi dan komunikasi di seluruh rentang fungsi pelayanan kesehatan. Menurut Smith dan Manna, 2004 (dalam Seetharaman dkk, 2010), informasi medis dengan teknologi web-enabled dengan cepat menggantikan cara tradisional dalam pencarian informasi. Saran yang sama dapat diberikan melalui Internet dalam kenyamanan dan privasi konsumen. Situs web medis ini dirancang, bukan untuk menggantikan penyedia layanan kesehatan, melainkan untuk membantu pemahaman layanan potensial dan untuk membuat keputusan yang tepat.
Masih menurut Seetharaman dkk, E-health mencakup segala sesuatu mulai dari resep elektronik dan catatan medis terkomputerisasi dengan menggunakan sistem serta layanan baru yang memotong waktu tunggu dan mengurangi kesalahan data. Internet benefit management menjanjikan untuk menyederhanakan dan mengurangi biaya serta membawa lebih banyak pilihan dan kontrol.
Keuntungan & kerugian E-health di Industri Pelayanan Kesehatan
Menurut Seetharaman dkk (2010), keuntungan utama dari sistem e-health adalah penggunaan komunikasi Internet untuk meningkatkan jangkauan layanan kesehatan sambil mengurangi jumlah transaksi tatap muka. Penggunaan teknologi semacam itu dapat membuat pelayanan kesehatan lebih mudah diakses dan nyaman bagi pasien serta menyediakan akses yang tersebar secara geografis. Pelaksanaan sistem yang konsisten, termasuk fungsi seperti reservasi janji temu dokter melalui Internet, e-prescription, telemedicine, fungsi administrasi dan akses ke dokumentasi sejarah medis. Manfaatnya juga termasuk peningkatan akses ke informasi dan sumber daya, pemberdayaan pasien untuk membuat keputusan perawatan kesehatan, proses dan transaksi yang efisien dan meningkatkan kualitas, nilai, dan kepuasan pasien.
Namun penggunaan E-health juga ada sisi kurang baiknya. Masih menurut Seetharaman dkk, salah satu perhatian utamanya adalah standar etika dokter di web pada umumnya tidak diketahui. Keandalan dan keakuratan informasi di Internet dapat dipertanyakan dan pada waktunya dapat salah dan menyesatkan. Karena informasi medis yang diberikan melalui Internet tidak diatur, salah satu solusi yang layak adalah memberlakukan standar dan peraturan untuk melindungi konsumen dari dokter yang tidak etis, informasi yang tidak akurat dan penggunaan informasi rahasia pihak ketiga yang tidak sah. Keberhasilan strategis e-health, e-medicine dan perawatan kesehatan digital adalah masalah kepercayaan.
E-health di Industri Pelayanan Kesehatan Indonesia?
Kemungkinan implementasi E-Health di indurtri pelayanan Indonesia juga masih menjadi menjadi perdebatan. Ada yang berpendapat bahwa implementasi e-health di Indonesia masih ada sekat-sekat antar-pemain sehingga tidak efisien. Karena itu, perlu untuk mendorong pengembangan arsitektur yang jelas untuk e-health kedepan. Dengan adanya arsitektur dari e-health, akan terlihat ada kejelasan hubungan antar komponen di stakeholder, teknologi, people, dan process.
[1] A. Seetharaman, John Rudolph Raj and A.S. Saravanan, 2010, The Changing Role of Accounting in the Health Care Industry