STRATEGI TRANSFORMASI NILAI DALAM ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN (Part 3)

Pendahuluan
Tulisan ini akan membahas komponen ke 2 dari enam komponen yang aijukan Porter & Lee (2013) untuk melakukan strategi transformasi nilai dalam organisasi pelayanan kesehatan. Mengembangkan pengukuran terhadap hasil yang telah dicapai merupakan salahsatu dari 6 komponen penting dalam sistem pelayanan kesehatan bernilai tinggi.
Measure Outcomes and Costs for Every Patient
Pengukuran terhadap apa yang telah dicapai merupakan prinsip yang sudah dikenal dalam manajemen. Menurut Porter & Lee (2013)[1], kenyataan yang terjadi di sebagian besar penyedia layanan kesehatan (dan asuransi) adalah gagal melacak hasil atau biaya dengan kondisi medis untuk masing-masing pasien. Meskipun banyak institusi memiliki pasien “pusat nyeri punggung”, hanya sedikit yang dapat memberi tahu mengenai hasil pasien mereka atau sumber daya yang sebenarnya digunakan dalam mengobati pasien tersebut selama siklus perawatan penuh. Hal ini merupakan penyebab mengapa reformasi kesehatan selama puluhan tahun tidak mengubah lintasan nilai dalam sistem.
Masih menurut Porter & Lee (2013), pengukuran hasil jarang melampaui pelacakan di beberapa area, seperti kematian dan keamanan. Sebaliknya, "pengukuran kualitas" telah condong ke indikator yang paling mudah diukur dan paling tidak kontroversial. Sebagian besar metrik "kualitas" tidak mengukur kualitas. Skor HEDIS (the Healthcare Effectiveness Data and Information Set) misalnya, sepenuhnya terdiri dari langkah-langkah proses serta indikator klinis yang mudah diukur namun sangat kurang dari hasil aktual. Untuk diabetes misalnya, penyedia mengukur keandalan pemeriksaan kolesterol LDL dan kadar hemoglobin A1c mereka, meskipun yang penting bagi pasien adalah apakah mereka kehilangan penglihatan, memerlukan dialisis, mengalami serangan jantung atau stroke, atau menjalani amputasi.
Menurut Porter & Lee (2013), satu-satunya ukuran kualitas yang benar adalah hasil yang penting bagi pasien. Dan ketika hasil tersebut dikumpulkan dan dilaporkan kepada publik, penyedia layanan menghadapi tekanan yang besar dan dorongan yang kuat untuk meningkatkan dan mengadopsi praktik terbaik, dengan menghasilkan peningkatan hasil.
Mengukur hasil yang penting bagi pasien.
Hasil harus diukur dengan kondisi medis. Hasil harus mencakup seluruh siklus perawatan untuk kondisi tersebut, dan melacak status kesehatan pasien setelah perawatan selesai. Menurut Porter & Lee (2013), hasil yang penting bagi pasien untuk kondisi medis tertentu dikelompokkan pada tiga tingkatan, yaitu;
- Hasil tingkat 1, melibatkan status kesehatan yang dicapai.
Pasien peduli mengenai tingkat kematian, tetapi mereka juga khawatir tentang status fungsional mereka. Dalam kasus pengobatan kanker prostat, misalnya, tingkat ketahanan hidup lima tahun biasanya 90% atau lebih tinggi, sehingga pasien lebih tertarik pada hasil fungsional kinerja penyedia layanan yang penting, seperti inkontinensia dan fungsi seksual, di mana variabilitas di antara penyedia adalah jauh lebih besar.
- Hasil tingkat ke 2 berhubungan dengan sifat siklus perawatan dan pemulihan.
Tingkat ketidaknyamanan selama perawatan dan lama waktu yang diperlukan untuk kembali ke aktivitas normal sangat berarti bagi pasien. Keterlambatan signifikan sebelum bertemu spesialis untuk keluhan yang berpotensi tidak menyenangkan dapat menyebabkan kecemasan yang tidak perlu.
- Hasil tingkat 3 berhubungan dengan keberlanjutan kesehatan.
Penggantian pinggul yang berlangsung selama dua tahun, lebih buruk daripada penggantian yang berlangsung selama 15 tahun, baik dari sudut pandang pasien maupun penyedia.
Menurut Porter & Lee (2013), mengukur kelengkapan hasil, penting untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan lebih baik. Hal ini juga merupakan salah satu cara paling kuat untuk menurunkan biaya pelayanan kesehatan. Jika hasil fungsional tingkat 1 meningkat, biaya selalu turun. Jika ada peningkatan hasil tingkat 2 atau 3, biaya juga selalu turun. Sebuah studi Jerman 2011 misalnya, menemukan bahwa one-year follow-up costs setelah penggantian panggul total adalah 15% lebih rendah di RS dengan hasil di atas rata-rata, daripada di RS dengan hasil di bawah rata-rata, dan 24% lebih rendah daripada di RS dengan volume yang sangat rendah, di mana penyedia memiliki pengalaman yang relatif sedikit dengan penggantian pinggul.
Mengukur biaya perawatan.
Menurut Porter & Lee (2013), ketiadaan informasi biaya yang akurat dalam pelayanan kesehatan tidak mengherankan. Beberapa dokter memiliki pengetahuan mengenai setiap komponen biaya perawatan, serta bagaimana biaya berhubungan dengan hasil yang dicapai. Di sebagian besar organisasi hampir tidak ada informasi akurat tentang biaya siklus perawatan penuh untuk pasien dengan kondisi medis tertentu. Sebaliknya, sebagian besar sistem penghitungan biaya RS berbasis departemen, bukan berbasis pasien. Alokasi biaya sering didasarkan pada biaya, bukan biaya aktual. Ketika penyedia layanan kesehatan mengalami tekanan yang meningkat untuk menurunkan biaya dan melaporkan hasil, sistem yang ada sepenuhnya tidak memadai.
Untuk menentukan nilai, penyedia harus mengukur biaya pada tingkat kondisi medis, melacak biaya yang terlibat dalam pengobatan kondisi selama siklus perawatan penuh. Hal ini tentunya sangat membutuhkan pemahaman tentang sumber daya yang digunakan dalam perawatan pasien, termasuk personel, peralatan, dan fasilitas, biaya kapasitas untuk memasok setiap sumber daya, dan biaya dukungan yang terkait dengan perawatan, seperti TI dan administrasi. Menurut Porter & Lee (2013), metode terbaik untuk memahami biaya ini adalah time-driven activity-based costing, TDABC. Meskipun jarang digunakan dalam pelayanan kesehatan saat ini, namun sudah mulai menyebar. Penerapan TDABC membantu penyedia menemukan banyak cara untuk secara substansial mengurangi biaya tanpa mempengaruhi hasil negatif. Penyedia layanan dapat mencapai penghematan 25% atau lebih dengan memanfaatkan peluang seperti pemanfaatan kapasitas yang lebih baik, proses yang lebih terstandardisasi, kecocokan keterampilan personel yang lebih baik, menempatkan perawatan dalam jenis fasilitas yang paling hemat biaya, dan banyak lainnya.
Menurut Porter & Lee (2013), tanpa memahami biaya perawatan yang sebenarnya untuk kondisi pasien (terutama biaya terkait dengan hasil), akan menyebabkan perbaikan proses dengan mendesain ulang perawatan, cenderung dilakukan secara sembarang. Karena itu, data biaya yang tepat sangat penting untuk mengatasi banyak hambatan yang terkait dengan proses dan sistem. Istiliah “Cost accounting is your friend”, harusnya penting bagi para pemimpin klinis. Memahami biaya yang sebenarnya akan memungkinkan dokter bekerja dengan administrator untuk meningkatkan nilai, yang merupakan tujuan mendasar dari organisasi pelayanan kesehatan.
[1] Michael E. Porter & Thomas H. Lee, MD, 2013, The Strategy That Will Fix Health Care