STRATEGI TRANSFORMASI NILAI DALAM ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN (Part 2)

Pendahuluan
Tulisan ini masih mengacu pada bahasan Porter & Lee (2013) mengenai strategi transformasi nilai dalam organisasi pelayanan kesehatan. Implmenetasi IPU yang merupakan salahsatu dari enam komponen dalam sistem pelayanan kesehatan bernilai tinggi akan dipaparkan.
Organize into Integrated Practice Units (IPUs)
Menurut Porter & Lee (2013)[1], IPU tidak hanya mengobati penyakit tetapi juga kondisi terkait, komplikasi, dan keadaan yang biasanya terjadi bersamaan dengan itu, seperti gangguan ginjal dan mata untuk pasien diabetes, atau perawatan bagi mereka yang menderita kanker metastatik. IPU tidak hanya menyediakan pengobatan tetapi juga bertanggung jawab untuk melibatkan pasien dan keluarganya dalam perawatan, misalnya dengan memberikan pendidikan dan konseling, mendorong kepatuhan terhadap protokol perawatan dan pencegahannya,serta mendukung perubahan perilaku yang diperlukan seperti berhenti merokok atau penurunan berat badan.
Dalam IPU, personel bekerja bersama secara teratur sebagai tim untuk mencapai tujuan bersama, yaitu memaksimalkan hasil keseluruhan pasien seefisien mungkin. Tim unit praktek terpadu (IPU) ahli dalam kondisi, tahu dan percaya satu sama lain, serta berkoordinasi dengan mudah untuk meminimalkan waktu dan sumber daya yang terbuang. Tim ini sering mengadakan pertemuan, secara formal dan informal, serta meninjau data mengenai kinerja mereka sendiri. Berbekal data tersebut, mereka bekerja untuk meningkatkan perawatan dengan membuat protokol baru dan merancang cara yang lebih baik atau lebih efisien untuk melibatkan pasien, termasuk kunjungan kelompok dan interaksi virtual. Idealnya, anggota IPU ditempatkan bersama, untuk memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan efisiensi bagi pasien, & tetap bekerja sebagai tim bahkan ketika berada di lokasi yang berbeda.
Menurut Porter & Lee (2013), di mana pun IPU ada, terdapat hasil yang serupa, yaitu perawatan yang lebih cepat, hasil yang lebih baik, biaya yang lebih rendah, dan biasanya meningkatkan pangsa pasar dalam kondisi tersebut. Hasil itu hanya dapat dicapai melalui restrukturisasi kerja. IPU awalnya muncul dalam perawatan untuk kondisi medis tertentu, seperti kanker payudara dan penggantian sendi. Saat ini, IPU berkembang dengan cepat di banyak area perawatan akut dan kronis, mulai dari transplantasi organ hingga perawatan bahu sampai kondisi kesehatan mental seperti gangguan makan.
Masih menurut Porter & Lee (2013), implementasi model IPU untuk perawatan primer juga telah dilakukan. Sesuai sifatnya, perawatan primer bersifat holistik, berkaitan dengan semua keadaan dan kebutuhan kesehatan pasien. Praktik perawatan primer saat ini menerapkan struktur organisasi umum untuk pengelolaan berbagai macam pasien, dari orang dewasa yang sehat hingga lansia lemah. Kompleksitas memenuhi kebutuhan heterogen mereka dan telah membuat peningkatan nilai sangat sulit dalam perawatan primer, misalnya kebutuhan heterogen membuat pengukuran hasil tidak mungkin. Dalam perawatan primer, IPU adalah tim multidisiplin yang diorganisasikan untuk melayani kelompok pasien dengan kebutuhan perawatan primer dan pencegahan yang sama, misalnya pasien dengan kondisi kronis yang kompleks seperti diabetes, atau pasien usia lanjut yang cacat. Kelompok pasien yang berbeda membutuhkan tim yang berbeda, jenis layanan yang berbeda, dan bahkan lokasi perawatan yang berbeda. Mereka juga memerlukan layanan untuk mengatasi langsung peran penting perubahan gaya hidup dan perawatan pencegahan dalam hasil dan biaya, serta layanan tersebut harus disesuaikan dengan keadaan pasien secara keseluruhan. Dalam setiap kelompok pasien, tim klinis yang tepat, layanan pencegahan, dan pendidikan dapat ditempatkan untuk meningkatkan nilai, dan hasilnya menjadi terukur.
Pendekatan ini sudah mulai diterapkan pada pasien berisiko tinggi dengan biaya tinggi melalui Patient-Centered Medical Homes. Tetapi peluang untuk meningkatkan nilai dalam perawatan primer jauh lebih luas. Di Geisinger Health System, di Pennsylvania misalnya, perawatan untuk pasien dengan kondisi kronis seperti diabetes dan penyakit jantung tidak hanya melibatkan dokter tetapi juga apoteker, yang memiliki tanggung jawab besar untuk mengikuti dan menyesuaikan obat-obatan. Dimasukkannya apoteker pada tim telah mengurangi kemungkinan penyakit stroke, amputasi, kunjungan departemen darurat, dan rawat inap, serta dalam kinerja yang lebih baik pada hasil lain yang penting bagi pasien.
[1] Michael E. Porter & Thomas H. Lee, MD, 2013, The Strategy That Will Fix Health Care