EFESIENSI KERJA SEBAGAI METRIK UNTUK MENGUKUR KINERJA (KARYAWAN DAN UNIT)
Pendahuluan
Pada tulisan sebelumnya, telah dijelaskan mengenai kualitas kerja (Kualitas kerja dalam metrik kinerja SDM) & kuantitas kerja (Kuantitas kerja dalam metrik kinerja SDM). Kedua tulisan tersebut terkait dengan 4 kategori utama metrik kinerja karyawan menurut Vulpen (2016)[1], yaitu; kualitas kerja, kuantitas pekerjaan, efisiensi kerja, & kinerja organisasi. Pada tulisan ini akan fokus pada aspek efesiensi kerja & kinerja organisasi.
Efisiensi kerja - metrik kinerja karyawan
Menurut Vulpen (2016), kesulitan dalam metrik kinerja karyawan kualitatif dan kuantitatif adalah bahwa mereka tidak banyak menyampaikannya sendiri. Ketika seorang programmer menulis 40 baris kode per jam, dia menghasilkan banyak kode, tetapi itu tidak menggambarkan tentang kualitas kode. Karena itu harus selalu ada keseimbangan antara kuantitas dan kualitas.
- Efisiensi kerja
Metrik ini untuk mengukur keseimbangan kualitas dan kuanitas. Metrik ini mempertimbangkan sumber daya (mis. Waktu dan uang: kuantitas) yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran tertentu (kualitas). Untuk mencapai keseimbangan ini merupakan hal yang sulit. Namun, data kinerja yang solid akan membantu organisasi untuk memprediksi kinerja masa mendatang.
Metrik kinerja karyawan tingkat organisasi
Masih menurut pendapat Vulpen (2016), organisasi juga dapat menggunakan metrik kinerja karyawan untuk menilai daya saing mereka sendiri.
- Pendapatan per karyawan
Pendapatan per FTE = Total pendapatan / FTE
Fungsi ini menghitung pendapatan per FTE (Full-time equivalent). Metrik ini memberikan perkiraan mengenai berapa banyak karyawan individu yang masuk. Pendapatan yang rendah dan banyak karyawan memberikan peringkat yang lebih rendah daripada kombinasi pendapatan yang tinggi dan karyawan yang lebih sedikit.
- Keuntungan per FTE
Keuntungan per FTE = Total laba/FTE. Laba per FTE adalah metrik yang sama dengan yang sebelumnya (nomor 2) tetapi berfokus pada laba, bukan pendapatan. Laba perusahaan adalah pendapatan total dikurangi biaya. Laba yang tinggi per karyawan adalah metrik dari kesehatan keuangan organisasi.
- ROI Modal Manusia
ROI modal manusia adalah metrik yang menilai kualitas manusia (yaitu pengetahuan, kebiasaan, atribut sosial dan pribadi). Dengan menghitung pendapatan perusahaan (dikurangi biaya operasional dan kompensasi serta biaya lain) dan membagi jumlah ini dengan total kompensasi dan biaya manfaat yang dibayarkan perusahaan kepada karyawannya, dapat diketahui ROI SDM.
- Tingkat Absensi
Ketidakhadiran dan kinerja adalah dua hal yang sangat berkorelasi. Karyawan yang sangat termotivasi dan terlibat mengambil lebih sedikit ketidakhadiran (hingga 37% lebih sedikit, menurut Gallup). Selain itu, karyawan yang tingkat absennya kurang produktif dan tingkat ketidakhadirannya tinggi di seluruh organisasi merupakan indikator kunci dari kinerja organisasi yang lebih rendah.
- Lembur per Karyawan
Lembur per FTE = Jumlah jam lembur / FTE. Rata-rata lembur per FTE adalah metrik kinerja karyawan terakhir. Karyawan yang bersedia melakukan upaya ekstra umumnya lebih termotivasi dan menghasilkan lebih banyak (dalam hal kuantitas kerja).
[1] Erik van Vulpen, 2016, 21 Employee Performance Metrics