TANTANGAN YANG DIHADAPI MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Pendahuluan
Manajemen organisasi pelayanan kesehatan dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mengelola organisasi yang dipimpinnya. Menerapkan program yang hemat biaya, mempertahankan operasi dan layanan yang efisien, serta memiliki staf dan karyawan terlatih, merupakan bagian dari tantangan yang ada. Karena itu, keberlanjutan organisasi pelayanan kesehatan di masa mendatang, membutuhkan manjemen yang terampil dalam mengatasi setiap masalah.
Menurut Teel (2018)[1], selama lima hingga sepuluh tahun ke depan, manajemen pelayanan kesehatan harus menghadapi sejumlah tantangan termasuk perubahan peraturan dan kebijakan, kemajuan obat dan teknologi, pendanaan, pendidikan, dan masalah etika. Manajemen harus menyadari bahwa kombinasi dari tantangan tersebut dapat dengan cepat menghabiskan waktu dan uang untuk penelitian medis, pemeliharaan fasilitas, perbaikan peralatan, dan pelatihan operasional.
Biaya pemeliharaan kesehatan
Perubahan gaya hidup sehat & peningkatan umur harapan hidup, secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan. Menurut Teel (2018), penelitian mengungkapkan biaya pelayanan kesehatan dan pengeluaran sering meningkat pada tingkat yang melebihi inflasi, dan diperkirakan akan meningkat di masa mendatang. Human Resource Management menyampaikan Office of “1 the Actuary at the Centers for Medicare and Medicaid Services, memperkirakan bahwa pengeluaran pelayanan kesehatan agregat di AS akan tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 5,8% dari 2015 hingga 2025, atau 1,3 persentase poin lebih tinggi dari peningkatan tahunan yang diharapkan dalam produk domestik bruto”. Ini menyebabkan keprihatinan besar bagi para manajemen dalam upaya menyediakan cakupan untuk karyawan mereka.
Tantangan regulasi kesehatan
Teel (2018)mengatakan bahwa tantangan regulasi akan meningkatkan biaya penyediaan layanan dan perawatan. Kebijakan BPJS di Indonesia misalnya, secara tidak langsung merupakan salahsatu tantangan regulasi di bidang pelayanan kesehatan.
Tantangan kemajuan medis dan teknologi
Masih menurut Teel (2018), praktek kedokteran dan teknologi telah menciptakan peluang dan tantangan dalam cara penyedia praktik kedokteran hari ini dan di masa mendatang. Organisasi kesehatan saat ini menghadapi kekurangan dokter dan memerlukan alternatif biaya rendah untuk kunjungan pasien dan perawatan rawat inap ( dalam Austin, Bentkover, & Chait, 2016). Lima hingga sepuluh tahun kedepan, akan terjadi pergeseran antara interaksi pasien dokter secara virtual dan online.
Pelatihan dan tantangan pendidikan
Masih mengacu pada tulisan Teel (dalam Northouse, 2013), disebutkan bahwa para pemimpin layanan kesehatan harus mengambil langkah-langkah untuk menilai, mengembangkan, dan menyempurnakan keterampilan pribadi dan profesional. Masa mendatang membutuhkan pemimpin pelayanan kesehatan untuk melakukan lebih banyak pendekatan, lebih melibatkan pasien dalam perawatan pribadi, menawarkan alternatif untuk praktik saat ini dan membuat diri mereka dan staf tersedia untuk berkomunikasi dengan pasien tanpa pertemuan langsung (dalam Gomes, 2016).
Tantangan etika
Menurut Teel (2018), tantangan etika dalam pelayanan kesehatan adalah masalah besar. Di banyak negara sering kita temukan berbagai pelangaran etika penyedia layanan kesehatan. Pada tahun 2016 British Broadcast Center (BBC) melaporkan Dr. Paolo Macchiarini, dituduh memberikan penelitian medis yang menyesatkan, sehingga menyebabkan kematian tujuh pasien (dalam Kremer, 2016). Seorang dokter Olympics Physical Therapy, Larry Nassar dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman karena pelanggaran seksual. Insiden ini mengurangi kepercayaan para pemimpin medis.
Teel (2018), mengatakan bahwa manajemen pelayanan kesehatan harus memastikan perilaku mereka dan karyawan mereka, dan harus memberikan konsekuensi yang sangat serius. Pemimpin harus memahami keberhasilan organisasi, karena itu sangat bergantung pada perilaku etis mereka.
[1] Prinsez Teel, 2018, Five top challenges affecting healthcare leaders in the future