TINGKAT PERPUTARAN AKTIVA TETAP
Pendahuluan
Industri RS merupakan industri yang padat modal, padat karya, & padat tekhnologi. Investasi aktiva tetap merupakan salahsatu konsekwensi “padat modal & padat tekhnologi” dalam industri ini. Karena itu, investasi dalam aktiva menjadi hal mutlak dilakukan RS untuk digunakan dalam menunjang kegiatan operasionalnya. Hal ini dilakukan, terutama untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan kepada pasien. Dalam upaya tersebut, perlu pengelolaan aktiva tetap yang baik. Pengelolaan yang baik akan berdampak pada manfaat yang akan diperoleh.
Perencanaan dalam Pembelian Aktiva Tetap
Aktiva tetap di RS biasanya merupakan aset yang bernilai sangat material. Oleh karena itu, pembelian aktiva tetap harus melalui proses perencanaan. Perencanaan pembelian aktiva tetap dapat dilihat dari 2 aspek yaitu; 1) aspek emergency/pengganti 2) aspek bisnis. Aspek kebutuhan emergency/pengganti berarti bahwa aktiva tersebut sangat penting, dan dapat mempengaruhi pelayanan pasien. Sedangkan aspek kebutuhan bisnis, artinya aktiva tersebut dibutuhkan untuk perluasan bisnis, misalnya untuk menambah kapasitas. Dalam hal perluasan bisnis, manajemen perlu mengevaluasi lebih lanjut mengenai ada tidaknya pasar untuk bisnis tersebut dan segi manfaat aktiva tetap yang berkaitan.
Proses perencanaan dalam pembelian aktiva tetap, dapat menggunakan konsep NPV (Net Present Value). NPV ini akan menunjukkan manfaat yang akan diterima pada periode dan tingkat tertentu. Rencana pembelian aktiva tetap yang baik akan menunjukkan NPV yang bernilai positif. Selain NPV, pay back period juga dibutuhkan untuk menentukan waktu pengembalian investasi aktiva tersebut.
Aktiva yang telah dimiliki RS terkait dengan aspek bisnis, apabila tidak melalui proses kelayakan investasi (NPV, dll), maka dapat berakibat pada tingkat perputaran aktiva yang minimal.
Perputaran Aktiva Tetap
Perhitungan perputaran ini dilakukan untuk mengetahui tingkat utilisasi aktiva tetap dalam menunjang kegiatan operasional RS. Tingkat perputaran yang tinggi menggambarkan utilisasi yang baik. Artinya, investasi aktiva tersebut, memberikan manfaat yang signifikan bagi RS. Sebaliknya, perputaran yang rendah menggambarkan bahwa penggunaan aktiva tetap belum optimal. Artinya, investasi aktiva tetap yang dilakukan memberikan manfaat minimal bagi RS atau bahkan akan menyebabkan kerugian.
Tingkat utilisasi aktiva tetap ini sangat penting karena terkait dengan biaya tetap yaitu biaya penyusutan. Tingkat utilisasi aktiva tetap akan mempengaruhi besarnya biaya penyusutan aktiva tetap yang dibebankan pada setiap produk/jasa yang diberikan secara total. Pembebanan ini dihitung dengan membagi antara total biaya penyusutan, dengan tingkat perputaran aktiva tetap. Apabila tingkat perputaran aktivanya tinggi, maka besar biaya penyusutan yang dibebankan pada setiap produk/jasa rendah. Namun apabila tingkat perputarannya rendah, biaya penyusutan yang dibebankan pada setiap produk/jasa akan membengkak. Tingkat perputaran aktiva tetap dapat dihitung dengan cara sbb;
“Penjualan tahunan bersih ÷ (Aktiva tetap bruto - Akumulasi penyusutan)”
Efisiensi dan efektifitas penggunaan aktiva tetap sangat penting, karena berpengaruh terhadap penentuan unit cost dan tarif RS. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan perencanaan sebelum melakukan pembelian aktiva tetap. Khusus untuk aktiva tetap yang telah dimiliki, manajemen harus terus melakukan review dan evaluasi secara berkelanjutan selama pemakaian aktiva tetap.