AKSIOMA KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DI RS
Pendahuluan
Keberhasilan sebuah organisasi bisnis (termasuk RS) mencapai tujuan yang diharapkan sangat terkait dengan sosok pemimpin dan proses atau gaya kepemimpinan. Kepemimpinan dalam organisasi berarti membimbing anggota organisasi menuju kesuksesan dengan kinerja terbaiknya. Seorang pemimpin yang efektif dapat mengambil langkah berani untuk mengubah budaya dan struktur yang dapat mengubah organisasi. Sebaliknya, pemimpin yang tidak efektif dapat membuat organisasi tidak sehat dan ketidakpuasan anggota.
Terkait dengan kepemimpinan, dalam tulisan ini akan disajikan hasil penelitian Hodgetts (2011)[1]. Bagian utama penelitian tersebut terkait dengan karakteristik kepemimpinan dan dasar psikologis yang kuat. Penelitian tersebut mengimplikasikan bahwa kualitas kepemimpinan bersifat inheren. Kepemimpinan adalah sesuatu yang kita lakukan kepada orang lain, terkait dengan pembentukan hubungan dan pekerjaan yang sesuai dengan orang lain.
Tiga Aksioma Kepemimpinan
Secara umum dapat dikatakan bahwa tidak ada karakteristik kepemimpinan universal. Apa yang berhasil untuk suatu organisasi, mungkin tidak berfungsi untuk yang lain. Para pemimpin yang efektif memiliki tujuan luas bersama dengan pengetahuan mengenai aset kepemimpinan potensial mereka secara cukup, walaupun tidak tahu secara keseluruhan.
Para pemimpin individu didorong untuk menjadi lebih efektif, dan mampu mengembangkan pemimpin lain. Menurut Hodgetts (2011), terdapat 3 aksioma kepemimpinan mendasar sbb :
- Situasional
Secara logika, kepemimpinan bersifat situasional. Artinya, jenis kepemimpinan yang dibutuhkan akan dipengaruhi oleh situasi. Banyak pemimpin memiliki waktu dan tempat mereka. Misalnya, Winston Churchill: Seorang pemimpin yang inspirasional, tetapi gayanya tidak cocok dengan agenda rekonstruksi pasca perang Inggris. Nelson Mandela, sebaliknya memiliki kemampuan untuk menawarkan kepemimpinan di berbagai konteks yang berbeda.
Penginderaan situasi adalah kunci untuk kepemimpinan yang efektif. Disamping itu dibutuhkan kemampuan untuk mengambil sinyal situasional yang penting, memahami apa yang sedang terjadi; memiliki keterampilan mikro dan makro, serta mengelola rapat.
- Non Hirarki
Kepemimpinan yang produktif tidak bersifat hierarkis. Kualitas yang membawa seseorang ke puncak organisasi mungkin tidak ada hubungannya dengan kepemimpinan, tetapi mungkin timbul karena ketajaman politik, ambisi pribadi, waktu, nepotisme dan sejenisnya. Organisasi-organisasi hebat memiliki pemimpin yang hebat di semua tingkatan. Organisasi yang sukses berusaha membangun kapasitas kepemimpinan secara luas dan memberi orang kesempatan untuk mengembangkannya.
- Relasional
Relasi sangat penting untuk kesuksesan sebagai pemimpin. Anda tidak bisa menjadi pemimpin tanpa pengikut. Kepemimpinan adalah konstruksi sosial yang diciptakan oleh hubungan antara para pemimpin dan mereka yang ingin dipimpin. Pemimpin secara aktif terlibat dalam serangkaian hubungan kompleks yang membutuhkan pembinaan dan pengasuhan. Jaringan hubungan sering renggang, maka membutuhkan pemulihan kembali secara konstan. Hubungan tidak selalu harmonis, sehingga memberikan tantangan dalam organisasi untuk meningkatkan, berinovasi dan mengambil risiko.
Masih menurut pendapat Hodgetts (2011), yang mendasari semua hal di atas adalah keaslian. Yaitu konsistensi antara kata-kata dan perbuatan, koherensi dalam kinerja, serta fokus yang mendasari tujuan dan keadilan. Kepemimpinan yang efektif itu sulit. Jangan pernah meremehkan jumlah usaha dan energi yang dibutuhkan, serta keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Kepemimpinan sejati terbukti melalui perilaku individu.
Manajer Terakreditasi
Pemimpin yang baik mengukur diri mereka sendiri. Menurut Hodgetts (2011), cara yang kuat untuk mengukur kepemimpinan adalah dengan melihat ke sebelas perilaku yang membentuk pengembangan profesional berkelanjutan dari IHM Accredited Manager. Ke -11 perilaku tersebut adalah : 1) Contextual leadership, 2) Managing the political and stakeholder environment, 3) Delivery outputs, 4) Putting safety first, 5) Managing resources effectively and efficiently, 6) Building winning teams, 7) Communication and relationship management, 8) Improvement and innovation, 9) Integrating equalities and diversity, 10) Reflection, and 11) Governance.