Browse By

“MASALAH PENGUKURAN” & UPAYA PENGENDALIAN BIAYA DI ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

Pendahuluan

Pengukuran atau perhitungan biaya merupakan suatu hal yang penting terkait dengan nilai (kualitas) pelayanan kesehatan. Pengukuran yang tepat merupakan tahap awal yang penting. Karena itu, dalam tulisan ini akan membahas mengenai masalah pengukuran & upaya pengendalian biaya di organisasi pelayanan kesehatan.

Proper measurement is a critical first step

Terkait dengan pengukuran, tulisan ini masih mengacu pada tulisan  Kaplan dkk (2017)[1] yang merupakan hasil tanya jawab antara Frigo, dengan Porter & Kaplan. Frigo memulai pernyataan tentang ide untuk pemotongan biaya tradisional mengarah pada biaya yang lebih tinggi dan pelayanan kesehetan berkualitas rendah. Mengacu pada hal tersebut, Frigo kemudian mengacukan 2 pertanyaan, yaitu;

  1. Mengapa pengukuran yang tepat atas biaya pelayanan kesehatan sangat penting untuk meningkatkan nilai (mutu)?
  2. Hal apa yang harus dilakukan dalam upaya memotong/mengendalikan biaya di organisasi pelayanan kesehatan?

Menjawab pertanyaan tersebut, Kaplan (dalam Kaplan dkk, 2017), menyatakan bahwa Secara historis, biaya dalam organisasi pelayanan kesehatan dilakukan dengan cara yang tidak biasa, yang mencerminkan keadaan khusus pelayanan kesehatan. Organisasi pelayanan kesehatan seperti RS, klinik, dan praktik dokter, memperkirakan costs based on charges. Biaya dihitung dengan menggunakan metode seperti ratio-of-costs-to-charges (RCC) atau biaya berdasarkan relative value units (RVU) yang telah dikembangkan untuk RS dan layanan dokter. Biaya layanan yang tidak dibayar kembali dianggap biaya overhead yang dialokasikan secara sembarang. Akhirnya, penetapan biaya diterapkan ke departemen dan prosedur, namun tidak untuk semua layanan yang terlibat dalam proses pengobatan kondisi medis selama siklus perawatan penuh pasien.

Masih mengacu pada pendapat Kaplan dkk (2017), karena sistem biaya yang digunakan di organisasi pelayanan kesehatan sangat kacau, satu-satunya informasi yang dapat diandalkan untuk administrator RS adalah laporan yang berasal dari laporan pendapatan lini-item, yang diatur berdasarkan kategori pengeluaran, dan bukan berdasarkan kondisi medis. Manajer tahu berapa banyak yang mereka habiskan untuk karyawan, peralatan, perangkat, tes laboratorium, dan obat-obatan. Jadi dalam memotong biaya, mereka cenderung memaksakan pemotongan yang sembarang pada tingkat line-item, seperti membatasi pengeluaran pada obat-obatan atau menerapkan potongan 10% untuk memotong seluruh biaya personil. Ini adalah jenis pengurangan sembarang yang dapat menurunkan hasil (kualitas) ke pasien.

Baca Juga:  PENYESUAIAN YANG PERLU DILAKUKAN OLEH EKSEKUTIF SISTEM KESEHATAN DALAM MEMENUHI EKSPEKTASI ANGGARAN TAHUN 2024

Menurut Kaplan dkk (2017), satu-satunya cara untuk melakukan pengurangan biaya berkelanjutan adalah dengan memahami struktur pelayanan itu sendiri, yang mengharuskan untuk mengevaluasi bagaimana uang dihabiskan dalam pengobatan pasien untuk kondisi medis tertentu. Karena itu perlu melakukan identifikasi proses yang tidak efisien dan tidak efektif (yang tidak berkontribusi pada hasil yang lebih baik), memahami tipe karyawan yang tepat dalam melakukan setiap langkah proses, dan seterusnya. Dengan informasi ini, organisasi pelayanan kesehatan dapat melakukan perbaikan proses mendasar yang memungkinkan untuk mencapai jumlah pekerjaan yang sama atau lebih baik, dengan sumber daya yang lebih sedikit atau lebih murah, tanpa merusak hasil. Di sinilah pengurangan biaya berkelanjutan berasal.

Masih mengacu pada tulisan Kaplan dkk (2017), hari ini, dokter dan manajemen RS seperti “flying blind” atau buta terhadap data biaya, & tidak memiliki visibilitas dalam proses klinis dan administrasi yang digunakan untuk mengobati setiap kondisi medis. Akibatnya, mereka tidak memiliki cara untuk mengejar peluang pengurangan biaya secara sistematis. Karena tidak memiliki informasi yang akurat, akhirnya manajemen melakukan pemotongan pengeluaran di seluruh area. Walaupun pendekatan ini dapat menghilangkan pemborosan dan ketidakefisienan, namun juga akan memotong hal lainnya yang dapat mengganggu kapasitas dan kualitas pelayanan kesehatan.

Masih mengacu pada tulisan Kaplan dkk (2017), Frigo menanyakan mengenai Value-Based Health Care Delivery (VBHCD) di organisasi pelayanan kesehatan untuk mengukur dan mengelola biaya & terkait dengan penganggaran. Menanggapi pertanyaan Frigo, Kaplan selanjutnya menjelaskan bahwa meskipun dikembangkan untuk perusahaan manufaktur, ritel, keuangan, dan distribusi, time-driven activity-based costing (TDABC), ternyata juga baik untuk biaya layanan kesehatan. TDABC memungkinkan organisasi pelayanan kesehatan untuk memperkirakan secara akurat semua biaya sumber daya yang digunakan untuk mengobati kondisi medis pasien selama siklus perawatan lengkap. Konsep ini mudah dijelaskan, mudah, antusias dan telah diadopsi oleh dokter. Mereka dapat segera mengambil tindakan tegas untuk menurunkan biaya perawatan sambil mempertahankan dan meningkatkan hasil pasien.

Baca Juga:  MEMBANGUN SISTEM MANAJEMEN KINERJA YANG EFEKTIF DENGAN BSC

Menurut Kaplan dkk (2017), mereka telah melakukan beberapa penelitian multisite yang membandingkan biaya (dan hasil) dari perawatan kondisi medis yang sama di berbagai situs. Berdasarkan penelitian tersebut Kaplan menyimpulkan bahwa cara termudah untuk memotong biaya tanpa merugikan pasien adalah dengan mempelajari dan mentransfer praktik terbaik dari organisasi yang lebih efisien ke praktik yang saat ini di atas rata-rata dalam biaya dan ketidakefisienan. Ini jelas, sederhana, dan cepat. 


[1] Robert S. Kaplan and Michael E. Porter; an interview conducted by Mark l. Frigo,

2017,managing healthcare costs and value