Browse By

MENINGKATKAN PERUBAHAN (KEBERAGAMAN, KESETARAAN, & INKLUSI), BERINVESTASI DALAM PEMBELAJARAN & PENGEMBANGAN, SERTA MENINGKATKAN PROSES DENGAN AI DAN OTOMATISASI

Pendahuluan

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya dengan judul: ”Meningkatkan dukungan untuk pekerjaan dan perekrutan jarak jauh & manajemen kinerja”. Tulisan sebelumnya mengangkat 2 (dari 7) tren manajemen SDM yang penting tahun 2024, mengacu pada pendapat Howarth (2023)[1]. Masih mengacu pada pendapat Howarth, tulisan ini akan mengangkat 3 (dari 7) tren manajemen SDM (lanjutan) yang penting tahun 2024, yaitu: Increasing diversity, equity, and inclusion changes, Investing in learning & development, & Upgrading processes with AI and automation.

 Increasing diversity, equity, and inclusion changes

Di tengah gejolak perubahan sosial, semakin banyak organisasi yang menekankan praktik perekrutan yang menyediakan dan membina tenaga kerja yang lebih beragam. Setelah musim panas yang dipicu oleh protes dan seruan untuk perubahan sosial, lowongan kerja terkait keberagaman, kesetaraan, dan inklusi meningkat sebesar 55%. Hal ini merupakan sinyal bahwa pengusaha telah menginternalisasi isu-isu ini dan termotivasi untuk melakukan perubahan jangka panjang. Donna Kimmel (Chief People Officer di Citrix), mengatakan bahwa Orang ingin bekerja di perusahaan tempat mereka bisa menjadi diri mereka yang sebenarnya dan utuh. SDM dapat memimpin upaya ini melalui program-program yang mendorong keberagaman dan inklusi, serta mendukung kesejahteraan secara holistik.  Organisasi-organisasi mulai melihat diri mereka sendiri dengan lebih jujur ​​untuk memahami dan mengakui kesenjangan yang mungkin ada dan menentukan cara untuk mencapai kemajuan. Untuk melakukan hal ini, organisasi semakin memprioritaskan perekrutan talenta yang beragam, membuka peran eksekutif keberagaman dan inklusi, dan menyelenggarakan lokakarya untuk mengungkap dan memecahkan masalah terkait keberagaman. Untuk melakukan hal ini, Booz Allen (organisasi konsultan manajemen global) telah melangkah lebih jauh dari sekedar membentuk satuan tugas keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) yang komprehensif. Klaim ketenaran mereka adalah agenda keadilan rasial dan sosial yang menggali lebih dalam daripada penyelesaian masalah di permukaan dan menguraikan enam pilar utama perubahan yang berdampak pada organisasi mereka, dan bagaimana mereka menilai kemajuan secara transparan.
Baca Juga:  STRATEGI PEMASARAN RS 2024: MELIBATKAN PASIEN DALAM KAMPANYE EMAIL, MEMPRIORITASKAN KETERLIBATAN PASIEN DALAM RENCANA PEMASARAN RS, ULASAN PASIEN, & MEMANFAATKAN MEDIA TRADISIONAL DALAM IKLAN LAYANAN KESEHATAN

 Investing in learning & development

Berkat meningkatnya pekerjaan jarak jauh, karyawan kini memiliki lebih banyak waktu luang tanpa harus bepergian. Banyak yang menggunakan waktu ekstra untuk mengikuti kelas yang mereka tunda, mendapatkan sertifikasi profesional, atau mencoba sesuatu yang baru. Salah satu tren yang sedang meningkat adalah peningkatan e-learning atau pembelajaran jarak jauh, di mana karyawan memanfaatkan kursus online atau kelas virtual untuk “meningkatkan keterampilan”. 72% organisasi percaya bahwa upaya e-learning membantu mereka meningkatkan daya saing karyawan, dengan memungkinkan karyawan mengikuti aspek yang selalu berubah di bidangnya.  Tim SDM mendukung upaya e-learning dan kerja jarak jauh karyawan dengan memberikan manfaat pembelajaran dalam bentuk tunjangan pendidikan dan penggantian biaya sekolah, bermitra dengan platform pembelajaran online seperti pembelajaran Coursera dan LinkedIn, atau menawarkan diskon untuk kelas. Manfaat pembelajaran dan pengembangan juga bermanfaat bagi organisasi: pengusaha yang secara proaktif memberikan peluang peningkatan keterampilan atau keterampilan ulang akan lebih mampu mempertahankan talenta dalam angkatan kerja yang semakin kompetitif. Sebuah studi yang dilakukan oleh Research Institute of America menemukan bahwa e-learning dapat meningkatkan tingkat retensi karyawan hingga 60%. Sedangkan studi yang dilakukan Udemy menujnukkan bahwa persentase karyawan yang mendapatkan peningkatan keterampilan meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun 2019 hingga 2020. Berinvestasi pada talenta yang sudah mereka miliki dan memperkuat keahlian mereka, memungkinkan karyawan untuk mengikuti kemajuan dan tren teknologi tanpa harus berpindah perusahaan atau karier. Dan dalam hal peningkatan keterampilan, 62% perusahaan memanfaatkan e-learning untuk menutup kesenjangan keterampilan.

 Upgrading processes with AI and automation

Semakin banyak departemen SDM yang menggantikan tugas-tugas manual yang berulang dengan menerapkan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) ke dalam proses mereka saat ini. Pada tahun 2020, 17% organisasi menggunakan beberapa bentuk solusi berbasis AI di departemen SDM mereka. Angka ini diperkirakan akan meningkat sebesar 30% pada tahun 2022. Otomatisasi dan AI memungkinkan personel HR menghabiskan lebih sedikit waktu pada tugas-tugas back-office yang memakan waktu dan membosankan (seperti melacak kehadiran karyawan dan kinerja kerja).  Staf HR dapat berinvestasi dalam perubahan yang inovatif dan strategis untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada karyawan, seperti program keterlibatan karyawan, inisiatif kesehatan, dan pekerjaan DEI. AI juga muncul selama proses rekrutmen. Secara khusus, departemen SDM mulai mengandalkan algoritme berbasis AI untuk mengotomatisasi dan menyederhanakan pengumpulan dan penyaringan resume, tes online, dan komunikasi orientasi awal. Misalnya, platform seperti XOR dapat digunakan untuk mencari, berkomunikasi, menilai, dan menjadwalkan kandidat pekerjaan yang masuk dan keluar, sehingga memberikan kemudahan keseluruhan dalam proses rekrutmen. Meskipun memberikan penghematan waktu yang besar bagi departemen SDM, hal ini tidak mengorbankan pengalaman kandidat. [1] Josh Howarth, 2023, 7 Important human resources trends of 2024