Browse By

KEPEMIMPINAN “TIPPING POINT” DALAM MELAKUKAN PERUBAHAN (DALAM BLUE OCEAN STRATEGY)

Pendahuluan

Upaya melakukan perubahan dalam organisasi yang dilakukan oleh kepemimpinan tipping point, agak berbeda  dengan teori konvensional tentang perubahan pada umumnya. Dalam melakukan perubahan, kepemimpinan tipping point berfokus pada upaya transformasi kubu-kubu ”ekstrem” yang memberikan pengaruh tak proporsional kepada kinerja. Tulisan ini akan membahas tentang upaya yang dilakukan oleh kepemimpinan tipping point & tetap mengacu pada buku Renée Mauborgne & W. Chan Kim (2005) berjudul, Blue Ocean Strategy(BOS).

Menentang Pengetahuan Umum

Teori konvensional mengenai perubahan organisasi dilandaskan pada upaya mentransformasi massa. Artinya, upaya perubahan difokuskan pada bagaimana menggerakkan massa, dan ini membutuhkan sumber daya yang berlimpah dengan kerangka waktu yang panjang. Padahal, kemewahan ini yang hanya dimiliki oleh sedikit eksekutif, dan hal ini akan menjadi kendala dalam proses perubahan organisasi.

Melihat kelemahan teori konvensional dalam melaukan perubahan organisasi, maka kepemimpinan tipping point, mengambil jalan berbeda dalam proses tersebut. Untuk mengubah massa, kepemimpinan ini akan berfokus pada upaya untuk melakukan transformasi terhadap kubu-kubu ekstrem (seperti: orang-orang, tindakan, dan kegiatan), yang memberikan pengaruh tak proporsional kepada kinerja. Dengan mentransformasikan kubu-kubu ekstrem tersebut, maka para pemimpin tipping point akan mampu mengubah kondisi inti dengan cepat dan dengan biaya rendah demi mengeksekusi strategi baru mereka.

Tidaklah pernah mudah untuk mengeksekusi perubahan strategis. Bahkan akan lebih sulit, apabila dilakukan secara cepat dengan sumber daya terbatas. Tetapi, penelitian dalam konteks BOS menyatakan bahwa hal itu bisa dicapai dengan meningkatkan kepemimpinan tipping point. Dengan secara sadar menangani rintangan atau hambatan-hambatan terhadap pengeksekusian strategi dan berfokus pada faktor-faktor pengaruh tak proporsional, manajemen juga bisa merobohkan rintangan-rintangan tersebut demi memuluskan perubahan strategis. Janganlah mengikuti pengetahuan konvensional. Tidak setiap tantangan memerlukan tindakan yang proporsional atau setara. Berfokuslah pada tindakan-tindakan yang memiliki pengaruh tak proporsional. Inilah komponen kepemimpinan penting untuk mewujudkan strategi samudra biru. Aspek ini memadukan tindakan pegawai dengan strategi baru.

Baca Juga:  TIPS DALAM MELAKUKAN VALUE ANALYSYS RS DENGAN ROI