MEMVISUALISASI STRATEGI BLUE OCEAN MELALUI EKSPLORASI VISUAL
Pendahuluan
Setelah memaparkan kebangkitan visual dalam bahasan sebelumnya (langkah 1), pada tulisan ini akan dipaparkan terkait eksplorasi visual yang merupakan langkah ke 2 dari 4 langkah dalam memvisualisasi strategi blue ocean. Eksplorasi visual dilakukan dengan mengamati pasar, keunggulan dari produk dan jasa alternatif yang ada. Upaya ini ditujukan untuk melihat faktor apa yang perlu dihapuskan atau ditambahkan pada perusahaan. Pembahasan dalam tulisan ini mengacu pada buku Renée Mauborgne & W. Chan Kim (2005) berjudul, "Blue Ocean Strategy (BOS)”.
Eksplorasi Visual
Manajer perlu berhadapan langsung dengan apa yang harus mereka pahami, yaitu bagaimana orang menggunakan atau tidak menggunakan produk atau jasa mereka. Proses ini memang seringkali dilakukan, tetapi dengan bantuan pihak ketiga outsource. Namun sebenarnya, ini adalah fungsi pengawasan, sehingga harus dilakukan sendiri, karena terkait dengan strategi perusahaan.
Contohnya pada kasus Michael Bloomberg, sebelum menjadi walikota New York City, Ia dianggap sebagai seorang visioner bisnis karena kesadarannya bahwa penyedia informasi keuangan juga perlu melibatkan analisis online dalam membantu pengguna memahami data. Tetapi Ia juga menjadi orang pertama yang mengungkapkan bahwa sebelum Bloomberg, pedagang mengggunakan kertas, pensil, dan kalkulator genggam untuk menulis indeks harga dan menghitung nilai-nilai pasar sebelum mengambil keputusan beli dan jual. Kegiatan ini menghabiskan waktu, uang, dan rentan kesalahan. Ini artinya bahwa pengetahuan strategis muncul bukan karena kecerdasan, tetapi pengalaman terjun ke lapangan. Dalam kasus Bloomberg, pengetahuannya datang dengan mengubah fokus industri dari pembeli menuju pengguna, pedagang dan analis.
Saat konsumen tidak sama dengan pengguna, maka pengamatan kepada pengguna perlu diperluas. Amati aktivitasnya, identifikasi ragam produk dan jasa pelengkap yang dikonsumsi selain jasa dan produk perusahaan. Misalnya, orangtua yang pergi ke bioskop akan mencari seorang pengasuh bayi. Sebagai operator bioskop Eropa, Kinepolis menemukan bahwa menambahkan layanan jasa pengasuhan bayi di tempat membantu membuat bioskop lebih laris. Jadi, lihat bagaimana konsumen mendapatkan cara-cara alternatif untuk memenuhi kebutuhan yang dipuaskan oleh produk atau jasa perusahaan.
Pada kasus EFS, manajer ditugaskan ke lapangan selama empat minggu dalam proses penciptaan strategi blue ocean. Masing-masing harus mewawancara dan mengamati sepuluh orang yang terlibat dalam valas korporat, termasuk konsumen yang hilang, konsumen baru, dan konsumen dari kompetitor dan alternatif EFS. Manajer juga menjangkau ke luar batasan tradisional industri pada perusahaan yang belum menggunakan layanan valas korporat, tapi mungkin menggunakan layanan itu di masa mendatang. Dengan langkah ini, produk dan jasa pelengkap yang digunakan konsumen, simulasi pemberian harga dan manajemen keuangan dapat terlihat.
Herannya, faktor yang paling dihargai oleh konsumen adalah mendapatkan konfirmasi cepat akan transaksi mereka, padahal ini hanya dianggap penting oleh satu manajer. Manajer EFS menganggap pegawai dari departemen tagihan pelanggan menghabiskan banyak waktu untuk memberikan konfirmasi bahwa pembayaran telah dilakukan dan untuk memeriksa kapan pembayaran akan diterima. Saat kembali ke meja rapat, setiap tim menggambarkan enam kurva nilai baru dengan menggunakan kerangka kerja enam jalan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Setiap kurva harus menggambarkan strategi yang menonjol. Tim juga harus membuat moto yang menarik dari strateginya.