Browse By

PREDIKSI SCHIBELL UNTUK TAHUN 2023 TERKAIT ”RETAIL HEALTH, DECENTRALIZED TRIALS, AND WELLNESS ARE ON THE FRONT LINES” DI AS

Pendahuluan

Tantangan yang dihadapi industri pelayanan kesehatan sangat beragam. Tantangan tersebut di mulai dengan pandemi COVID-19 hingga resesi yang diakibatkan perang ukraina-rusia. Berbagai tantangan yang ada sekaligus memicu percepatan transformasi layanan kesehatan. Tantangan tersebut juga menciptakan hambatan dalam upaya inovasi layanan kesehatan. Belum lagi kendala kekurangan tenaga kerja, penyakit kronis, dan krisis rantai pasokan yang dihadapi RS. Karena itu, agar berkembang di pasar yang dinamis ini, organisasi layanan kesehatan harus berinvestasi dalam transformasi dan tenaga kerja. Tulisan ini akan membahas terkait prediksi layanan kesehatan tahun 2023. Prediksi ini akan membantu manajemen organisasi pelayanan kesehatan dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang utama di masa depan dan memberdayakan organisasinya. Informasi ini, sekaligus dapat menjadi masukkan bagi eksekutif pelayanan kesehatan tentang cara mendapatkan keunggulan kompetitif. Pemaparan dalam tulisan ini mengacu pada artikel Schibell (2022)[1], yang memiprediksi bahwa pada tahun 2023 di AS akan terjadi 3 hal yaitu; Economic downturn and consumer behaviors will spike hospital bankruptcies, Retail health clinics will double their share of the primary care market, A quarter of the US adult population will be treated with RPM tools for chronic conditions. Ketiga hal yang diprediksi Schibell tersebut akan dipaparkan dibawah ini.

Economic downturn & consumer behaviors will spike hospital bankruptcies by a third.

Volume pasien, rencana kesehatan yang dapat dikurangkan, & tarif asuransi komersial, akan menggerakkan kepekaan RS terhadap resesi dari rendah ke tinggi. Pengajuan kebangkrutan untuk organisasi perawatan kesehatan besar pada tahun 2022 teridentifikasi 28% lebih tinggi daripada tahun 2021. RS pedesaan sangat berisiko dengan lebih dari 30% berisiko segera ditutup karena cadangan keuangan yang rendah atau ketergantungan pada bantuan pemerintah. Pada tahun 2020, hilangnya asuransi pemberi kerja dan peralihan yang signifikan dari RS swasta ke asuransi umum menelan biaya sekitar $95 miliar dalam pendapatan tahunan, dan tambahan $33 miliar karena perilaku konsumen yang menghindari biaya. Agar mampu mengatasi krisis dan tetap bertahan, RS harus mulai menghitung tingkat kesulitan keuangannya saat ini, dengan menghitung Z-score[2] mereka setiap bulan dan melacaknya selama 24-36 bulan. Hal ini akan membantu mengidentifikasi risiko dan memicu strategi perputaran keuangan untuk RS yang berada di/atau mendekati zona merah.
Baca Juga:  ADAPTASI RS AGAR TETAP AMAN SECARA FINANSIAL TAHUN 2023 MELALUI ”DOUBLE DOWN ON REVENUE CYCLE MANAGEMENT LABOR SHORTAGES, TECHNOLOGY AND AUTOMATION”

Retail health clinics will double their share of the primary care market.

Pada tahun 2023, pasien AS akan memilih Retail health untuk kebutuhan perawatan primer mereka, karena sistem kesehatan dibatasi oleh sumber daya yang tidak memadai, dan gagal menyamai pengalaman pasien ritel yang meningkat. Dari tahun 2019 hingga 2020, klinik kesehatan ritel mengalami pertumbuhan sebesar 21,5%. Hal ini pada awalnya didorong oleh kebutuhan akan tempat pengujian COVID-19 lokal yang nyaman, dan didukung oleh kemampuan mereka dalam menyediakan layanan yang mudah diakses, tidak perlu janji temu, nyaman, dan berkualitas rendah. Pada tahun 2022, ukuran pasar klinik ritel AS bernilai $3,49 miliar, dengan perusahaan ritel tambahan yang ingin bergabung dengan jajaran CVS-Aetna, Walgreens, Walmart, Amazon, dan Optum-United Health Group. Karena kesehatan ritel berlipat ganda di ruang perawatan primer, permintaan sistem kesehatan untuk meningkatkan permainan pengalaman pasiennya akan meningkat, sementara pasien berduyun-duyun ke penyedia perawatan primer kesehatan ritel.

A quarter of the US adult population will be treated with RPM tools for chronic conditions.

Kebutuhan untuk memantau, melaporkan, dan menganalisis pasien dengan kondisi kronis pada saat dibutuhkan, merupakan keharusan nasional. Forrester memperkirakan bahwa Remote Patient Monitoring (RPM) akan memainkan peran penting dalam merawat pasien multi komorbid untuk mengurangi kemungkinan rawat inap yang dapat dihindari oleh pasien penyakit kronis. Saat ini, enam dari 10 orang Amerika hidup dengan setidaknya satu penyakit kronis, dan beban ekonomi tahunan dari penyakit kronis yang paling umum adalah lebih dari $1 triliun. Per 30 Juni 2020, diperkirakan 41% orang dewasa AS melaporkan telah menunda atau menghindari perawatan medis selama pandemi. RPM telah menjadi bagian penting dari perluasan model perawatan akut di rumah. Pasar RPM global diproyeksikan mencapai $175,2 miliar pada tahun 2027 dari $53,6 miliar pada tahun 2022, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 26,7%. Perangkat seperti timbangan berat badan, oksimeter denyut, pengukur glukosa darah, monitor tekanan darah, monitor jantung, dan perangkat lainna akan meningkatkan prognosis klinis dan menghilangkan rintangan sosial ekonomi karena faktor penentu sosial kesehatan. [1] Natalie Schibell, 2022, Predictions 2023: Retail Health, Decentralized Trials, And Wellness Are On The Front Lines [2] Nilai Z-score merupakan indikator keuangan, & biasanya digunakan dalam menentukan apakah suatu organisasi (bisnis) berada dalam area kebangkrutan atau tidak.