DAMPAK KESALAHAN AKUNTANSI PERSEDIAAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
Pendahuluan
Persediaan merupakan item aktiva (selain aktiva tetap), yang cukup sentral dan bernilai materiil di organisasi layanan kesehatan. Karena itu, dibutuhkan pengelolaan yang baik untuk menjaga keseimbanagan stock dalam kegiatan operasional. Untuk mendukung upaya ini, manajemen perlu menerapkan sistem pencatatan yang baik. Kesalahan dalam sistem pencatatan atau metode pencatatan dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Oleh karena itu, pemilihan metode persediaan menjadi salahsatu penunjang validitas dalam pencatatan nilai di laporan keuangan (neraca dan laporan operasional).
Gambarkan keterhubungan neraca dan laporan operasional
Nilai persediaan sangat terkait dengan validitas laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan operasional (laporan laba/rugi untuk RS swasta). Kesalahan dalam penilaian persediaan dapat memungkinkan dua hal, 1) nilai persediaan lebih besar dan beban pokok persediaan lebih kecil; atau 2) nilai persediaan lebih kecil dan beban pokok persediaan lebih besar. Karena itu, aturan akuntansi mengatur cukup ketat apabila dilakukan perpindahan metode akuntansi (misalnya perpindahan dari metode FIFO ke rata-rata atau sebaliknya). Perpindahan metode akuntansi harus juga dilakukan perubahan atas laporan keuangan beberapa tahun ke belakang.
Berikut adalah gambaran hubungan antara persediaan dengan beban pokok penjualan.
Gambar 1. Hubungan antara nilai persediaan akhir dengan beban pokok penjualan
Pada gambar di atas menjelaskan bahwa terdapat keterkaitan antara nilai persediaan di neraca, dengan nilai beban pokok penjualan di laporan operasional. Artinya, kesalahan dalam memperhitungkan nilai persediaan akhir dapat mempengaruhi dua hal sekaligus. Yaitu persediaan akhir dalam laporan necara dan beban pokok penjualan dalam laporan operasional.
Dampak kesalahan akuntansi persediaan terhadap laporan keuangan
Kesalahan dalam penilaian persediaan tentu saja tidak hanya berkaitan dengan nilai angka pada laporan keuangan, namun juga berpengaruh pada dalam pengambilan keputusan manajemen. Berikut adalah dampak dari kesalahan dalam penilaian persediaan;
- Validitas nilai persediaan dalam laporan neraca
Nilai persediaan pada laporan keuangan neraca merupakan nilai atas persediaan akhir. Namun apabila terdapat kesalahan metode persediaan, maka penilaian persediaan akhir menjadi tidak sesuai. Hal ini tentunya dapat menimbulkan informasi yang bias.
- Validitas nilai beban pokok penjualan dalam laporan operasional
Beban pokok penjualan yang tidak sesuai nilai asli dapat mengakibatkan nilai surplus dan defisit laporan keuangan menjadi bias.
- Kesalahan dalam perhitungan rasio keuangan
Perhitungan rasio keuangan sering dilakukan untuk mengukur kinerja keuangan RS. Namun apabila nilai dalam laporan keuangan sudah tidak valid, maka hasil perhitungan rasio tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Rasio keuangan yang salah dapat menimbulkan penilaian kinerja keuangan yang berbeda dari seharusnya. Rasio-rasio yang akan terpengaruh atas “kesalahan nilai persediaan akhir & beban pokok penjualan” adalah
-
-
- Rasio likuiditas seperti current ratio (aktiva lancar/hutang lancar),
- Rasio total aktiva dengan total hutang (rasio solvabilitas),
- Rasio profitabilitas (laba/total aktiva).
-
Catatan :
|