ASPEK LAIN DARI PENERAPAN COST LEADERSHIP STRATEGY DI SUATU ORGANISASI
Pendahuluan
Pertimbangan untuk menerapkan cost leadership strategy/CLS di RS (terutama RS swasta Indonesia), sangat dipengaruhi oleh adanya kerjasama RS tersebut dengan BPJS. Karena tarif BPJS sudah di ”patok” sesuai dengan tipe RS, maka yang dilakukan manajemen adalah melakukan upaya mencapai level biaya rendah. Karena itu tulisan-tulisan sebelumnya membahas hal tersebut. Pada tulisan ini, akan membahas aspek lain dari penerapan CLS di suatu organisasi.Pandangan tentang cost leadership strategy
Menurut zkjadoon (2016)[1], organisasi yang berhasil menerapkan strategi cost leadership akan mendapatkan manfaat sbb: 1) low overheads, 2) high efficiency, 3) intolerance of waste, 4) limited perks, 5) wide spans of control, 6) high screening of budget requests, 7) rewards associated with cost containment, & 8) increased participation of employees in cost control efforts. Selain manfaat, ada risiko tertentu yang terkait dengan strategi cost leadership. Beberapa resiko pemilihan strategi ini antara lain; perubahan dalam teknologi industri mempengaruhi efektivitas strategi, strategi dapat ditiru oleh pesaing yang dapat mengurangi keuntungan organisasi, atau pelanggan dapat beralih ke produl lain tanpa mempermasalahkan harga dll. Konsep strategi berbiaya rendah menurut Kumar (2006)[2] sama dengan strategi kepemimpinan biaya menurut Porter. Beberapa hal menarik yang dapat disimpulkan dari tulisan Kumar selanjutnya adalah:- Jangan mengabaikan pesaing berbiaya rendah
Mengabaikan saingan berbiaya rendah adalah kesalahan.
- Keberlanjutan bisnis berbiaya rendah
Organisasi bisnis yang berhasil mempertahankan harga rendah (biaya rendah), menggunakan beberapa strategi. Mereka hanya fokus pada satu atau beberapa segmen konsumen, memberikan produk dasar atau satu manfaat lebih baik daripada yang dilakukan pesaing, dan mereka melakukannya setiap hari dengan harga rendah dan operasi yang memadai untuk menekan biaya.
- Kerangka kerja menanggapi pesaing berbiaya rendah
Saat perusahaan menemukan pesaing berbiaya rendah, manajemen harus mengevaluasi apakah pesaing tersebut akan mengarah pada segmen pasar yang sama atau tidak. Jika mengarah ke segmen yang tidak kita layani, maka tidak perlu khawatir.
Memperbaharui rantai nilai dalam CLS
Menurut Kumar, agar penerapan CLS berhasil maka manajemen harus memastikan bahwa total biaya diseluruh rantai nilainya lebih rendah dari total biaya pesaing. Terdapat dua cara untuk mencapai hal tersebut, yaitu:- Menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai secara lebih efektif daripada pesaing dan mengontrol berbagai faktor yang mungkin mendongkrak biaya aktivitas rantai nilai,
- Memperbarui keseluruhan rantai nilai organisasi untuk mengeliminasi atau memangkas aktivitas-aktivitas yang menambah biaya.
- Teknik keterampilan harus memiliki proses yang efektif,
- Metode dan teknik manufaktur (proses produksi) memfasilitasi perancangan produk,
- Inexpensive capital(modal rendah) harus tersedia untuk organisasi,
- Tenaga kerja harus diawasi dengan cermat,
- Biaya harus dikontrol ketat,
- Target kuantitatif memberikan dasar untuk insentif,
- Kapasitas maksimum organisasi harus dimanfaatkan,
- Ada hubungan dengan distributor & pemasok.