Browse By

KONDISI YANG MEMUNGKINKAN MANAJEMEN RS DI INDONESIA MENGGUNAKAN ”DIFFERENTIATION STRATEGIES”

Pendahuluan

Michael Porter mendefinisikan tiga strategi yang dapat digunakan organisasi bisnis dalam mendapatkan keunggulan kompetitif, yaitu: cost leadership, differentiation, dan focus. Pertanyaannya adalah apakah strategi  differentiation dapat diterapkan di RS Indonesia saat ini?, atau kondisi seperti apa yang memungkinkan manajemen RS  di Indonesia menerapkan strategi ini?. Karena itu, tulisan ini akan mencoba untuk mengangkat 2 hal tersebut.

Tentang differentiation strategy di RS

Organisasi bisnis (non RS), dapat mencapai keunggulan kompetitif melalui strategi defirensiasi, dengan menciptakan/melakukan: product differentiation, service differentiation, people differentiation, image differentiation, quality differentiation, & innovation differentiation[1]. Diferensiasi produk dicapai dengan menawarkan variasi bernilai dari produk fisik. Kemampuan untuk membedakan suatu produk sangat bervariasi, tergantung pada produk tertentu. Ada beberapa produk yang tidak cocok untuk banyak diferensiasi, seperti daging sapi, kayu dan notebook. Beberapa produk yang dapat divariasikan untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumen contohnya berupa peralatan, restoran, & mobil. Sedangkan dari aspek differensiasi layanan, terkait dengan layanan yang menyertai produk fisik. Misalna, walaupun suatu produk yang ditawarkan oleh 2 organisasi bisnis kelihatan serupa secara fisik, namun produk yang menawarkan layanan tambahan dapat mengenakan biaya premium untuk produk tersebut. Mary Kay cosmetics misalnya, menawarkan kosmetik perawatan kulit yang sangat mirip dengan bisinis kosmetik lainnya. Tetapi produk-produk ini biasanya disertai dengan sesi pelatihan informasi dan instruksional yang disampaikan oleh konsultan. Layanan tambahan ini memungkinkan Mary Kay untuk membebankan biaya lebih banyak untuk produk mereka daripada jika mereka menjual produk melalui cara yang lebih tradisional. Terkait pelaksanaan strategi diferensiasi di RS, sama tujuan dengan yang dilakukan di bisnis non RS yaitu mencapai keuanggulan kompetitif. Agar  dapat mencapai keuanggulan kompetitif, suatu RS harus mampu menciptakan produk/jasa yang lebih bernilai (dari sudut pandang pasien) dibandingkan pesaingnya. Apabila menggunakan strategi differentiation, maka suatu RS harus mampu menciptakan produk/jasa yang memiliki perbedaan "nilai lebih” atau lebih unggul dari pesaingya. Sedangkan strategi diferensiasi bertujuan untuk meningkatkan nilai melalui peningkatkan yang diterima pasien. Pada strategi ini, keunggulan bersaing diciptakan dengan memberikan ”sesuatu” kepada pasien yang tidak diberikan oleh para pesaing. Karakteristik produk yang berbeda menjadi focus strategi ini.
Baca Juga:  PENTINGNYA TRANSFORMASI MANAJEMEN RS PASCA COVID-19

Bagaiman RS di Indonesia menerapkan differentiation strategy?

Penerapan Differentiation Strategies secara penuh di RS Indonesia saat ini, terkendala denan adanya model pembayaran di era JKN (BPJS), yang secara pasar sangat banyak. Walaupun demikian, jika suatu RS hanya fokus pada pasien non BPJS maka sangat mungkin untuk menerapkan  Differentiation Strategies secara penuh, dengan resiko jumlah pasien yang kurang banyak. Pada kondisi tertentu, RS dapat menggunakan mix strategi, dimana  menerapkan Differentiation Strategies untuk pasien kelas atas (non BPJS), & menerapkan strategi cost leadership untuk pasien BPJS. Penerapan Differentiation Strategies oleh suatu RS di Indonesia, sangat bergantung pada beberapa hal: seperti posisi RS tersebut di pasar, target layanan (misalnya kelompok pasien kelas atas), & keunikkan layanan yang ditawarkan. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang memungkin suatu RS di Indonesia menerapkan strategi diferensiasi atau strategi campuran:
  1. Target pasien RS tersebut adalah pasien kelas atas,

Apabila target pasien suatu RS merupakan pasien dengan tingkat ekonomi kelas atas, maka RS tersebut dapat menerapkan strategi diferensiasi secara penuh. Artinya, seandainya terdapat pasien yang mempunyai kartu kepesertaan BPJS, saat mendapatkan layanan di RS tersebut, tetap membayar secara tunai seperti pasien kelas atas pada umumnya.

  1. Target pasein suatu RS adalah campuran antara kelas atas & kelas menengah bawah,

Apabila target pasien suatu RS adalah memberikan layanan untuk semua tingkat ekonomi pasien, maka RS tersebut harus menerapkan strategi campuran antara strategi diferensiasi & strategi cost leadership secara bersamaan. Strategi diferensiasi akan diterapkan untuk layanan VIP bagian pasien kelas atas, strategi cost leadership akan diterapkan untuk layanan kelas menengah kebawah, termasuk bagi pasien BPJS.

Baca Juga:  BENCHMARKING KINERJA RS
[1] Dena Waggoner, Revised by R. Anthony Inman, (tanpa tahun), Competitive advantage