Browse By

TREN YANG MEMPENGARUHI PRIORITAS STRATEGIS RS DI AS TAHUN 2023

Pendahuluan

Berbagai tren yang terjadi akan sangat mempengaruhi RS, terutama terkait dengan prioritas strategisnya. Menurut sebuah artikel di situs www.lifepointhealth.net, RS mengalami ketidakpastian di tahun 2022, yang ditandai dengan kelangkaan tenaga kera, kondisi keuangan yang sulit, dan kondisi medis menjadi lebih kompleks. Beberapa tantangan tersebut belum berkurang dan diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2023. Masih menurut artikel tersebut, terdapat 2 tren utama yang akan berdampak pada RS di tahun 2023. Hal ini tentunya  harus diantisipasi para pemimpin kesehatan dengan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tantangan ini secara efektif. Tulisan ini akan menjelaskan 2 tren utama mengacu pada artikel diatas, yaitu:  Combating the ongoing workforce crisis, Scaling chronic disease management.

Combating the ongoing workforce crisis.

Saat ini RS dihadapkan dengan upaya untuk memerangi krisis tenaga kerja yang sedang berlangsung. Menurut survei eksekutif perawatan kesehatan yang dilakukan McKinsey and Company, menyebutkan bahwa merekrut dan mempertahankan talenta klinis berkinerja tinggi tetap menjadi prioritas utama, Tiga faktor utama yang memicu kekurangan yang berkelanjutan ini meliputi:
  1. Elevated staffing costs

Karena berbagai lonjakan COVID-19, biaya tenaga kerja telah meningkat 25% sejak 2019. Hal ini semakin mempersulit RS untuk memenuhi permintaan layanan dengan tenaga kerja yang menurun drastis. Dukungan dari post-acute partner yang terfokus dengan jangkauan lokal dan nasional, membantu RS untuk mengidentifikasi dan mempertahankan bakat khusus. Hal ini dimungkinkan melalui data dan sumber daya nasional yang dapat membantu RS menemukan kandidat yang memenuhi syarat di seluruh negara. Ketika anggota tim yang tepat tersedia, kepuasan pasien, hasil, dan retensi karyawan meningkat.

  1. Worsening experience-complexity gap

Selain kekurangan tenaga kerja secara keseluruhan, RS menghadapi jenis kekurangan baru di antara tenaga kerja klinis, yaitu: pengalaman. Perawat baru tidak memasuki lapangan pada tingkat yang sama dengan perawat usia pensiun yang keluar dari dunia kerja. RS tidak hanya melihat kesenjangan besar dalam tenaga klinis yang berpengalaman, namun populasi pasien juga menjadi lebih tua dan lebih kompleks. Dengan meningkatnya komorbiditas, protokol yang lebih standar, dan masa rawat inap yang lebih singkat, RS mencari dukungan dari pakar industri untuk membantu meringankan ketidakseimbangan antara tenaga kerja dengan pasien.

  1. Capacity Constraints

Kurangnya tenaga kerja klinis, persediaan perawatan, dan ruang tempat tidur telah meningkatkan krisis tenaga kesehatan. Dukungan eksternal dari mitra terfokus memungkinkan RS untuk fokus pada perawatan berkualitas sementara mitra menyediakan sumber daya dan keahlian khusus untuk mengatasi tantangan seperti kendala kapasitas.

Baca Juga:  MENGELOLA PERSEDIAAN RS UNTUK MENGURANGI BIAYA (PART 2)

Scaling chronic disease management

Karena semakin banyak pasien yang mengalami berbagai kondisi kronis, RS mencari sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dalam komunitas lokal mereka. Misalnya, lebih dari 655.000 orang di AS meninggal karena penyakit jantung setiap tahun, sementara hampir 800.000 orang mengalami stroke setiap tahunnya. Dengan tingkat kenaikan yang terus berlanjut, biaya langsung dan tidak langsung untuk kedua penyakit ini dapat mencapai $1,1 triliun pada tahun 2035. Karena itu, memiliki mitra pasca-akut yang dapat membantu meningkatkan akses ke perawatan berkualitas khusus dalam komunitas lokal RS adalah penting untuk mengatasi penyakit kronis dan kompleks, serta meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.