HOSPITAL CULTURE
Pendahuluan
Budaya organisasi sangat terkait dengan pembentukan SDM. Idealnya, budaya organisasi harus mampu dijalankan dengan baik oleh seluruh SDM, membuat organisasi menjadi lebih berkualitas, dan tercermin dari sikap seluruh karyawan dalam organisasi. Karena itu, budaya organisasi yang berhasil secara otomatis akan memperoleh dukungan dari segenap jajaran manajemen sekaligus karyawan.
Implementasi budaya organisasi di RS merupakan suatu proses jangka panjang, yang membutuhkan keseiusan pihak. Disamping itu, budaya organisasi RS juga harus adaptif dan selaras dengan nilai-nilai organisasi (corporate value) untuk mendorong pemberdayaan karyawan dalam organisasi.
Hasil penelitian terkait budaya organisasi di RS
Hasil penelitian terkait budaya RS, telah ditulis Dyrda (2017)[1], yang mengacu pada hasil survey Agency for Healthcare Research and Quality's "Hospital Survey on Patient Safety Culture: 2016 User Comparative Database Report". Survei tersebut mencerminkan tanggapan dari 447.584 anggota staf RS dalam 680 RS diseluruh Amerika Serikat. Survei ini mencakup pertanyaan tentang penempatan staf, perubahan, budaya dan kepuasan karyawan.
Berikut ini adalah hasil survey Agency for Healthcare Research and Quality's "Hospital Survey on Patient Safety Culture.
- Staf yang cukup untuk menangani beban kerja: 51 %
- SDM di unit, bekerja lebih lama daripada yang terbaik untuk perawatan pasien: 50 %
- Kami menggunakan lebih banyak staf agen/sementara dari yang terbaik untuk pasien: 65 %
- Kami bekerja dalam mode krisis, berusaha melakukan banyak hal dengan cepat: 49 %
- Menurut karyawan, bidang kekuatan di RS adalah:
- Kerja tim dalam unit: 82 % positif
- Harapan dan tindakan manajer yang mempromosikan keselamatan pasien: 78 % positif
- Pembelajaran organisasi/peningkatan berkelanjutan: 73 % positif
- Area dengan respons positif rata-rata terendah dari karyawan, menunjukkan kemungkinan ada ruang untuk perbaikan, termasuk:
- Nonpunitive response to error: 45 % positif
- Handoffs and transitions: 48 % positif
- Staffing issues: 54 % positif
- Karyawan secara aktif mengambil tindakan untuk meningkatkan keselamatan pasien: 84 %
- Kesalahan telah menyebabkan perubahan positif di RS: 64 %
- Setelah melakukan perubahan untuk meningkatkan keselamatan, kami mengevaluasi efektivitasnya: 70 %
Pandangan SDM tentang manajemen
- Manajemen RS menyediakan iklim kerja yang mempromosikan keselamatan pasien: 81 %
- Manajemen RS menunjukkan keselamatan pasien adalah prioritas utama: 76 %
- Manajemen RS tampaknya tertarik pada keselamatan pasien hanya setelah suatu peristiwa terjadi: 61 %
- Anggota staf diberi umpan balik tentang perubahan yang dilakukan berdasarkan kesalahan: 60 %
- Staf akan berbicara dengan leluasa jika mereka melihat sesuatu yang berdampak negatif pada perawatan pasien: 77 %
- Anggota staf merasa leluasa untuk bertanya tentang keputusan atau tindakan tokoh otoritas: 49 %
- Staf takut untuk bertanya ketika ada yang tidak beres: 65 %
Kerjasama dengan unit lain di RS
- Ada kolaborasi yang baik antara unit RS yang harus bekerja bersama: 62 %
- Unit RS tidak saling berkoordinasi dengan baik: 49 %
- Sering tidak menyenangkan bekerja dengan staf dari unit RS lain: 63 %
[1] Laura Dyrda, 2017, 50 things to know about hospital staffing