TANTANGAN YANG DIHADAPI ORGANISASI LAYANAN KESEHATAN TAHUN 2022 HINGGA BEBERAPA TAHUN KEDEPANNYA (3-5 TAHUN KEDEPAN)
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 telah mengubah cara perusahaan melakukan bisnis, sehingga banyak yang menghadapi rintangan untuk bergerak maju. Perubahan ini seperti yang dilaporkanoleh Boston Consulting Group (BCG), terkait identifikasi lima tantangan utama yang dihadapi perusahaan pelayanan kesehatan akibat pandemi (Bardin, 2022)[1]. Masih menurut laporan tersebut, untuk menghadapi tantangan utama perusahaan perlu menyesuaikan diri dengan lanskap yang semakin digital dan berubah jika mereka ingin bertahan. Laporan BCG juga menyarankan bahwa agar perusahaan tidak mencoba untuk kembali ke "bisnis seperti biasa" dalam arti pra-pandemi. Sebaliknya, mendorong perusahaan untuk mengambil langkah dinamis, digital, dan tegas menuju normal baru.
Lima tantangan organisasi pelayanan kesehatan mulai tahun 2022
Menurut laporan BCG (Bardin, 2022), terdapat lima tantangan utama yang dihadapi organisasi pelayanan kesehatan mulai tahun 2022, yaitu;
- Digital engagement essential, not optional
Laporan BCG menemukan bahwa keterlibatan telehealth 11 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum pandemi, walaupun jumlahnya sedikit turun dari puncaknya pada tahun 2020. Lebih dari 60% perawatan primer akan dilakukan melalui telehealth. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa penyedia yang tidak menawarkan opsi virtual akan kehilangan pasien. Untuk beradaptasi, penyedia perlu mempertimbangkan serangkaian masalah: penjadwalan yang fleksibel, model kerja baru, & peningkatan pasien
- In-home and community care over hospital care
Laporan BCG menemukan bahwa mayoritas (60%) pasien menunjukkan preferensi untuk beralih ke perawatan di rumah atau komunitas yang jauh dari RS atau pengaturan terkait RS untuk perawatan. Selain itu, peningkatan pemantauan pasien jarak jauh serta peningkatan perawatan virtual memungkinkan perubahan tersebut. Pertumbuhan telehealth juga berkontribusi pada preferensi layanan kesehatan di rumah. Namun, perubahan ini tentunya bukan tanpa tantangan. Khususnya pada biotek dan farmasi, yang perlu mempertimbangkan perubahan pengaturan aplikasi perangkat, terapi, dan obat-obatan mereka ketika merancang distribusi dan produksi di masa depan. Laporan tersebut mengidentifikasi bahwa kerangka hukum, peraturan, dan penggantian biaya perlu disesuaikan dengan peralihan ke perawatan di rumah dan komunitas.
- Acceleration of science and technology
Laporan BCG menyatakan bahwa dengan efektifnya vaksin mRNA untuk Covid-19, maka bidang tersebut meningkatkan inovasi. Secara khusus, laporan tersebut mengantisipasi vaksin mRNA di masa depan untuk virus lain serta penggunaan mRNA untuk onkologi dan penyakit kronis dan akut. Pendanaan ventura di bidang ini juga mendorong pertumbuhan.
- Recruiting and retaining talent
Bahkan sebelum Covid-19 melanda, RS dan layanan kesehatan menghadapi masalah kepegawaian. Laporan BCG mengatakan bahwa masalah ini berdampak lebih besar pada RS saat ini. Dalam praktiknya, kekurangan SDM tersebut diterjemahkan menjadi penurunan kualitas perawatan. Secara khusus, laporan BCG mencatat bahwa peningkatan infeksi terkait RS untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun. Lebih lanjut, perusahaan menghadapi tantangan dalam menawarkan teknologi untuk meringankan beban jika memungkinkan, seperti mengotomatiskan entri data.
- Prioritizing health equity
Laporan BCG menekankan bahwa pada akhirnya perusahaan perlu melakukan upaya bersama untuk memprioritaskan kesetaraan kesehatan. Misalnya, menurut laporan tersebut orang kulit hitam di Amerika Serikat memiliki tingkat kematian akibat Covid-19 dua kali lipat dari orang kulit putih. Hal ini teradi karena kurangnya akses ke pengujian serta paparan risiko yang lebih besar. Hal ini menunjukkan masalah yang lebih besar dari komunitas yang kurang terlayani yang tidak memiliki akses ke terapi baru. Menurut laporan BCG, ke depannya, perusahaan akan menghadapi tantangan untuk menjangkau populasi yang rentan. Selain itu, perusahaan perawatan kesehatan perlu mempertimbangkan bagaimana berbagai demografi akan memanfaatkan produk mereka dan memastikan produk mereka melayani semua demografi yang terpengaruh. Pada akhirnya, perusahaan layanan kesehatan perlu mengatasi perubahan ini dan beradaptasi, terutama secara digital. Karena itu, laporan tersebut merekomendasikan perusahaan secara aktif mengatasi tantangan ini secara langsung dan menerapkan perubahan dari operasi ke rantai pasokan hingga keterlibatan pelanggan. Kegagalan untuk berubah akan merugikan mereka dan pasien mereka.
[1] Emma Bardin, 2022, 5 challenges healthcare faces in 2022 and beyond