PERLUNYA KOLABORASI ANTARA PENELITIAN & PERAWATAN KLINIS UNTUK HASIL PASIEN YANG LEBIH BAIK DI MASA DEPAN
Pendahuluan
Integrasi antara penelitian dengan perawatan klinis sangat penting. Hasil penelitian dan penemuan ilmiah, setidaknya dapat menghasilkan berbagai pendekatan yang berpotensi untuk meningkatkan hasil proses perawatan penyembuhan. Hal ini dapat menghasilkan penyembuhan pasien, mempercepat pemulihan, atau menyelamatkan nyawa pasien. Karena itu, mengintegrasikan sains dengan perawatan klinis dapat memperkaya tekhnis perawatan dan mengarah pada penelitian yang lebih terfokus dan terinspirasi pada pembahasan masalah pasien yang perlu diselesaikan. Pasien masa depan, juga dapat berharap untuk menjadi lebih dekat dengan kedokteran mutakhir karena RS semakin dekat dengan lembaga penelitian untuk berkolaborasi dalam terapi.
Living laboratories[1]
Pasien masa depan dapat berharap untuk menjadi lebih dekat dengan kedokteran mutakhir karena RS semakin dekat dengan lembaga penelitian untuk berkolaborasi dalam terapi. Menurut Dr Joanne Smith(President and chief executive of the Rehabilitation Institute of Chicago/RIC), mengintegrasikan penelitian dengan perawatan klinis sangat penting, dan sudah lama tertunda. Smith menambahkan bahwa saat ini, 86% penemuan ilmiah tidak pernah keluar dari laboratorium. Padahal, banyak sekali pendekatan, perawatan, dan bahkan penyembuhan potensial yang dapat menyembuhkan, mempercepat pemulihan, atau menyelamatkan nyawa, tetapi tidak pernah dikembangkan secara penuh atau efektif. Di AS saja, $100 miliar hilang dari ide-ide menarik dengan aplikasi tidak praktis yang dengan cepat disimpan dan dilupakan. Mengintegrasikan sains dengan niat akan mengurai simpul ini, mengarah pada penelitian yang lebih terfokus dan terinspirasi yang membahas masalah pasien yang perlu diselesaikan sekarang.
RS sudah siap menghadapi tantangan ini. Di RS Mackenzie Vaughan di Ontario, Kanada, terdapat strategi teknologi informasi, komunikasi dan otomasi (information, communication and automation technology/ICAT), di mana beberapa inovasi yang bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi inovatif dalam perawatan pasien telah diluncurkan. Hal ini menyebabkan terciptanya unit inovasi pertama dari jenisnya di Kanada pada tahun 2014, yaitu; living laboratory dengan 34 tempat tidur di mana ide-ide medis inovatif diuji dan dievaluasi sebelum disebarkan ke seluruh RS. Hal ini termasuk tempat tidur pintar dan alat klinis berkemampuan teknologi lainnya, pervasive computing (memanfaatkan komputer yang tertanam dalam objek sehari-hari untuk mengkomunikasikan informasi) dan ambient intelligence (lingkungan elektronik yang sensitif dan responsif terhadap kehadiran orang).
Di Shirley Ryan AbilityLab, RS penelitian baru RIC yang dibuka pada Maret 2017, para ilmuwan akan bergabung dengan dokter. Dr. Smith mengatakan bahwa kami memfasilitasi penyerbukan silang antara disiplin ilmu yang secara historis dan jelas terpisah, seperti ilmu saraf dan serat optik. Inti dari Shirley Ryan Ability Lab adalah lima laboratorium hidup, masing-masing dengan konfigurasi unik berdasarkan fungsi manusia yang dipelajari dan jenis eksperimen: think and speak lab (lab berpikir dan berbicara), legs and walking lab (laboratorium kaki dan berjalan), arms and hands lab (laboratorium lengan dan tangan), strength and endurance lab (laboratorium kekuatan dan ketahanan), dan paediatrics (pediatri). Di dalam laboratorium ini, ilmuwan dan dokter akan mendampingi pasien 24/7, memungkinkan penerjemahan penelitian yang lebih cepat dan lebih cepat ke dalam pengobatan. Struktur ini akan memberikan hasil yang lebih baik, lebih cepat bagi pasien, dan bahkan penyembuhan.
[1] Victoria Lambert, (tanpa tahun), Inside the hospital of the future